4

30 6 2
                                    

Hari ini Alatha sudah kembali masuk sekolah. Hari ini seperti biasa dia di antar oleh Aaron. Karena arah kantor dan sekolah Alatha yang satu arah mau tidak mau Alatha harus menuruti Aaron yang ingin mengantar jemput Alatha. Aaron merasa harus menjaga Alatha,karna itu adalah tanggung jawabnya karena tak ada disisi Alatha saat kepergian kaennan. Sampai ada seseorang yang bisa ia percaya untuk menjaga Alatha dengan sepenuh hati, baru Aaron akan melepaskan Alatha.

"belajar yang bener,"pesan Aaron lalu mengacak rambut Alatha.

"ck,iya" jawab kesal.

Setelah itu Alatha turun dari mobil Aaron. Dari tempat dia berdiri sekarang Alatha dapat melihat Arion melambaikan tangan padanya sambil tersenyum.
Alatha membalas senyum Arion, setelah kepergian mobil Aaron, Alatha berjalan menghampiri Arion.

"selamat datang di sekolah lagi Alatha" sapa Arion dengan senyum yang mengembang di bibirnya.

Alatha hanya menanggapinya dengan senyuman, lalu mereka berjalan menuju kelas bersama. Sepanjang koridor banyak siswa yang memperhatikan Alatha dan Arion. Bukan mereka tak suka atau bahkan iri, hanya saja mereka heran bagaimana bisa seorang Alatha yang tak tersentuh sama sekali itu berjalan beriringan dengan seorang murid baru. Tapi di samping itu mereka juga sedikit senang karena Alatha sudah tidak sedingin dulu dan mulai mau bergaul dengan temannya di kelas, walau hanya sebatas kelas saja.

********

"telfon Aaron gih" suruh Derina pada Alatha.

Alatha memgernyitkan dahinya menatap Derina tak mengerti. Sementara Derina memutar bola matanya kesal.

"telfon, kalo lo pulang sama gue Alatha sayang" ucap Derina menahan kesal.

"oh." jawab Alatha singkat, lalu setelahnya dia menghubungi Aaron dan mengatakan bahwa ia akan pulang bersama Derina.

Derina menatap Alatha sendu, sebenarnya malam ini ia akan mengajak Alatha bertemu dengan Debian. Ini sudah 1 tahun, dan ini sudah terlalu lama untuk memberi waktu pada mereka. Derina merasa ini saatnya membuat Debian maupun Alatha melepaskan Kaennan, tidak mungkin kan mereka seperti saling membenci seperti sekarang untuk selamanya? Hello, hidup itu buat masa depan bukan masalalu!

"kenapa?" tanya Alatha saat melihat raut wajah sedih Derina.

"gakpapa" Dusta Derina dengan menyunggingkan senyum tipis di bibirnya.

Alatha hanya mengangguk-angguk paham. Padahal ia sudah bisa menebak apa yang sebenarnya dipikirkan oleh Derina, sahabatnya. Pasti Derina saat ini sedang mengasihani Dirinya karena balum bisa melupakan Kaennan. Miris memang, tapi itu adalah kenyataannya, kenyataan bahwa Alatha masih sangat mencintai kaennan. 1 tahun bukanlah waktu yang cukup untuk Alatha, mungkin seumur hidupnyapun tidak akan cukup untuk melupakan kaennan. Tapi bagaimana jika takdir berkata lain dengan mengirim malaikat untuk menolong Alatha dari keterpurukannya? Tidak ada yang tahu bukan?!

"aku gak lagi mengasihani kamu Al" ucap Derina tiba-tiba, tapi sama sekali tak menatap Alatha.

"aku gak berfikir gitu" ucap Alatha datar, sama-sama tak mengalihkan pandangannya.

"ck,sejak kapan Alatha jadi pembohong?"tanya Derina Sarkastik.

"sejak dia pergi" ucap Alatha sendu lalu tertawa getir.

"mau sampe kapan?" tanya Derina dengan nada sedih.

Alatha diam tak menjawab pertanyaan Derina. Tatapannya lurus kedepan. Ingatanya kembali pada sosok kaennan. Ingatan itu selalu muncul secara tiba-tiba.

"Agel..." panggil Derina lirih.

Alatha menoleh kearah Derina yang juga tengah mentapnya dengan sendu, tapi sebaliknya Alatha malah menatap tajam Derina. "stop it(!)" ucap Alatha datar dan tajam, hingga seakan menusuk .

Alatha bangkit dari duduknya, dia berjalan keluar kelas. Membiarkan Derina menangis sendirian. Ini semua salah Derina menurut Alatha, jadi Alatha meresa tak harus menenangkan Derina.
Arion yang melihat kejadian itu mendekati Derina. Dia tau dua sahabat itu sedang bertengkar sekarang.
Arion menyodorkan sapu tangannya pada Derina. Derina mendongakkan kepalanya terkejut, melihat Arion berdiri di depannya.

"makasih" ucap Derina dengan senyum tipis.

"kalian lagi ada masalah?" tanya Arion to the point.

Derina hanya tersenyum tipis menanggapi pertanyaan Arion, ia merasa tak harus menjawab karena pasti Arion juga tau sendiri jawabannya.

*****

Jeng....jeng...jeng

Makasih buat yang baca dan votment, kalian segalanya.

With Or Without Me [?]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang