Hi Kalian!

14 0 0
                                    

Sebelum gue memulai menulis bab ini. Gue secara pribadi meminta maaf sebesar-besar nya kepada kalian semua yang (mungkin) telah menyakiti hati kalian semua hingga membenci gue selama-lama nya (never mind) baik dalam perkataan dan perbuatan gue selama ini. Sebagai manusia biasa sepantasnya saling memaafkan karena manusia tidak luput dari khilaf.

Wabil khusus untuk teman-teman kuliah gue, kalian semua hebat! i'm so proud of you. Hanya berbeda waktu kelulusan tidak mengurangi ilmu yang kalian gali dengan jerih payah sediri. See you on top guys!.

Untuk teman satu geng perantauan. Selama gue kuliah hanya kalian yang bisa gue andalkan. Maafkan gue yang selalu menjadi benalu bagi kalian hingga kalian muak untuk membantu gue. Setiap orang memiliki waktu kejenuhan tidak hanya perihal jenuh dengan pasangan, jenuh dengan teman sendiri pun ada nyatanya. 

Bab ini gue sekedar meluruskan apa yang terjadi setelah kami wisuda. Gue disini tidak melebih-lebihkan, gue hanya mengutarakan isi hati gue selama ini yang gue simpan rapat-rapat. Alasan mengapa gue selalu membantu orang lain, alasan mengapa gue menutupi apa yang gue rasakan secara pribadi, dan alasan gue selalu merespon pertanyaan "kamu kenapa?" dengan jawaban seperti mengada-ada (padahal itu kebenaran nya tidak mengada-ada) sebenarnya sudah terjawab di wattpad gue ini. Bagi kalian yang mengerti, kalau tidak mengerti gue tidak memaksa kalian untuk mengerti perihal keadaan pribadi gue. Jangan ambil sikap/sifat buruk nya di wattpad ini, ambil saja hikmah nya ya :).

Gue menyebutkan tokoh yang terlibat di wattpad ini dengan nama samaran ya guys, supaya kalian kepo dan berujung pusing hehe :)

Bab ini sebagai arsip gue, sebagai pembelajaran bagi kalian semua dan saya pribadi untuk saling menghargai satu sama lain. Gue mengakui kalau gue salah, gue egois, dan gue (mungkin) cuma bisa minta ini itu kayak ratu. Tapi gue ga ada pemikiran seburuk itu!. Kalian ga pernah tahu yang ada dipikiran orang lain dan kalian ga pernah tau apa yang dirasakan orang itu setiap detik hidupnya. Mohon untuk menghargai keputusan nya walaupun menjadi egois daripada berujung kematian karena gila :). I'm human too. 

Kalau kalian ngerasa gue membela diri, itu hak kalian terserah kalian berpikir bagaimana. Karena gue menjelaskan apa yang ada pada saat itu. 

Gue mulai dari alasan gue left grup pencaker (ngumpul weh). Hari itu gue berniat nginep di kosan Ara alasan nya besok pagi gue interview pekerjaan pertama gue. Gue sampe ke kosan Ara siang. Ga lama, gue dapat panggilan telepon dari bunda beriringan dengan rame nya grup pencaker. Bunda bilang hal yang tidak mengenakkan (curhat) tentang ayah gue sambil menangis. Gue tutup telepon bunda, gue nangis juga denger cerita bunda, dan untung nya gue saat itu punya temen curhat. 

Gue buka isi chat grup pencaker ternyata mau pada foto studio. Gue memberi usulan foto studio nya lusa, ternyata mereka pada ga bisa karena satu dua hal. Gue mengerti itu, gue simak lagi isi obrolan nya. Kenapa respon gue mengutarakan pendapat dijawab dingin seolah-olah ga welcome. Gue curiga ada yang ga beres. Gue menyadari kalau gue egois tapi satu penilaian yang salah dari kalian, gue bukan tipikal orang yang pengen menang sendiri/mengedepankan keinginan gue supaya ingin dijalankan. Gue lebih memilih mengalah karena tidak ada untung nya gue mempermasalahkan hal sepele. 

Karena keadaan pada saat itu kalut dan bercampur aduk, tidak ada salah nya dong gue menenangkan diri walaupun dikata orang itu egois dan akhir nya gue left dari grup. Orang yang berpikir itu hal yang egois berarti orang tersebut tidak bisa mengerti perasaan orang lain. Atau memang orang tersebut adalah keluarga bahagia dan sempurna seperti cerita dongeng. Walaupun cerita dongeng memiliki alur cerita yang mengerikan wkwkwk.

Ada untung nya juga sih gue keluar dari grup, gue bisa tau yang beneran temen gue dan bukan dilihat dari respon gue keluar dari grup. 

Gue ga bisa mikir lurus pada saat itu, pikiran gue campur aduk ga karuan. keesokan pagi nya gue diteror sama fake account instagram, nama instagram nya gigle.pimple berubah menjadi cutethunderbear dan sekarang nama kedua instagram itu ga ada :). Jujur sampai saat ini insiden itu sering terlintas di otak gue kalian menang dalam hal permainan mental :).

Gue sadar banget apa yang gue mau belum tentu orang lain sepakat (satu suara). Salah satu orang yang kenal gue cuma sebatas lewat ya gini. Kapan gue memaksakan kehendak gue? kalaupun ada emang sering?. kalau pun ada bukan semata-mata buat ke egoisan diri sendiri. Gue selalu menghargai orang disekitar gue, walaupun cara nya tidak berupa fisik. Gue selalu percaya, kalau kita menghargai orang lain maka orang lain bisa menghargai kita juga. Walaupun kebanyakan gue jarang dihargai, tapi ga apa" gue ikhlas membantu ga meminta pamrih apapun. Menurut gue, kalau gue membantu orang gue kecipratan pinter nya dan bisa menambah wawasan gue. Gue ga pernah ada niat jahat sedikit pun. Kalau kalian beranggapan gue munafik ya itu mah pemikiran kalian aja :).   

Gue emang memiliki sifat buruk sedari dulu yaitu sensitive (perasa) bukan berarti mudah marah. Kalau gue marah, berarti masalah itu masalah besar. Kalaupun gue marah sama hal sepele besok nya juga udah baikan lagi.  

Gue baca isi dm an ini bingung dan berujung nangis emang cengeng gue ini :'). Gue jadi berpikir saat itu, apa karena gue left dari grup. Segitu nya amat yaa ... Gue mikir lagi "kenapa ga ada yang nge pc gue?" (mau banget lu di pc). Yup sudah terjawab oleh fake account yang serba tahu ini kalau saya tipikal orang yang banyak alasan mengada-ada untuk mencari simpati. 

Gue ga bisa menjelaskan kejadian yang gue alami karena hal tersebut karena saat itu gue berat untuk menjelaskan nya nanti gue disangka sedang membual. Capek gue dituduh pembual. 

Gue berterima kasih kepada kamu yang sudah mengingatkan saya ternyata buruk nya aku adalah egois. Gue disini bukan nya membela, justru karena kita temenan cuma beberapa tahun bukan berarti kamu tahu segala nya tentang gue. 

Untuk menenangkan pikiran gue, gue menyibukkan diri dengan belajar, seperti belajar bahasa asing, dan membantu teman dalam mengerjakan skripsi. 

Insiden itu sudah berlalu walaupun gue masih bingung kenapa mereka seperti itu sama gue. Ada yang bilang kalau mereka iri sama gue, ada yang bilang mereka marah karena gue ga ngasih info loker ke mereka. Pakai logika saja, masa gue harus screen shoot semua loker yang ada diaplikasi loker?, gue bakal ngasih tau ada loker kalau ada loker semisal dari instansi pemerintah atau ada acara jobstreet. Gue dapet interview pertama gue itu dari aplikasi loker dan gue masih bingung ini perusahaan macam apa jadi gue ga mau share ke kalian sebelum gue tau perusahaan ini bergerak dibidang apa gimana kerja nya dll. 

Ibarat gue disuruh masuk kerumah angker padahal gue ga tau awal nya itu rumah nya angker rumor nya sekali masuk nyawa melayang. Gue ga mau cerita karena gue ga mau kalian juga masuk kerumah angker itu bareng gue. Biarin gue masuk dulu, kalau emang rumor nya benar gue ga akan share ke kalian kalau rumor nya salah gue share ke kalian. 

Cerita nya salah satu temen gue yang masuk grup yang sama berkunjung ke kosan gue. Gue sempet nanya kabar kalian. Gue kepo sebenernya apa yang terjadi setelah gue left dari grup itu. Temen gue ini cerita panjang kali lebar kali tinggi (bukan rumus volume persegi panjang ya). Temen gue ini nyeletuk "lu tuh punya apa sih, sampe mereka pengen ngejatuhin kamu ngehasut orang-orang biar benci sama kamu?". Gue jawab "ga tau" dan emang gue ga tau. Mendengar penyampaian temen gue itu, gue nangis dengernya. Hati gue bergumam "ada ya orang sejahat ini".

Seiring berjalan nya waktu, gue melupakan apa yang sudah terjadi. Walapun gue masih banyak berfikir yang tidak", (mungkin) itu hasil dari perkataan buruk, membuat orang menjadi insecure.

Alasan gue keluar dari grup sebenar nya sederhana. Jika gue merasa tidak dianggap didalam grup tersebut ngapain gue berlama lama didalam grup tersebut. Terkadang ada perasaan jenuh hanya menjadi reader saja. Giliran mengutarakan pendapat dikira nya pendapat gue harus lah diikut oleh semua anggota grup & terkesan gue yang ngebosy ga mau dengerin masukan orang lain.

Untuk kalian yang merasa tersindir gue minta maaf, untuk kalian yang merasa ga enakan sama gue karena udah nuduh gue yang bukan" gue dengan tangan terbuka sudah memaafkan kalian & ayo jalin silaturrahmi lagi, dan untuk kalian yang masih nyinyirin gue, terima kasih banyak dosa gue dihibahkan (berpindah) ke kalian hehe ...

Gue percaya untuk menjadi orang sukses butuh banyak teman dibelakang nya. Maka dari itu gue selalu menjaga silaturrahmi. Tapi kalau kalian mikir jelek tentang gue yaa gue ga maksa :). Tapi kalau butuh apa" bisa kontak gue.

Anak Pertama (Bukan Buku Biografi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang