CHAPTER 2

247 32 0
                                    

AUTHOR POV

Yena bisa melihat lampu rumahnya sudah dipadamkan—yang artinya penghuni rumah sudah terlelap dalam mimpi masing - masing.  Ia langsung bergegas menuju kamar-berharap ibunya tidak terbangun dan memberundungnya dengan sejuta pertanyaan yang mungkin tidak akan selesai sampai esok tiba. Baru saja ia bernafas lega, ia melihat Yoongi sedang duduk di ruang tengah sambil menonton acara televisi. Mata sipitnya langsung terarah pada Yena ketika gadis itu hendak menaiki anak tangga.

"Aku minta maaf karena pulang terlambat."

"Kenapa ? Apa kau baru saja membunuh manusia, membunuh untuk dihisap darahnya ?"

Gadis itu langsung berbalik menatap Yoongi dengan tatapan tidak suka. Ia mengeraskan rahangnya dan mencoba untuk tidak tersulut emosi. Yah..walau nyatanya ekspresi itu justru membuat Yoongi semakin gencar menggodanya.

"Wae ? Apa pertanyaanku barusan membuatmu terganggu ?"

"Hei anak pungut.." panggil Yoongi ketika Yena berusaha untuk menghindarinya. Gadis itu tergugu—
hampir tidak percaya jika pria bermarga Min itu akan memanggilnya dengan cara seperti itu .

"Apa kau pernah memikirkan tentang posisimu di rumah ini ? Kau..bukan anak dari ibuku, otomatis kau juga bukan adikku. Disini kau hanya menjadi parasit yang tidak ada artinya. Dan akan lebih baik jika parasit sepertimu segera enyah dan tidak pernah kembali ke tempat ini."

"Apa aku pernah berbuat kesalahan padamu ? Kenapa kau terus saja membuatmu tertekan tinggal di rumah ini ?"

"Kau bertanya karena benar - benar tidak tahu atau hanya sok lugu, huh ?" ucap Yoongi sambil berjalan mendekati Yena.

"Kesalahan terbesarmu adalah datang ke tempat ini dan membuat ibuku berpikir jika kau adalah putrinya yang sudah meninggal. Mungkin kau lupa, tapi adikku meninggal karena Vampir."

"Geurae. Apa aku yang menyebabkan kematian adikmu ? Apakah kesedihanmu bisa mereda dengan meluapkan kemarahanmu padaku ?"

"Lalu bagaimana denganku, ibuku meninggal karena perbuatan manusia. Dia dibunuh dengan kejam hanya karena mengungkap jati diri yang sesungguhnya. Aku juga merasakan hal yang sama..aku juga tahu bagaimana rasanya kehilangan orang yang paling kita cintai. Tapi setidaknya aku tidak bodoh sepertimu, berlarut - larut dalam kesedihan dan menghukum  orang lain atas kesalahan yang tidak ia perbuat."

Satu tetes air mata lolos dari kendalinya. Yena langsung memalingkan wajah begitu melihat Yoongi tersenyum penuh kemenangan. Ia benci menjadi lemah karena hal itu akan membuatnya terlihat semakin mudah ditindas. Di sisi lain Yoongi merasa bahagia—melihat sorot mata penuh penderitaan di mata Yena adalah kesenangan tersendiri baginya.

"Kenapa kau menangis ? Sayang sekali, aku tidak bisa melihat wajah cantikmu jika seperti ini."

"Camkan ini baik - baik ! Aku datang ke tempat ini bukan karena aku menginginkannya. Ibumu mengalami Demensia semenjak kematian putrinya yang berakhir tragis, kesehatan mentalnya menjadi terganggu setiap kali dia mengingat Yena. Dan aku datang untuk menutup semua lukanya, aku berpura - pura menjadi Yena karena ingin ibumu sembuh dan memulai lembaran baru. Aku lebih mementingkan kebahagiaan orang lain dibandingkan kebahagiaanku sendiri, tapi sampai kapanpun orang sepertimu tidak akan pernah bisa memahaminya. Dan satu lagi.."

Beautiful Devil [ COMPLETED ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang