Setelah selesai meminta maaf dan mengurusi administrasi sebagai tanda tanggung jawab orang yang menabrak Alatha kemudian berpamitan pulang.
***
Sudah 1 minggu Alatha di rawat di rumah sakit, dan hari ini dia sudah di perbolehkan pulang. Sebenernya dari kemarin Alatha sudah bisa keluar tapi orangtua Alatha bersikukuh untuk Alatha berada di rumah sakit beberapa hari lagi, agar dia benar-benar sembuh.
Selama itu pula orangtuannya dan orangtua Alm.Kaennan slalu bergantian menjaga Alatha. Bagi orangtua Kaenan, Alatha adalah anak mereka juga. Dan mereka sangat menyayangi Alatha seperti anak kandungnya."sayang, nanti jangan lupa makan ya, mama Rena sama papa Adio pamit pulang dulu" ucap Rena dengan mengelus puncak kepala Alatha.
"iya ma, mama sama papa hati-hati ya. Maaf udah buat mamah sama papah khawatir sama Alatha. Dan juga salam buat Debian dirumah, pasti dia ngambek karna mamah jarang dirumah seminggu ini" Alatha ternyesum pada Rena.
"gapapa kok sayang, Debian ngertiin kamu, ya udah mamah pamit ya" Rena mencium kedua pipi Alatha lalu berlalu pergi meninggalkan Alatha.
Debian itu adik Kaennan, lebih tepatnya kembarannya. Meski mereka tidak identik sama sekali. Alatha sendiri tidak terlalu dekat dengan Debian setelah kepergian Kaennan. Debian sama halnya dengan Alatha. Sikapnya berubah jadi dingin setelah kepergian Kaennan. Bagi Debian, Kaennan adalah semangatnya hidup. Kaennan mengarkan banyak hal padanya. Sifat baik, ceria, dan ramah yang selalu Kaennan tunjukan dihadapan orang membuat Debian merasa jika tidak ada Kaennan maka semua gak seindah ini.
Dan benar saja, semua berubah jadi kelam setelah kepergian Kaennan.
Dia bahkan juga pindah sekolah sama halnya dengan Alatha dan Derina. Mereka tak sanggup jika harus terus disana dengan bayangan Kaennan. Semua itu menyakiti jiwa mereka.
Debian bahkan memutuskan untuk tidak menemui Alatha lagi, karna setiap kali melihat Alatha rasanya seperti melihat Kaennan, dan itu melukai jiwanya.Flashback on
1 tahun yang lalu, tepatnya saat Debian, Kaennan, Alatha dan Derina pergi ke puncak untuk liburan akhir bulan.
Sebelumnya semua baik-baik saja, tak ada yang merasakan apapun.
Saat itu Debian dan Kaennan sedang berenang di kolam renang yang ada dibelakang villa, ada Alatha juga Derina. Tapi mereka hanya tiduran santai di pinggiran kolam."kenan..."panggil Alatha lembut.
"iya Al..." jawab Kaennan dan menepi kedekat Alatha.
"udahan gih berenangnya, ntar kamu malah kedinginan." ucap Alatha sedikit khawatir.
"yah, baru juga bentar Al" keluh Debian.
"ye. Kalo elo mah gue gak perduli mau sampe besok kek, lagian gue kan nyuruh Kaenan" jawab Alatha sinis.
"oh iya ya. Ngapain gue yang protes" Debian menunjukan cengiran bodohnya.
"dasar bodoh, Der urusin noh pangeran lo"Alatha menoleh ke Derina.
"hueekk..." Derina berAkting muntah.
"pangeran kodok mungkin maksud lo Al " sambung Derina.
Alatha dan Kaenna pun tertawa terbahak-bahak sementara Debian sudah mengoceh tak jelas.
Karena ngambek akhirnya Debian naik dari kolam dan langsung masuk ke dalam kamar mandi."gila lo Der, ngambek noh " ucap kaennan di sela-sela tawanya.
"biarinlah, biar waras dikit elah dia" Derina mengangkat bahunya acuh.
"ya udah, kamu juga mandi gih, " Alatha menatap Kaennan.
"iya baby, ini juga mau mandi" Kaennan menarik sebelah pipi Alatha.
"ck," Alatha berdecak kesal dengan kalukuan pacarnya itu.
Tok tok tok
Suara ketukan pintu membuat lamunan Alatha buyar, air matanya bahkan sudah menetes dengan derasnya di pipi.
"siapa" teriak Alatha dari dalam kamar .
"ini gue Arion Al" sahutan dari luar.
"masuk aja gak di kunci Ar" Alatha menyeka airmatanya yang tertinggal di pipi.
Arion membuka pintu kamar Alatha dengan perlahan, setelah itu ia masuk dan berjalan menuju sisi ranjang Alatha bersandar saat ini.
"gimana kaedaan lo sekarang? "tanya Arion lembut.
"udah baikan, besok juga udah boleh sekolah kok Ar,btw makasih udah sering jenguk gue di rumahsakit" Alatha tersenyum tipis pada Arion.
"sama-sama Al, kan gitu gunannya temen, slalu ada disaat kita butuh, slalu nyemangatin kita saat kita terpuruk, gue seneng lo udah sembuh" ucap Arion tulus.
"lo bisa aja Ar," Alatha meninju pelan lengan Arion.
Memang setelah kecelakaan itu Arion dan Alatha menjadi dekat, dan sedikit demi sedikit Alatha mulai mau terbuka dengan orang-orang sekitarnya. Melihat perubahan itu kedua orangtua Alatha dan orangtua kaennan, menjadi senang, karena perlahan es beku dalam putri mereka mulai mencair menjadi air dan itu berkat Arion. Jadi tak ada alasan untuk tidak mengizinkan Alatha dengan Arion.
Termasuk Aaron, dia juga sangat berterimakasih pada Arion karna sudah membuat Alatha menjadi sedikit lebih ceria.
Aaron merasa bersalah karena saat dimana keterpurukan Alatha ia tak ada disisi gadis itu. Saat itu Aaron dan keluarganya pindah keluar negeri, dan kehilangan kontak. Jadilah Aaron tidak tau apa-apa pada keempat sahabatnya di Indonesia.***
Ekhm ekhm, jum'at berkah kak...
Maaf pendek, maaf jelak dan gaje.
Aku masih belajar kak.
Semoga suka ya,Jangan lupa Tinggalkan vote n comment kak .
KAMU SEDANG MEMBACA
With Or Without Me [?]
Teen Fiction-Butuh sejuta tahun bahkan seumur hidup untuk melupakanmu, tapi mengahanya hanya butuh sepersekian detik untuk mengingatmu kembali [?]- Alatha Agaella. Gadis yang mencoba bangkit dari keterpurukannya karena kehilangan kekasihnya. Sementara itu ada...