10

29 6 3
                                    

seperti biasa, Alatha berangkat sekolah bersama Derina. Setiap pagi memang Derina menghampiri Alatha untuk berangkat bersama. Bukan apa-apa hanya saja, Derina takut jika Alatha kembali kabur dan tidak pulang beberapa hari karena dia lalai dalam mengawasi kondisi Alatha yang tengah drop saat itu.
Jadi Derina memutuskan untuk bersama Alatha terus menerus agar dia bisa memantau kondisi Alatha supaya tidak down kembali.

Hari ini ada yang berbeda dengan Alatha, setelah jalan-jalan bersama Rivan dan Derina kemarin, hari ini Alatha semakin membaik kondisi kejiwaannya. Bukan Alatha gila, tapi hanya terlalu terpuruk sehingga menutup diri dari lingkungan.
Banyak yang merasa bahagia atas perubahan Alatha, termasuk seluruh sahabat dan keluarga Alatha dan Kaennan, tapi tidak dengan Debian.

setelah pertemuannya dengan Derina secara diam-diam minggu lalu, Debian memutuskan untuk pindah sekolah ke sekolahan Alatha dan Derina. Ini dia lakukan demi Alatha, satu-satunya wanita yang dicintai sodara kembarnya hingga akhir hayatnya.
Debian sama sekali tak pernah membenci Alatha ataupun menyalahkan dia Atas kepergian Kaennan, karena memang itu bukan salah Alatha, dan bukan salah siapa-siapa, itu adalah Takdir.
Debian hanya ingin Alatha kembali melanjutkan hidupnya seperti dulu lagi, karna mungkin ini sudah saatnya untuk Alatha bangkit dari keterpurukannya.

Debian melangkahkan kakinya dengan gaya khas cowok dingin dingin cuek tapi bikin meleleh menuju ruang kepala sekolah.

"permisi pak," sapa Debian ketika sampai di ruang kepala sekolah.

"silahkan duduk, " ucap pak kepsek.

"saya Debian, murid baru pindahan dari SMA Cakrawala."ucap Debian menjelaskan jati dirinya.

"iya dan hari ini hari pertama kamu sekolah, kamu berda di kelas 12 IPA 3" ucapnya sembari melihat biodata Debian.

"baik, kalo begitu saya permisi" ucap Debian lalu bangkit dari duduknya.

Kepala sekolah hanya menganggukan kepala sebagai jawaban dan masih sebuk dengan tumpukan berkas-berkas di depannya.

Debian berjalan menuju koridor kelas 12 yang berada di lantai 3, kebetulan sekolahan ini memiliki 4 lantai. Lantai 1 digunakan sebagai ruang guru, ruang Tata Usaha, dan ruangan-ruangan lainnya kecuali kelas. Lantai 2 berisi kelas 10. Lantai 3 berisi murid kelas 11 dan lantai 4 berisi murid kelas 12. Di sekolah ini terdapat lift jadi siswa kelas 12 maupun guru pengajar tidak perlu merasa kelelahan saat hendak menuju lantai 4 itu.

Debian memperhatikan dengan seksama sekolah barunya itu. Sepanjang koridor ia slalu melihat papan kelas. Setelah tiba di depan pintu kayu warna coklat yang di atasnya bertuliskan 12 A 3 , Debian mengetuk pintu 3 kali. Tak lama kemudian pintupun terbuka menampilkan sosok lelaki yang mungkin berumur 40 tahunan dengan kumis dan tidak terlalu tinggi tapi penuh wibawa.

"maaf pak, saya murid baru disini dan saya berada di kelas ini" ucap Debian sopan.

"baiklah silahkan masuk" Guru itu membuka pintu lebih lebar agar Debian bisa masuk.

Seketika kelas menjadi sedikit ramai. Banyak siswa dan siswi yang berbisik-bisik kecuali satu orang gadis yang duduk di ujung kelas. Bukannya tidak perduli tapi karena ia sedang tertidur makanya dia tidak tau jika ada murid baru, kebetulan ini sedang pelajaran sejarah, dan gurunya sangat santai dan memperbolehkan siswanya tidur secara bergantian. Katanya jika menahan tidur itu malah akan merusak kosentrasi belajar dan jika mengantuk langsung tidur setelah bangun maka fikiran akan kembali fresh.

Debian memberi kode kepada teman sebangku wanita itu agar jangan membangunkannya dengan sedikit gelengan kepala ketika dia menatap Debian yang berdiri di depan kelas.

"nah, sekarang perkenalkan diri kamu " perintah Guru sejarah itu.

"perkenalkan nama saya Debian Raffiarsyid, saya pindahan dari SMA Cakrawala" ucap Debian singkat saat memperkenalkan namanya.

Banyak siswa perempuan yang menanyakan sesuatu terhadap Debian, termasuk status Debian yang di jawab Debian dengan senyuman kecil namun bisa membuat seluruh wanita di kelas itu berteriak histeris.
Akhirnya sesi tanya jawabpun berakhir kini Debian sudah duduk di samping wanita yang tertidur itu. Tadi dia sengaja bertukar tempat duduk dari teman sebangkunya yang tak lain adalah Derina. Dan berakhir mennjadi Derina duduk dengan Arion dan Debian duduk dengan Alatha. Yap, gadis yang lagi tidur itu Alatha.

"dia siapa der?" tanya Arion penasaran.

"nanti juga lo tau" jawab Derina singkat, lalu kembali memperhatikan perlajaran kembali.

Teeeettttt.....teeettttt...teeettttt.

Jam istirahat pun berbunyi, Alatha terbangun dari tidur nyanyaknya.

"der, kantin yuk" ucap Alatha saat merenggangkan otot-ototnya tanpa menoleh kearah samping.

"der," ucap Alatha kesal lalu menoleh kearah samping.
Mukanya berubah jadi pucat pasi. Bahkan saking terkejutnya Alatha tak mampu berkata-kata, dia hanya bisa diam membeku di tempat duduknya.

"apa kabar la?" Tanya Debian Lembut.

Sedetik kemudian Alatha langsung memeluk Debian erat. Dia menangis di dalam pelukan Debian yang juga membalas pelukannya.
Sementara Derina juga itu terharu melihat semua itu, tapi tidak dengan Arion, dia justru bingung dengan Situasi apa itu.

"aku minta maaf,." ucap Alatha di sela-sela tangisnya.

"kamu gak salah, aku udah maafin kamu" ucap Debia saat melepaskan pelukan Alatha dan Menghapus airmatanya yang mengalir.

"hey, jangan nangis, tambah jelek tau" goda Debian.

"biarin jelek" jawab Alatha sambil menyeka airmatanya sendiri.

"udah, malu tuh Diliatin Derina sama pacarnya" ucap Debian sambil melihat Derina dan Arion.

"hell, kita gak pacaran ya, plis deh, ogah banget gua sama kunyuk ini" ucap Derina memutar matanya.

"siapa juga yang mau pacaran sama lo, dih ngimpi " ucap Arion tak kalah kesal dari Derina.

"trus ngapain lo berdua tadi pelukan?" tanya Debian skakmat.

"guekan Terharu" Ucap Derina dan Arion bersamaan.

"tuh liat, kalian ngomong aja barengan, bararti kalian jodoh" kali ini yang berbicara Alatha.

"plis, al, lo jangan ikut-ikutan gesrek deh al," Derina memangan muka melasnya.

"njai, muka lo minta di tabok Der" ucap Debian sambil terkekeh.

"awas aja lo nanti," ucap Derina mengancam.

"eh, Bi, kenapa kamu bisa disini?" tanya Alatha saat sadar bahwa ini masih di sekolah.

"aku baru pindah Baby" Debian menarik Hidung Alatha.

"aishh, kebiasaan yang gak pernah ilang" ucap Alatha kesal.

"gimana bisa?" tanya Alatha lagi.

Lalu akhirnya Debian pun menceritakan kepada Alatha semuanya, dari awal dia bertemu dengan Derina dan Derina yang membujuk agar Debian pindah kesekolahannya.
Alatha hanya sesekali menanggapi sementara Derina cengengesan tak jelas dan Arion menjadi pendengar yang baik.
Dari situ juga akhirnya Arion tau bahwa Debian adalah saudara kembar Kaenann.

****

Please, vote and comment readers.

delAgustin.

With Or Without Me [?]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang