Aku bertanya-tanya dari mana asal perbincangan kita selama ini. Perbincangan kecil yang semakin lama semakin meluas.
Begitu hangat, dan membahagiakan.Tak jarang aku merasa ada banyak kupu-kupu yang beterbangan di dalam hatiku, membuatku geli dan tanpa sadar menyimpulkan senyum kecil di sudut-sudut bibirku.
Kadang aku bertanya, apa kau juga merasakan hal yang sama sepertiku? Tersenyum setiap kali
melihat ruang obrolan kita yang penuh dengan barisan kata-kata tak berfaedah, tertawa setiap kali aku membuat lelucon atau merasa kesal karena kalah darimu, juga tersenyum saat kau hendak terlelap di bawah selimut hangatmu, mengingat-ingat semua candaan kita. Apa kau merasakannya? Jujur saja, aku melakukannya.Kini, tanpa sadar percakapan kita berlanjut tanpa akhir. Atau mungkin karena tak ada satu pun diantara aku dan kamu yang ingin mengakhiri. Naif memang. Tapi itulah nyatanya.
Aku terlalu sayang untuk melepasmu. Aku terlalu takut untuk tidak bisa tertawa bersamamu. Dan aku terlalu malu untuk mengakui bahwa aku diam-diam merasa nyaman di dekatmu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Catatan Pena
PuisiCatatan pena, aku berkata. Catatan pena, aku bercerita. Catatan pena, semoga kau suka.