Enam: Gak peka

405 57 8
                                    

DI PERJALAN menuju kelas, Mia tak henti-hentinya memamerkan senyum manisnya itu. Zoya kini semakin risih dibuatnya. Zoya tau, pasti ada sesuatu yang terjadi antara mereka berdua. Andaikan saja dia tidak lapar saat itu, pasti dia sudah menjadi obat nyamuk antara Mia dan Raka.

Tapi Zoya bisa apa? Perut laparnya sudah tak tertahankan lagi. Kebiasaan bangun kesiangannya itulah yang membuat Zoya selalu kelaparan di sekolah.

Walaupun Zoya tak dapat menonton drama antar Mia dan Raka, tapi Zoya tetep dapet durian runtuh di siang bolong.

Jika Zoya tidak ke kantin waktu itu, ia gak bakal ketemu kak Dito---cowok yang diidam-idamkannya dari SMP. Kak Dito adalah salah satu alasan mengapa ia memilih melanjutkan sekolahnya SMA ini. Hanya demi, melihat senyum dari seorang Dito yang terkenal ketegasannya itu, mungkin hanya Zoya yang berani.

"Ehh Mia, lo tau gak tadi gue liat siapa?"

"Emang siapa?" Balas Mia penuh penasaran.

"Gue tadi liat kak Dito."

"Emang kenapa sama kak Dito? Lo suka ya?"

"Bukannya suka lagi, tapi suka pake banget-banget. Udah dari SMP kalik, lo lupa ya?"

"Kapan? Lo itu gak pernah kasih tau gue tentang ini."

"Loh, gue kan udah pernah ngomong ke elo!"

"Ya ampun Zoya, lo itu belom ngomong sama gue!"

"Hah? Masa sih? Udah deh, kayaknya. Yaudah gini aja, sekarang kan lo udah tau. Jadi gue mau cerita tentang tadi sama lo!"

"Hmm, gimana ceritain cepet!" Sahut Mia tak sabar.

"Gini Mia, tadi itu kak Dito bikin hati gue lumer lagi-lagi dan lagi. Dia tadi baik banget sama gue, sumpah demi apa ya! Gue seneng banget! Kan dikantin tempat duduknya penuh semua, lah terus dia kasih tempatnya sama gue. Padahal kan, dia makannya belum selesai. Cool banget deh pokoknya!" Ujar Zoya sambil nunjukin muka senengnya.

"Wahh, gue gak abis pikir. Ternyata dia cowok banget, padahal makannya aja belum abis." Puji Mia.

"Ehh tapi kak Dito udah punya gue! Lo gak boleh suka sama dia juga! Lo sama kak Raka aja. Biar gue sama kak Dito." Ucap Zoya khawatir.

"Ya ampun Zoya, sampe segitunya ya lo? Gue gak gitu juga kalik! Gue juga bukan temen yang suka tikung-menikung kalik!" Timpal Mia.

"Ya kan gue cuma mau ngingetin aja. Ehh lo tadi di apain kak Raka?" Sindir Zoya

"Gue cuma ngobrol kok!!"

"Jhaa, padahal udah gue sengaja buat ninggalin lo tadi. Biar lo bisa berduaan sama kak Raka. Ehh, ternyata cuma ngobrol biasa. Nyesel gue kalo gini!" Ceplos Zoya.

"Ohh jadi gitu. Lo ninggalin gue, gitu? Lo gak mikirin gimana nantinya gue ngadepin dia? Lo keterlaluan Zo! Gue ampe gak bisa ngomong tadi" Jawab Mia sebal.

"Yah, gue minta maaf. Tapi lo seneng kan, dibikin baper kak Raka?" Sindir Zoya.

Seketika pipi Mia memerah karena kata-kata Zoya, yang kadang ada benernya juga.

"Haha! Sekarang ketauan lo! Lo itu masih ada rasa sama kak Raka. Tapi lo aja yang sok gak tau! Ehh apa jangan-jangan lo udah tau." cetus Zoya.

"Emm, gue--"

"Is okay, gak papa kok! yang penting gue sekarang udah tau. Dan gue bakal bikin tuh yang namanya kak Raka, bisa luluh sama lo!" Potong Zoya.

"Apaan sih Zo, gue kan belum selesai ngomongnya! Gue gak mau maksain perasaan orang ke gue Zo! karena cinta itu gak bisa dipaksain, biarin aja waktu yang nentuin. Dan apa yang harus kita lakuin itu hanyalah menunggu."

"Iya nunggu, dan lo bakal nunggu sampe jamuran gitu? Cinta itu juga perlu diperjuangin juga kalik, gak hanya cuma pasrah sama waktu!" Sewot Zoya.

"Ehh bentar-bentar, kita kok jadi puitis gini ya?" Ucap Mia disusul semerbak tawanya dan sahabatnya itu.

"Iya kita kok jadi lebay gitu?"

"Okelah, gak papa kan kalo sekali-kali"

"Dan gimana gue sama kak Dito-nya, kok kayak gak ada perkembangan gini ya? Gak kayak lo sama kak Raka." Sahut Zoya sembari menunjukkan muka khawatirnya.

"Ya, elo pake aja kata-kata lo tadi! masak yang nasehatin orang pake kata-katanya, gak bisa ngelakuinnya? Hadewww, lo mah kebangetan." Mia menepuk jidatnya pelan.

"Iya juga ya, Lo mah kadang suka benerr!" Jawab Zoya.

"Kadang Zo??" Mia kaget.

"Hehe." Sahut Zoya sambil nyengir.

"Yah, lo mah gitu!" Jawab Mia sambil menunjukkan muka cemberutnya.

"Uluh-uluhh, jangan marah dong Mimiku sayang. Nanti cepet tua lohh." Ejek Zoya.

"Iya, gue gak marah kok."

"Okelah gue percaya."

koridor tiba-tiba menjadi hening, entah ada hal aneh apa kali ini.

"Eh Mia, lo ngerasa gak sih? Kok semua orang jadi diem dan ngeliatin kita gini, lo ngerasa ada salah sama mereka gak? Serem tau gak sih?" Desis Zoya.

"Ehh iya ya, kok mereka jadi gituin kita sih? Mungkin yang digituin itu lo Zo! Karena lo udah suka sama kak Dito, dia kan famous banget di sini." Jawab Mia lirih.

"Kan gue gak pernah kasih tau mereka!"

"Yah, kalo itu sihh masalah lo!" Jawab Mia asal.

"Yah, jangan-jangan bukan gue, tapi lo. Karena banyak tadi, yang liat lo bareng sama kak Raka di taman. Kak Raka kan juga gak kalah famous. Apa lo gak nyadar? Pas lo dibantu kak Raka buat masuk barisan itu, banyak banget yang liat lo pake tatapan iri." Jawab Zoya lirih.

"Loh, beneran?"

Zoya hanya menganggukkan kepalanya pelan.

"Yah kalo lo gak ngerasa ya berati lo gak peka!" Timpal Zoya.

"Gak peka??" Mia menjawab dengan muka sok polosnya.

Zoya hanya tercengang, melihat sahabatnya yang begitu polos seperti ini.

***

N/A:
Hai..
Ketemu lagi sama gua:)
Maaf kalo ceritanya gaje ya wk
Pas gua bikin chap- ini emang gue agak eror wk
Yasudahlah.. Wk
Suka? Next yak

-qdd

Ma BoyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang