Met tahun baru *ditimpuk orang sekampung*--Januari dah mo abis baru ngomong met tahun baru sekarang wkwkwkwk ...
Maafkan saya, karena seperti biasa, lagi-lagi saya terlambat mengupload bagian terbaru untuk The Healer.
Maaf untuk Matadewa yang terlalu lama menunggu hehehe, tapi saya gak sepenuhnya php kok, karena saya berjanji bagian ini tidak akan di upload melewati tanggal 25 Januari, dan cerita ini pada akhirnya memang tidak melewati tanggal 25 Januari. Tepat waktu (1 bulan dari update terakhir).
in any case, I shouldn't keep you guys waiting. Enjoy
---
Gerimis menyambut tibanya Ho'okano, Darien dan Ji Yan di gerbang belakang kastil Morbos. Matahari sudah lama tenggelam dan udara Morbos yang biasa terasa sejuk, kini dingin menusuk. Darien mengeratkan dekapannya pada tubuh Ji Yan yang pulas terlelap dalam bungkusan jubahnya. Efek sihir jubah itu seketika memberinya kehangatan, tapi tak cukup hangat untuk membuat tubuhnya berhenti menggigil. Ia benar-benar berharap Marc, kepala pelayan kediaman Ho'okano, tidak berlama-lama dalam membuka gerbang di hadapan mereka.
"Apa itu normal?" pertanyaan dilontarkan Ho'okano dari kuda di sebelahnya langsung membuat tabib itu menatapnya dengan senyuman. Darien jelas tahu apa maksud dari pertanyaan Ho'okano. Kulitnya kini memancarkan sinar redup yang jelas terlihat ganjil.
"Mekanisme perlindungan tubuh. Jika manusia normalnya menggigil saat kedinginan, penyihir biasanya memancarkan sihir dari dalam tubuhnya untuk menghangatkan tubuh," jelas Darien yang hanya ditanggapi dengan kernyitan dahi dari Ho'okano. Pria itu kemudian meraih sebuah selimut dari tas pelana kudanya dan menyerahkannya pada Darien yang langsung diterimanya dengan senang hati. Perlahan, agar tak membangunkan Ji Yan, Darien langsung membungkus tubuhnya dengan selimut pemberian Ho'okano, dan cahaya yang terpancar dari tubuhnya pun seketika menghilang.
"Selamat datang, Tuan tanah Morbos!" Marc menyambut mereka saat gerbang akhirnya dibuka. Pria berumur itu membungkukkan tubuhnya dalam-dalam dan merentangkan tangannya untuk menggiring mereka masuk. Darien sebenarnya betul-betul tidak perduli dengan tingkah laku pria itu, ia hanya bersykur karena akhirnya gerbang itu dibukakan bagi mereka. Ia merasa telah menunggu di tempat itu selama berjam-jam dan ia benar-benar membutuhkan kehangatan perapian kastil. Ho'okano sayangnya, sama sekali tak terkesan dengan kinerja bawahannya.
Darien dapat melihat jelas kejengahan di wajah pria itu. Marc bukan orang jahat sebenarnya, tapi latar belakangnya yang bukan berasal dari kaum berpendidikan, membuat tindak tanduknya yang ingin selalu meniru kepala pelayan dari rumah-rumah bangsawan lain, terlihat berlebihan. Seperti tingkahnya kali ini. Darien yakin, sebagai ganti langsung membukakan gerbang untuk mereka, pria itu jelas mengambil waktunya untuk bersolek terlebih dahulu. Hal ini terlihat jelas dari pakaiannya yang tampak licin dan rapi, serta rambutnya yang tampak sempurna, terlepas dari kenyataan bahwa saat ini jelas telah lewat tengah malam. Sebagai seorang majikan, Ho'okano jelas sama sekali tidak senang menyadari hal ini.
"Tabib Plouton dan putrinya akan bermalam dengan kita malam ini. Siapkan air mandi, makan malam dan kamar untuk keduanya!" perintah Ho'okano tegas seraya menggiring kudanya masuk ke dalam kastil. Menghiraukan sepenuhnya tindak tanduk Marc, yang secara berlebihan memberi arahan kepada pengawal untuk menutup gerbang dan berlari untuk menyamai langkah kuda tuannya. Darien mengikutinya dalam diam.
Tingkah laku Marc membuatnya teringat dengan bujang-bujang muda di rumah orang tuanya. Mereka tampak sangat bersemangat, canggung dan berlebihan. Tingkah laku mereka kadang membuat kehidupan Darien, saat berpapasan dengan mereka, sedikit tidak nyaman, tapi di satu sisi ia tahu bahwa itu adalah salah bagian dari sebuah proses. Suka atau tidak mendapat pelayanan, salah satu tugas bangsawan adalah menyediakan cukup lapangan kerja bagi bawahannya, dan salah satu lapangan pekerjaan itu adalah pelayan. Pekerjaan yang tidak mewajibkan pendidikan tinggi, tapi tetap membutuhkan kegigihan, dedikasi dan kerja keras. Pekerjaan ini juga membutuhkan kemampuan kerja kelompok dan pengetahuan dalam tatakrama yang tidak dapat didapatkan secara instan.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Healer [Canceled Series]
FantasyDarien Otoniel Plouton adalah seorang tabib. Muak dengan kehidupannya di kota besar, Darien membereskan seluruh perlengkapannya dan memutuskan untuk menerima panggilan dari Morbos, desa terpencil yang terletak di pulau Vitum. Pulau yang bahkan kebe...