abednego

39 3 1
                                    

"ke tempatmu? Kau tra takut deng beta?"

"Tidak...aku tak punya siapa siapa di tempat ini...ikutlah denganku"

"baiklah...."jawab Abed

"kau kelahiran sini bed?"tanya nara

"iya....beta lahir di tanah ini. Kakak ada apakah di tanah beta?"tanya abed curiga

"Aku sedang berbisnis bed...sedang bangun resort. Kau tak lihat resort pinggir pantai yang membentang itu?"

"ohhh....bangunan megah terbuat dari besi itu kah?"

"iya...."jawab nara dengan bibir tertarik ke sebelah kiri.

"Ada apa kalau beta boleh tahu? Mengapa senyum mu seperti itu? Maaf...kalau beta boleh tahu"tanya abed penasaran

Laki laki dengan kulit hitam legam, tinggi, berbadan besar itu menanyakan hal yang nara tak mau utarakan. Tapi dengan sosok asing ini, Nara merasa nyaman dan percaya bahwa laki laki ini pasti bisa dia jadikan kawan di tempat asing ini.

"Aku merindukan seseorang bed..."

"Siapa? Kekasihmu kah?"

"Bukan...dia tak pernah jadi kekasihku. Bahkan tak akan mungkin jadi kekasihku. Terlalu jauh aku berharap dia akan menjadi kekasihku. Terlalu sakit membayangkan dia akan terus menjauh dariku. Tapi tempat ini adalah impiannya bed"

"Tanah beta?"ucap abed tak percaya.

"Iya....Raja Ampat ini adalah tempat yang sangat dia sukai. Semua kegembiraan nya ada di tempat ini. Bahkan mungkin cintanya pada Indonesia semua terwakilkan di tempat ini"jelas Nara sambil memandang jauh ke arah pantai yang terhampar indah di depan matanya.

"Kak...mengapa kakak cerita ini deng beta?"

"Aku percaya padamu bed...kau mau jadi kawanku?"

"Tapi kak...Beta hanya anak kampung tak tahu apa apa. Beta séng sekolah tinggi. Beta tra punya apa apa. Hanya punya tenaga. Beta senang deng kakak yang mau berteman deng beta. Tapi kakak tidak malu kah berteman deng Beta?" tanya Abed polos

"Bed...tolong kau jawab pertanyaanku dengan cepat!"tegas Nara sambil menatap tajam ke arah Abed.

Abed menganggukkan kepala tanda mengerti dengan keinginan Nara.

Pertama....

"Kau masih menjejakkan kakimu di tanah yang sama denganku kan?"

"Iya..."

"Kau masih makan nasi?"

"Tidak kakak...beta lebih banyak makan sagu. Beras terlalu mahal untuk keluarga Beta."jawab Abed polos.

"Hahaaaa.....abed...abed...itu berarti kamu pernah makan nasi.!"

"Iya...terkadang beta makan nasi, lalu?"

"Kamu masih berada di bumi Indonesia, tanah Papua kan?"

"Iya..."

"Kamu masih bernafas dengan udara dan oksigen yang sama denganku kan?"

"Iya..."

"itu berarti kau sama denganku. Tidak ada yang berbeda dari kita. Aku akan jadi temanmu, kakakmu dan akan menjadikanmu orang hebat!"

"Betul itu kakak?"

"Betul....besok datang ke resort tempatku. Terserah jam berapa kau bisa datang. Segeralah datang! Aku akan memberimu pekerjaan."ucap Nara tegas.

"Betul kah itu kakak?"tanya Abed dengan mata berkaca kaca.

Nara menganggukkan kepala dengan tegas sambil memegang bahu Abed.

Gadis Di Balik SenjaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang