9

23 6 0
                                    

Disinilah mereka akhirnya, di Time Zone . Setelah makan tadi akhirnya Derina, Alatha dan Rivan memutuskan untuk bermain di Time Zone, selagi masih siang.
Kali ini Derina benar-benar takjub dengan Alatha, dia mau bermain di Time Zone! Dan yang lebih mengejutkan lagi yang bisa membujuk Alatha bermain adalah RIVAN. Seorang Rivan yang baru beberapa kali Alatha kenal dengan segala tingkah konyolnya yang begitu menarik perhatian Alatha membuat Derina jadi dilema, tentu saja dilema yang sangat menyesakkan. Dia harus mendukung siapa untuk meluluhkan hati Alatha? Ah, itu seakan membuat kepala Derina pecah.

"Der,,,"panggil Alatha pelan, dia merasa takut melihat Derina yang menggeleng-gelengkan kepalanya dan menjambak-jambak kecil itu.

"ah,,,eh" Derina menoleh ke Alatha karena terkejut.

"eh, der der, lo sakit gejala gila ya?" ceplos Rivan .

"apa lo bilang?" tanya Derina sambil menyibak rambut di sekitar telinganya.

"gue bilang, apa lo sakit gejala gila " ulang Rivan dengan cengengesan.

"wah, ngajak ribut lo sama gue?" kata Derina tak terima dengan Ucapan Rivan.

"ayok, siapa takut" tantang Rivan dengan maju satu langkah ke depan.

"oke, siapa yang kalah dia traktir kita semua makan Ice Cream di tempat yang menang tentukan" ucap Derina dengan mengangkat tangan kanannya.

"gak usah mulai deh der," sela Alatha memperingati sahabatnya itu.

"tenang aja al, gue pasti menang kok lawan nih monyet" ucap Derina meremehkan.

"wa, ngeremehin gue dia Al, gak tau aja lo, gue ini juara balapan mobil tingkat mainan di sekolah TK gue" ucap Rivan kepada Alatha yang di hadiahi tawa dari Derina dan juga Alatha.

"njir, gue kira mobil beneran, ternyata mainan" ucap Derina di sela-sela tawanya.

"sumpah, lo ucul pan"ucap Alatha sambil terkikik.

"ketawa aja terus" Dumel Rivan.

"udah der stop, kasian ripannya" Alatha menepuk pundak Derina pelan.

"cie..cie..cie..panggilan sayang buat gue itu? Cieee"ucap Rivan sambil senyum-senyum kepada Alatha.

"Wa,Ripan ciee" Tambah Derina yang membuat Alatha memerah seketika.

"paan sih, kan cuma gue ganti V sama P, apanya yang pangsay coba" ucap Alatha dengan nada kesal mencoba menutupi rasa gugupnya.

"aaaaciee, kayaknya lo harus lebih cepet deh van, alatha udah kode nih" goda Derina.

"ternyata Athaku agresif juga ya"ucap Rivan yang juga menggoda Alatha.

"ih, apaan sih, udah katanya mau tanding, kok malah bully gue sih" ucap Alatha Kesal karena terus di goda dari tadi.

"haha, ngalihin pembicaraan nih" ucap Derina sambil menahan tawa.

"udah der, kasian Atha. Ntar pipinya lebih merah dari kepiting rebus," kata Rivan kepada Derina.

"udah tanding sana" Alatha Mendorong Rivan dan juga Derina menuju tempat permainan balapan mobil di sana.

Rivan dan juga Derina bermain dengan ketat. Mereka sama-sama menggunakan mobil Ferrary 205 Testa Rossa,tentu saja agar permainan adil.
Rivan melewati belokan-belokan dengan sangat lihai tanpa menabrak begitu juga dengan Derina.
Mereka bahkan slalu slalu berdampingan. Sesekali Rivan di depan memimpin permainan, Derina juga begitu ia tak mau kalah dengan Rivan.
Mereka bermain 45 lap. Dan ini sudah sampai lap 44 maka hanya tinggal satu lap terakhir lagi.
Saat ini Derina masih memimpin pertandingan hingga garis finis terlihat di depan mata Derina.
Derina menekan gas lebih cepat begitu juga dengan Rivan.
Hingga sebelum masuk garis finis tanpa Derina sadari Rivan menambah speed dan Akhrinya Rivan menang dari Derina.
Di balakang mereka Alatha berteriak histeris lalu berpelukan dengan Rivan.

"yeeeeee,,,,ripann menang" teriak Alatha dengan semangat langsung menghambur kepelukan Rivan.

Sementara Derina menghembuskan nafas kekecewaan.

"lihat gue menang koala, itu tandanya lo traktir gue sama Atha" Rivan menaik turunkan Alisnya menatap Derina yang kesal setengah mati.

Derina hanya bisa mendengus kesal melihat Alatha dan Rivan tertawa merayakan kemenangan. Benar-benar hari yang sial Untuk Derina.

****

Dan akhirnya disinilah mereka bertiga duduk di kedai Ice Cream langganan Derina tak jauh dari Mall tempat mereka bermain tadi.
Mereka duduk melingkar dengan Ice Cream Extra Order, pesanan mereka.

"Ayooo makannnn" ucap Alatha semangat.

Ice Cream memang moodboster tersendiri Untuk Alatha, seburuk apa kondisinya jika sudah bertemu dengan yang namanya Ice Cream pasti moodnya langsunv berubah drastis. Menakjubkan memang, hanya dengan ice crem dia bisa melupakan segala kepenatanya walau hanya sesaat.

Derina sendiri tak terlalu mempermasalahkan jika dia yang harus mentraktir mereka berdua, karena tujuan awal Derina memang hanya ingin membuat moodboster Alatha saja. Melihat Alatha sebegitu cerianya seperti ini membuat hati Derina ikut Bahagia.
Siap coba di dunia ini yang tak bahagia melihat sahabat terbaiknya tersenyum, tertawa tanpa beban setelah mengalami keterpurukan dalam hidupnya.
Sekarang Derina tau dia harus mendukung siapa agar tetap berada di samping Alatha, Rivan. Ya Derina akhirnya memilih Rivan. Karena dari ketiga lelaki itu hanya Rivan yang dengan mudah mengubah moodbreaker Alatha menjadi moodBooster.

"makannya pelan-pelan Atha" tangan Rivan menjulur membersihkan es krim yang belepotan di sekitar mulut Alatha.

Alatha sendiri hanya bisa diam menerima perlakuan itu dari Rivan, entah mengapa jantungnya terasa berdetak lebih kencang dari biasanya. Alatha tak mampu memgeluarkan suaranya seaakan tercetak di tenggorokannya.
Sementara Derina yang melihat kejadian itu hanya bisa senyum-senyum bahagia.

****

Selamat membaca, maaf jika tidak sesuai harapan.

Jangan lupa vote dan commentnya kak.

delAgustin.

With Or Without Me [?]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang