Seperti kertas Putih yang halus tanpa ada goresan di dalamnya. Begitulah hati ku, masih suci,Belum tersentuh oleh laki-laki manapun.
-alviana-Alviana menatap langit kamarnya, Memikirkan laki-laki yang sudah dua hari ini membuatnya uring-uringan, Mulai dari terkena Bola basket, Diantar pulang, Makan Makanan pinggir jalan, Dan Melihatnya Bermesraan Dengan Wanita yang statusnya adalah Pacarnya. Siapa lagi laki-laki itu kalau bukan azka, Laki-laki yang telah membuatnya jatuh hati pada saat pertama kali melihatnya. Tapi ada satu hal yang mengganjal di pikirannya, Alviana seharian ini tidak melihat azka.
Lamunannya terhenti karna panggilan perutnya sudah berbunyi, alviana memang sedari pulang sekolah hingga saat ini belum menyentuh makanan sama sekali.
Akhirnya pun alviana turun ke dapur untuk memanggil Bi tina untuk memasakan makanan untuknya."Bi, Ka rezka udah pulang?" Alviana duduk di kursi meja makan sambil memainkan buah apel yang ada di depannya.
"Belum tuh non, dari tadi non pulang den rezka belum juga pulang ke rumah, kalo ibu sih tadi telpon masih di butik"
"Oh"alviana mengganguk paham.
Setelah alviana menyantap nasi goreng buatan bi tina, Alviana memutuskan untuk duduk di ruang tengah menonton TV sekalian juga nunggu rezka dan tante friska pulang. Tak lama setelah ia merebahkan tubuhnya di sofa, tiba-tiba handphone nya berdering, terlihat ada panggilan masuk di sana atas nama rezka.
"Hallo?" Suara di seberang sana.
"Apa?" Alviana menjawab dengan nada yang sedikit jutek.
"Malem ini gue ga pulang, Lagi di rumah azka, Besok gue jemput aja di rumah ya"
"Terserah"
"Udah makan belum? Gue tau soalnya bunda belum pulang kan?"
"Gausah nanya-nanya"
"Ngambek"
"Bodo"
"Yaudah gue balik sekarang"
"Yaa"
"Eh tapi gajadi deh"
"Bodo"
"Jangan ngambek atu neng,Geulis nya ilang nanti"
"BODO BERISIKKKKKK!!!!!!" Alviana menutup telpon itu dengan perasaan kesal, Dan untung saja rasa kesal itu langsung hilang Karna tante friska datang.
"Belum tidur al?" Tante friska datang menghampiri alviana yang sedang duduk di sofa saat ini.
Alviana hanya menggelengkan kepalanya sebagai tanda jika ia belum tidur.
**********
Pagi ini yang alviana sedang menunggu apa yang sedang ia tunggu, namun hal yang di tunggu itu tidak kunjung datang. Menyebalkan memang, Tapi apa boleh buat, memang alviana harus seperti ini.
"Bareng tante aja ya sayang, Rezka udah ga mungkin bakal jemput kamu," Tante friska datang menghampiri alviana.
Alviana hanya mengangguk paham. Tante friska melajukan mobilnya membelah jalanan kota jakarta, Menuju ke sekolah alviana memang membutuhkan waktu yang lumayan lama Sekitar 25 menit jika jalanan lancar, Dan bisa 40 menit jika jalanan sedang dilanda kemacetan. Beruntung saja hari ini jalan tidak terlalu ramai, Jadi Alviana bisa sampai di sekolah tepat waktu.
"Tante antar sampai sini aja ya al,Tante langsung pergi, Kamu pulang sekolah bareng rezka kan?" Tante friska membuka jendela agar terlihat wajah alviana.
"Iya tan," Alviana mencium tangan tante friska lalu beranjak pergi menuju kelasnya.
Pagi ini, Pagi yang cerah, Secerah wajah dan hati alviana. Pagi yang indah, Seindah raut wajah alviana, pagi yang ceria, Seceria seorang alviana.
Baru saja alviana sampai di depan pintu kelas, Langkahnya sudah terhenti oleh panggilan dari anggi, Teman sebanggkunya yang sangat bawel itu.
"Alviaa Ini lo dapet surat di atas meja lo....." teriak anggi membuat seisi kelas menoleh kearahnya.
Alviana berjalan ke arah bangkunya, dilihatnya benar saja sudah ada sepucuk surat dan brownies Coklat di atas mejanya.
"Dari siapa?" Alviana meraih surat itu, Kemudiam membukanya perlahan-lahan.
"Gatau" Anggi Mengangkat kedua bahunya.
Aku memang tak bisa terang-terangan mengatakan bahwa aku kagum pada mu, Tapi aku berani Mengungkapkan kepada sang maha pencipta agar aku bisa di dekatkan padamu pada waktu yang tepat.
-APW-
Seperti itu lah isi sepucuk surat itu, yang kini sedang alviana baca di taman sekolah sambil membaca buku pelajaran yang sebenarnya hanya sebagai pajangan saja setelah alviana membaca surat itu. Senyumnya merekah setelah membaca surat itu, Isinya yang sangat membuatnya kagum juga terhadap pengirim surat itu.
"DARRRRRRR" suara itu membuatnya kaget dan langsung berdiri dari tempat duduknya.
Alviana berdiri dan menghadapkab pandangannya ke belakang terlihat disana ada seorang laki-laki yang membuatnya kesal dari semalam.
"Apaa sih ngagetin aja" Alviana kembali duduk ke tempatnya.
"Biarin," Rezka duduk di sebelahnya, Sambil memandangi Wajah alviana yang sedang terfokus pada permainan Futsal yang ada di hadapannya." Eh jangan di liatin mulu kek,duh nanti Bolanya bisa-bisa salting di liatin sama lo"
"Bawell banget" alviana menutup mulut rezka menggunakan buku paket biologinya.
"Ngambek aja, Nanti kita pulang sekolah ke caffe eskrim deh" Rezka membujuk alviana agar alviana memaafkan nya karna tadi pagi rezka tidak menjemput alviana dirumah.
Alviana hanya menggangguk dan beranjak dari tempat duduknya untuk menuju ke kelas. Di saat perjalanan menuju ke kelas, Tiba-tiba ada sesuatu Benda kecil yang menghantam kepalanya. Alviana pun mengambil kertas kecil yang di gulung-gulung itu.
Surat apaan lagi ini? Batinnnya
KAMU SEDANG MEMBACA
VOUS ETES TOUT
Roman pour AdolescentsBerawal dari sebuah lemparan bola basket aziz yang mengenai kepala Alviana, Mengantantarkan Azka dan alviana bertemu dan saling jatuh cinta, Alviana yang baru saja masuk sekolah untuk pertama kalinya sudah mendapatkan musibah yang berujung menyenang...