Chapter 5: Clan

1.6K 118 6
                                    

"Bagaimana caranya supaya pangeran gak ketemu sama Helena?"

Guston terlihat mondar mandir di ruang tengah, membuat Ethan penasaran dengan isi kepala asisten ayahnya itu.

"Kau kenapa?" Ujar Ethan menaikkan alis.
"Eh? Pangeran...um...itu.."
"Apanya?"
"E-enggak papa, ahahaha," Guston memalingkan muka.
"Tadi, aku bertemu Helena, dan dia mengajakku ngobrol,"
"!!!" Guston kaget.

Padahal ia berencana untuk menjauhkan tuannya itu dari Helena tapi ternyata, takdir mempertemukan mereka lagi. Apa Ethan tak tahu kalau Helena adalah the Archangel? Tapi, the Archangels, semuanya laki-laki, jadi tak mungkin Helena satu dari the Archangels. Mungkinkah kerabatnya?

"Um, pangeran kenapa gak masuk kamar saja? Ini sudah larut malam, aku tahu kita makhluk noctural tapi setidaknya pangeran istirahat," ujar Guston mengubah topik.

Dengan santai, Ethan hanya mengangguk dan pergi. Namun seketika angin hebat muncul di dalam rumah lewat jendela-jendela yang seperti dipaksa terbuka. Bulu-bulu gagak bermunculan dan seseorang keluar dari pusaran angin tadi.

"Hai keponakanku, lama tak bertemu,"

Seorang pria umur 30 tahunan menyapa Ethan yang kebingungan akan tamunya itu.

"Kau siapa?" Ujar Ethan terus terang.
"Kau melupakanku? Aku adalah paman tercintamu," ujarnya sambil tersenyum.
"Paman? Aku tak pernah melihat wajahmu itu dalam kerajaan,"
"Tentu saja kau belum bertemu denganku, aku bahkan belum terbangun," ujarnya seraya berjalan mengarah Ethan. "Hanya pada saat itu saja aku bertemu denganmu. Saat ketika kau masih belum ternodai oleh darah."

Secepat mungkin Guston menghentikan orang tersebut mendekati Ethan. Guston teringat dengan kata-kata Raja untuk menjauhkan Ethan dari orang 'itu'.

"Kau...ah, bukankah kau utusan kakakku? Jadi sekarang berubah profesi ya?" Candanya.
"Bisakah kau hentikan leluconmu itu, Letnan Adriel?"

Seketika suasana menjadi hening. Dengan tatapan serius, Guston mencoba untuk mencegahnya.
Ethan yang masih tak mengenali Adriel hanya bisa terdiam.

"Apakah kakakku yang menyuruhmu untuk menjauhi ku dari Ethan?"
"Kalau kau sudah tau, bisakah kau menjaga jarak darinya?"
"Kau..." Ethan perlahan berjalan menuruni tangga menuju Guston dan Adriel.

Sambil berdiri di belakang Adriel, Ethan terlihat ingin bertanya hal penting.

"Bagaimana kau tahu namaku?"
"Sudah kukatakan padamu kalau aku ini pamanmu yang telah hilang,"
"Yang telah hilang?"
"Bagaimana bisa kau tidak mengenalku padahal aku berada di sampingmu sejak kau lahir?"
"...!"

Terlihat wajah bingung serta kecemasan Ethan. Guston sesegera mungkin menyuruh Ethan untuk kembali ke kamarnya tapi Ethan tetap tidak bergerak dari posisinya. Ia seperti batu.

"Maafkan saya atas kelancanganku, tapi Letnan Adriel, saya ingin kau untuk pergi dari sini,"
"Berani sekali kau mengusirku, padahal kau hanya sebatas pengawal,"
"Saya tahu kau ingin berbicara lebih dengan pangeran, tapi bisakah di lain waktu. Setelah pangeran dapat mencerna semua hal ini,"

Adriel menghela napas dan kemudian menjentikkan jarinya. Bulu-bulu gagak bermunculan seperti saat awal Adriel masuk.

"Baiklah. Tapi, jangan membuatku terlalu lama menunggu. Banyak yang ingin aku ceritakan padanya. Ah, dan juga, di dunia manusia, namaku bukan Adriel tapi Asou, jangan lupa itu. Tepat di saat malam Hectisha, bawa pangeran ke lokasi ini. Aku akan berbicara dengannya di tempat itu." Ujar Adriel seraya memberi kertas berisi alamat dan kemudian  menghilang.

Malam Hectisha, adalah malam dimana bulan akan menjadi merah seperti darah. Waktu yang sangat pas untuk para Grevory dan Gehenna untuk keluar mencari mangsa dengan bebasnya. Ethan mendengar dan tahu kapan saat malam itu terjadi. Yaitu besok lusa. Guston cemas melihat kondisi Ethan yang shock, perlahan menggiringnya ke dalam kamar.

Heavenly RingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang