11

38 5 0
                                    

Setelah melihat Alatha bersama seseorang yang tidak lain adalah Debian, teman Rivan sewaktu smp , Rivan merasa dirinya terlupakan oleh Alatha. Selain karena mereka tidak sekelas di tambah juga karena mereka memang belum lama berteman, jadi wajar saja jika dia dengan mudah terlupakan.

Hari ini Rivan berniat mengajak Alatha kekantin bersama. Seperti biasa Rivan berjalan dengan gaya coolnya dengan  sedikit senyum yang membuat seluruh siswi di koridor kelas 12 menjerit histeris.
Rivan bersandar di dinding depan kelas Alatha, kedua tangannya ia masukan di dalam saku celananya membuat kharismanya meningkat berpuluh-puluh kali lipat.
Tak lama kemudian Alatha keluar bersama Debian, Derina  dan Arion.

"eh, ripan.." sapa Alatha ketika bertemu Rivan di depan pintu kelasnya.

"Rivan?" sapa Debian dengan sedikit terkejut dan tak percaya, lalu mereka berpelukan ala cowok.

"gila, gue gak nyangka lo sekolah disini ternyata" ucap Debian senang.

"lo aja yang kudet yan, udah baikan lo pada?" tanya Rivan pada Debian.

"seperti yang lo lihat" Debian menaik turunkan alisnya.

"katanya mau kekantin, kok malah ngobrol disini sih" ucap Derina dengan nada kesal.

"udah gak usah di monyong-monyongin gitu der, ntar gak cantik lagi lo" ucap Arion sambil menarik pipi Derina.

"ih, rion apaan sih" Derina mencebik kesal.

"jadi gue sendiri nih yang jones di sini?" tanya Alatha tiba-tiba.

"lo kan sama gue" ucap Debian dan Rivan bersaam, dan menggandeng lengan Alatha bersamaan juga.

"heh, lepasin tangan lo" ucap Debian pada Rivan.

"lo yang lepasin" balas Rivan.

"elo."

"elo"

"gue bilang elo"

"seharusnya itu elo"

"STOP! mending lo berdua aja yang gandengan, bye!" bentak Alatha kesal.

Alatha menyentak tangan kedua lelaki itu bersamaan,kemudian meninggalkan Mereka berempat di depan pintu kelas untuk kekantin.

Rivan dan Debian jalan berjajar di belakang Alatha, sementara Arion dan Derina berada di belakanganya.

****

Lagi - lagi hari ini Derina merasa semakin bahagia.
Karena Alatha tak lagi terlalu larut dalam keterpurukan, dan itu semua berkat Debian dan juga Rivan. Derina tau kalau Debian memang mencintai Alatha sejak Alatha masih bersama Kaennan. Debian juga tau tak hanya dirinya yang mencintai Alatha tapi juga keduan kakak sekaligus sahabatnya.
Tapi takdir hanya mempersatukan Alatha dengan kakaknya, dan akhirnya Debian juga Aaron harus mengubur dalam perasaan mereka.

"la,,," panggil Debian lirih.

"ya, bi, ada apa? " tanya Alatha lembut namun masih fokus pada buku yang dia baca.

"bentar lagi ujian ya? "

"iya, emang kenapa?" Alatha menutup bukunya kemudian menatap Debian.

"kamu mau lanjut dimana la?"

"aku belum tau, kalo kamu?"

Debian tersenyum tipis, hatinya masih ragu untuk mengatakan ini, namun jika tidak sekarang kapan lagi. 
Akhirnya Debian meyakinkan hatinya bahwa dia bisa kali ini.

"papa pengen aku lanjut di Paris la. " ucap Debian dengan senyum getir.

Seketika Alatha merasa dadanya sesak mendengar ucapan Debian.

"kamu mau ninggalin aku?" tanya Alatha menahan sesak yang menggejolak di dadanya.

"aku gak mau ninggalin kamu" Debian menatap Alatha lekat - lekat dan menggenggam erat tangan Alatha.

"tapi kamu bilang..." Alatha tak mampu melanjutkan kata-katanya, karena tangisnya sudah lebih dulu pecah.

"hei, jangan nangis" Debian berusaha tegar dihadapan Alatha.

"aku gak suka liat kamu nangis, apalagi ini karena aku" ucap Debian lagi sambil menyeka air mata Alatha.

"jangan pergi bi.. " Alatha memeluk Debian erat.

"aku mau ikut kamu bi..." Lanjut Alatha, tangisnya semakin pecah.

"kamu yakin La?" tanya Debian memastikan,

"ya,aku yakin" jawab Alatha tegas,

"kalo gitu nanti aku akan bicara sama ayah bunda, mama dan papa  .tapi kalo mereka gak ngasih izin, kamu harus tetap disini ya la?" Debian membelai lembut rambut Alatha.

Alatha hanya mengangguk sebagai jawaban.

****

Hari ini adalah hari yang paling bahagia untuk Derina, karena akhirnya Arion memutuskan untuk menjadikan Derina kekasihnya.

Setelah pulang sekolah tadi, karena Alatha bersama Debian akhirnya Arion mengajak Derina pergi makan.
Awalnya hanya sekedar makan biasa, namun tanpa Derina duga ternyata Arion menyanyi di atas panggung yang ada di kafe tersebut, yang ternyata sudah di rencanakan Arion sedari kemarin.

Arion menyanyi dengan suara yang memukau, hingga tanpa sadar Derina mengukir senyumnya sedari tadi. 
Hingga lagu itu selesai Arion mengungkapkan perasaannya pada Derina.

"Der, gue tau kita belum lama kenal, gue juga sadar gue bukan kali pertama yang kek gini sama lo, tapi der gue disini pengen slalu ada buat lo, gue pengen slalu jaga lo, gue pengen jadi yang pertama tau saat lo bahagia atau pun sedih. Karena gue sayang sama lo Derina, will you be my girl friend?" begitulah ucapan Arion saat itu.

Derina masih diam terpaku di tempatnya, sungguh dia tak bisa berkutik sama sekali. Rasanya mulutnya tak bisa untuk berbicara padahal hatinya mendesak untuk mengatakan iya.

"please, say yes Der..." ucap Arion lagi.

Kini Arion sudah tepat di depan Derina, dia menggenggam erat tangan Derina, dan menatap Derina dalam-dalam. Seolah meyakinkan Derina bahwa dia memang serius untuk ini.

"ya, aku mau Ar" jawab Derina malu-malu.

Saking senangnya Arion langsung menarik Derina kedalam pelukannya. Tidak perduli pada pengunjung kafe yang berteriak histeris melihat adegan itu.

********

Akhirnya bisa update lagi. 

Jangan lupa vote and commentnya kak.

delAgustin.

With Or Without Me [?]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang