Kritis

98 3 1
                                    

Ddddooorrrrr

Ddddooorrrrr

Ddddooorrrr

Ddddooorrrr

Terdengar suara tembakan dari arah ICU. Wina dan wijaya segera bergegas kembali ke ruangan tersebut.

"Pap...ada apa dengan Naira pap?"

"Tenang mom....papa juga tidak tahu. Papa baru saja dari kantin. Mama dari mana?"

"Mama tadi pergi ke bagian administrasi karena perawat bilang harus menyelesaikan administrasi terlebih dahulu."

"Baiklah...ayo kita masuk mom. Papa khawatirrr....

"Om....tante...apa Naira baik baik saja?" tanya Abed dengan nafas tersengal sengal.

"Ada apa Bed?"

"Jadi Tania kabur om. Entah lewat mana. Makanya aku langsung menuju kemari. Tapi sepertinya sudah ramai sekali di ICU"

"Naira pap..."ucap Wina dengan mata berkaca kaca..

"Pap...Nay pap...."ucap Wina khawatir

Wijaya segera mempercepat langkahnya menuju ruang ICU tempat anaknya berbaring. Dugaan Abed tepat. Tania berada di dalam dan sedang memberondong seluruh karyawan ICU beserta setiap pasien dengan pistol yang berhasil dia dapatkan dari polisi di luar yang juga berhasil dilumpuhkan oleh gadis psikopat tersebut.

"Selamat malam bapak Abed. Maaf atas kelengahan yang terjadi. Di dalam ada tiga orang perawat dan sepertinya semua meninggal karena tembakan timah panas Tania. Sedangkan kondisi Naira, belum bisa kami pastikan. Tapi sudah kami susun rencana untuk segera menyelamatkan semua pasien yang ada di ruangan ICU."

"Terserah dengan kata kata bapak. Saya cuma mau Naira selamat tanpa kurang suatu apapun!"tegas Abed.

"Siap...."ucap AKBP Riandy tegas.

"Pap....Nay pap....!"

"Tenang mom...."

Sementara di ICU...

Tania,pov

Hai Naira Wijaya...sedang apa kau jalang? Sudah nikmatkah tidurmu? Mau tidur lebih panjang lagi? Atau mau menikmati hidup di akhirat? Hahahahaaaaaa. Naira...Naira...kalau saja kau tidak berkenalan dengan Nara, aku tidak akan sekejam ini nay. Kalau saja kau tidak hadir dalam hidup Nara, aku tak akan menyiksamu Nay. Jawab Nay...Jawab! Bangun kau jalang! Banggguunnnnnnn!!!!

Semua alatmu sudah tidak lagi diperlukan sayang. Lihat kondisimu. Sudah dekat dengan malaikat maut. Jangan lagi melawan takdir dengan tetap ingin hidup. Hei malaikat maut....coba kau katakan pada putri tidur ini. Sudah selesai kan kontrak hidup dia? Jujur saja pada putri tidur ini! Lihat tidurnya. Nyenyak kan malaikat? Rugi jika kau tidak segera datang dan mencabut nyawanya! Cepppppaaaattttt!!

Eh...eh...kenapa nafasmu nay?!? Kok seperti tak karu karuan. Mendadak sakit ya?!? Hahahaaa....Ahhh kasihannya putri cantik. Terus bernafas nay. Jangan sampai oksigen di ruangan ini terbuang sia sia jika kau tidak mau bernafas. Hei nay....lihat tanganku! Lihat Nay! Buka matamu jalang! Lihatttttt.....siapa yang melukaiku?? Siapa yang menyakitiku?!? Kau naira...Kauuuuuu.... Hahahaaaa....

Author,pov

Tangan Tania terus menerus mengeluarkan darah. Tapi justru semakin banyak darah yang keluar maka semakin menggebu pula perasaan Tania untuk menghabisi nyawa Naira. Sudah tak dihiraukannya lagi apa yang dirasakan oleh tangannya.

Tania,pov

Sakit nay?!? Ayooo coba tarik nafas yang panjang...hembuskan nay...iya terus pintar cantik....terussss...dan

Gadis Di Balik SenjaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang