Chapter 3: The Voice

1.6K 143 6
                                    

"Jadi, guru baru punya nyali besar juga,"

Ethan yang membalas perkataan itu hanya diam saja dengan menatap tajam orang itu.

"Aku gak duduk di sampingmu, kita hanya berada di satu meja yang sama,"

Orang ini terlihat kesal setelah mendengar ucapan Ethan. Pantas saja, satu kelas merasa kaget melihat keberanian Ethan untuk duduk sejajar dengan anak Mafia yang terkenal dengan kekejamannya itu.

"Hey, pak Ethan," ujarnya sambil melihat Ethan yang menghiraukannya. "Perkenalkan,  namaku Oliver Bagley, salam kenal,"

Ethan pun melihatnya lagi. Oliver merasa dilayani.

"Hm? Ada apa pak guru? Sampai segitunya melihatku, apa ada yang aneh?"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Hm? Ada apa pak guru? Sampai segitunya melihatku, apa ada yang aneh?"

Lagi-lagi Ethan tak menjawab dan hanya menolehkan kepalanya. Setelah itu ia kembali melihat ke papan tulis. Oliver merasa dirinya sedikit tidak dihargai. Kenapa sih dia, dasar guru gak sopan!"

Oliver Bagley, adalah salah satu mahasiswa yang satu kelas dengan Helena. Dia pendiam, namun terkadang menyebalkan seperti anak nakal. Tentu dia kaya, karena dia anak Mafia paling terkenal di Negara ini. Tapi, jangan melihatnya dari luar. Walau penampilannya galak, tapi kepintarannya bisa menyamai profesor bahkan Helena. Benar-benar unik.

*deng dong*

Bunyi bel istirahat terdengar, seluruh kelas pun diistirahatkan. Selagi Oliver membersihkan bukunya, ia melirik ke arah Ethan. Namun tak disangka, pergerakannya sangat cepat. Ethan sudah berjalan keluar kelas. Oliver langsung terburu-buru mengejar Ethan.

Ethan yang kemudian duduk di taman kampus sambil menatap air mancur, ia terus dilihat oleh banyak mahasiswa. Itu karena karismanya yang tinggi, sampai para wanita jatuh hati padanya dalam sekejap. Apalagi kalau mereka ditatap oleh mata yang tajam bagaikan pedang, bagaimana jadinya nanti. Oliver yang melihat Ethan duduk, langsung mengambil napas besar setelah berlari mengelilingi kampus hanya untuk mencari Ethan. Kemudian ia mengusir para gadis yang daritadi diam-diam mengambil foto Ethan.

"Hey Pak Guru, sedang apa disini?" Ethan tak menjawabnya seakan mengabaikannya.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Heavenly RingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang