CHAPTER 3

161 29 0
                                    

AUTHOR POV

SREKK!

"Arghh.."

Yoongi berhasil menancapkan pisau miliknya tepat di jantung Yena-
membuat cairan berwarna terang mengucur dengan deras layaknya anak sungai. Yena merintih-memohon pada Yoongi supaya pria itu memberi sedikit belas kasihan padanya. Lutut Yena terasa lemas dan membuatnya hampir limbung di atas lantai kalau saja ia tidak segera mencari pegangan untuk menyangga tubuhnya sendiri. Tenggorokan Yena tercekat, terakhir kali ia memohon pada Yoongi namun hanya terdengar suara deru nafasnya yang tersenggal.

"Pergilah ke neraka, makhluk hina !" Namun pria itu tidak berniat menghentikan aksi gilanya. Ia terus menghujamkan pisaunya ke tubuh Yena sehingga gadis itu hampir hilang kesadaran.

Yena mencoba meraih gagang pisau yang menancap di dadanya—menariknya dengan perlahan dan menjatuhkan pisau itu di atas lantai. Yoongi tidak habis pikir bagaimana ia masih bisa bergerak setelah mendapatkan beberapa luka tusuk di tubuhnya.

Gadis bersurai kecoklatan itu tersenyum miring sambil menatap wajah kakak laki - lakinya yang mulai memucat. Yena sengaja menunjukkan wujud aslinya-membuat Yoongi menelan ludah susah payah karena ketakutan. Warna mata Yena berubah menjadi merah menyala, kedua taring tajamnya bermunculan dan kuku jarinya mulai memanjang.

"Kau tidak akan bisa membunuhku dengan cara seperti itu." desis Yena sambil berjalan mendekat ke arah Yoongi.

"Apa yang akan kau lakukan ? Menyingkir dariku !" teriak Yoongi ketakutan.

"Sejak awal aku sangat tertarik dengan aroma darahmu."

"Yena-ya, kuperingatkan untuk mundur. Jika tidak-"

"Wae ? Apa kau takut ?"

"Yena, kubilang mundur !"

"Oppa tidak usah takut. Ini tidak akan sakit."

"Akh!" jerit Yoongi ketika merasakan taring tajam Yena menembus kulit lehernya.

"TIDAAKK !"

Yoongi langsung terbangun dari tidurnya. Nafasnya terengah dan keringat dingin mulai membasahi pori - pori kulitnya. Ia mencoba duduk dan menerka apa yang sebenarnya terjadi. Setelah kesadarannya terkumpul sepenuhnya barulah pria bermarga Min itu sadar jika barusan ia hanya sedang bermimpi.

"Jadi..itu semua hanya mimpi ?" gumam pria berkulit putih itu sambil meraba lehernya-memastikan jika Yena tidak benar - benar mengigitnya.

"Min Yoongi, mungkin kau harus lebih berhati - hati sekarang. Kau tidak boleh membunuhnya, cukup buat dia tertekan tinggal di rumah ini."

...

Wanita paruh baya itu mensejajarkan kepalanya menghadap cermin-
menatap lurus bayangan wajahnya yang memucat. Tangan ringkihnya terangkat, mengelus kulit pipinya yang sudah keriput. Ia akui, ia memang tidak muda dan cantik lagi seperti dulu. Sekarang ia hanya seorang janda yang hanya tinggal menunggu kematian. Tapi setidaknya ia merasa bahagia mengingat sisa - sisa waktu yang ia miliki bersama putra - putri tercintanya. Kebahagiaannya sudah lengkap dan wanita itu pikir, ia bisa pergi dengan tenang.

'Sebagai seorang dokter saya hanya bisa memprediksi, yang pasti hanya Tuhan yang tahu sampai kapan Anda bisa bertahan hidup.'

Beautiful Devil [ COMPLETED ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang