Tiga: Maaf

539 69 38
                                    

DENGAN penuh amarah Raka meninggalkan begitu saja Mia. Zoya yang secara tidak sengaja, telah mendengar percakapan antara Mia dan Raka pun terkejut bukan main. Seakan tak percaya bahwa orang selembut kak Raka pun bisa marah juga.

Tanpa pikir panjang, Zoya segera menghampiri Mia dan mencoba menenangkannya. Mia syok berat, mengingat baru saja kata-kata yang tak diharapkan Mia, terucap oleh seorang Raka.

"Mia ayo kita balik ke kelas aja. Semua pada liatin kita nih!" ucap Zoya penuh perhatian.

Sesampainya di kelas...

"Mia, lo gak papa kan?"

Mia dengan refleks memeluk Zoya dan meluapkan isi hatinya saat itu juga.

"Gue gak lagi baik, Zo. Gue kan cuma mau bilang makasih. Udah itu aja, dan dia malah gituin gue. Nyesek, Zo!" Ungkap Mia sambil membanjiri pundak Zoya dengan air mata.

Zoya mengerutkan keningnya heran. Seakan masih tak percaya.

"Kenapa dia kasar banget sama gue?? gue gak percaya, kalo dia itu orang yang sama yang nolong gue tadi pagi." Lanjut Mia sambil terisak dalam tangisan.

"Sabar Mia, lo harus kuat. Bukan berati, hanya denger kata-kata kayak gitu aja lo bisa lemah gini..
Mungkin dia punya alesan ngelakuin semua itu sama lo dan kenapa lo mau ucapin makasih sama kak Raka?? Jangan-jangan lo ada rasa ya?" Ucap Zoya seraya mengusap air mata Mia.

"Makasih ya Zo, gue bakal inget terus kata-kata lo! lagian buat apa gue nangis kalo cuma hanya buat orang yang udah nyakitin gue?"

"Lo naksir kak Raka ya kan?" Tanya Zoya lagi.

"Tadinya. Tapi seketika, itu semua ilang." Mia berdengus kesal.

"Lah lo kok bisa kenal sama kak Raka? Kok sampe dia mau nolongin lo segala?"

"Gue itu, cuman gak sengaja ketemu dia di depan gerbang, dan dia juga yang bantuin gue masuk. Karena dia juga gue gak jadi kena marah cuma itu. Kalo masalah alesannya sih, mending lu nanya sendiri ke orangnya langsung deh."

"Oh gitu. Tak kenapa ya, dia bisa semarah itu tadi?? padahal gue dapet kabar dari kakel kalo sekolah ini, osis paling sabar ya cuma dia orangnya." Selidik Zoya.

"Gue gak tau, mungkin gue adalah orang paling nyebelin yang pernah dia temuin!" Jawab Mia sebal.

"Sabar ajalah Ya, gue tetep dukung lo kok." Timpal Zoya.

"Woy, bego! Udah pulang masih aja dikelas! Pulang sono!! Emak lu nyariin tuh di gerbang!" Teriak seorang cowok di ambang pintu.

"Siapa? Gue? Atau Mia?" Tanya Zoya memastikan.

"Elu!!"

"Oh oke, suruh nunggu gue 5 menit lagi ya!" Lanjut Zoya.

"Emang gue babunya elu apa? Enak aja lu maen suruh suruh! Gak ah, gue gak di gaji! Gue ogah!" Sahut cowok itu lagi.

"Yaudah, goceng ya?" Tawar Zoya.

"Yah, lu bego ya bego aja! Gausah pelit sekalian!!"

"Yaudah nih gue tambah! Langsung berangkat pokoknya!" Zoya menyodorkan selembar uang duapuluh ribu ke cowok itu.

"Nah gini, dong! Thanks" Cowok itu memamerkan sederet gigi putihnya ke arah Zoya.

"Udah! gak pake lama titik!"

"Iyee, riweuh kali kau itu!" Ujar cowok itu.

"Maaf ya Ya, makhluk barusan itu namanya Seno, maklum lah temen orok. Emang gitu orangnya, harap dimaklumi ya."

Ma BoyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang