chapter 9

121 1 1
                                    

pagi-pagi sekali baru saja aku membuka mata, Ka Tiwi ada di depan mukaku dengan wajah sangat sumringah 

"Ya Ampun! Ka Tiwi! ngapain sih di depan mukaku, deket banget! sana-sana!" ujarku heboh dan terkejut melihat wajah Ka Tiwi hanya berjarak beberapa senti di depan wajahku 

"hehehe, dek mandi sana gih! mau liat prawedding kaka ngga?" ujar nya berseri-seri. ketika aku lihat Ka Tiwi sudah rapi dengan baju yang menurutku agak santai juga sih, hanya memakai mini dress berwarna coklat manis dengan rambut panjang nya diurai, dan polesan make up tipis membuatnya terlihat lebih dewasa tapi tetap anggun 

"ngapain ngeliatin kaka dek! aku tau aku cantik, ngga usah terpesona gitu dong!" ujar Ka Tiwi 

"ngga masuk angin ka, pake baju kayak gitu di pantai?" ujarku sambil tersenyum jahil. mini dress yang dipakai Ka Tiwi memang agak terbuka di bagian lengan, bahu dan punggung. tapi dress yang dipakai nya memang bagus 

"enak aja, aku kan nanti dipeluk Gani jadi ga akan ada acara masuk angin segala lah dek!" ujar Ka Tiwi semangat 

"ih, gatel amat sih Ka! eh, designer nya udah dateng dong, cepet amat nyampe nya!" ujarku sambil duduk di pinggir kasur dan mulai mengikat rambutku 

"dek, sekarang itu jam 4 sore, designer nya berangkat dari Jakarta jam 4 shubuh ya menurut kamu aja deh, udah sampai atau belum?" ujar Ka Tiwi sambil pergi keluar kamar yang sebelum nya menyuruhku untuk cepat-cepat mandi 

jam 4 sore! selama itu aku tidur? tunggu dulu, tadi malam setelah acara ciuman Juna, aku dan Juna berdansa GJ di balkon, terus kita duduk berdua disana dan ngga kerasa udah ketiduran. aku memang kelelahan selama diperjalanan ya mungkin aku memang kelelahan. aku beranjak ke kamar mandi dan segera membersihkan diri 

setelah selesai mandi ketika aku keluar kamar, resort sangat sepi dan hanya ada note diatas meja tamu 

'Bel, kita duluan ke Pantai ya. kamu langsung kesini aja. aku juga duluan kesini soalnya fotografer yang foto prawed nya fotografer majalahku. sekalian aku ngurusin yang edisi holiday itu. JUNA '

aku segera menuju pantai, dan disana sudah ada perlengkapan untuk foto prawed, fotografer, perias, Juna, Aul dan sepertinya ada Azka disana. sepertinya Aul dan Azka semakin dekat. 

aku menyenggol lengan Juna pelan 

"sore sayang" ujar Juna sambil mengecup keningku hangat 

aku hanya tersenyum. lalu menyapa Aul dan Azka dan juga kru foto prawedding ini 

ketika aku melihat fotografer nya aku merasa familiar dengan punggung nya. ha? punggung nya? oke ini aneh. aku berusaha mengenyahkan pikiranku 

aku berjalan ke arah pantai yang agak sedikit menjauh dari keramaian foto prawedding Ka Tiwi. karena sungguh pasangan ini sangat romantis. 

:ka, mau ikutan duduk sini juga dong!" ujar Aul yang diikutin oleh Azka di samping nya 

"yaampun kalian, baru sehari udah lengket aja" ujarku sambil tersenyum jahil kearah mereka 

"ih kaka" ujar Aul malu-malu sambil duduk disampingku

Azka hanya tersenyum kaku, "Aul, aku mau ngambil alat-alat diving dulu ya ke resort, laut nya lagi tenang nih jadi pengen nyelam. mau ikut nyelam ngga? kalau mau aku bawain alat-alat buat kamu" 

"boleh deh" ujar Aul tanpa pikir panjang 

dari tatapan yang kulihat dari mereka, sepertinya mereka memiliki perasaan yang lebih dalam. wah hebat, cinta pandangan pertama. aku hanya tersenyum geli melihat pasangan remaja SMA yang sedang berbunga-bunga ini. Azka berpamitan sebentar lalu berlari menjauh 

tiba-tiba Juna menghampiriku diikuti oleh fotografer nya....... Rexa? 

"Rexa?" aku bergumam tanpa sadar. Juna dan Rexa yang tadi nya sedang menunduk menatap hasil jepretan Rexa melihat kearahku. Rexa terkejut 

"eh ko ada kamu Bel?" ujar Rexa ceria.

Rexa berlari kearahku lalu mengacak rambutku. aku hanya tertawa melihat nya. memang kami baru bertemu satu kali tapi kami sama-sama merasa nyaman jadi tidak canggung lagi 

"lo kenal Bella?" ujar Juna sambil menghampiriku

"ia gue kenal sama dia, si cewe galau yang kabur ke Anyer. hahahahahha" ujar Rexa tertawa 

Juna terlihat agak sedikit tidak nyaman melihat kedekatanku dan Rexa. tiba-tiba Rexa bertanya pada Juna 

"lo sendiri tau Bella darimana?" 

"kenalin ini calon istri gue" ujar Juna sambil merangkul bahuku 

Rexa terlihat sedikit terkejut tapi segera meminta maaf 

"eh maafin aku ya Bel, tadi ngacak-ngacak rambut kamu. tapi kesempatan emas banget ngga sih gue sempet ngacak-ngacak rambut calon istri direktur. hahahahaha"

aku, Juna dan Aul hanya tertawa bersama

"Aul, ini udah aku bawain. yuk kita mulai sekarang" ujar Reza yang tiba-tiba datang sudah memakai baju selam nya dan memberikan perlengkapan selam kepada Aul. Aul hanya mengangguk lalu berpamitan pada kami 

kami duduk bertiga dipinggir pantai menikmati semilir angin sore menjelang malam 

"eh, itu foto prawed nya udah selesai Xa?" ujarku 

"udah lah, kalau belum ngapain aku nongkrong disini" ujar Rexa sambil melihat hasil-hasil jepretannya 

"kamu tadi kenapa ngga disana?" ujar Juna sambil memainkan jariku 

"males ah, mereka terlalu romantis bikin iri aja" ujarku cuek 

"cie, pengen ya Bel? yaudah kalian mau prawed juga ngga nih?" ujar Rexa sambil berdiri menatap kami berdua 

Juna langsung mengangguk antusias. "itung-itung kita latihan buat foto prawed betulannya tahun depan Bel" 

aku hanya tersenyum lalu mengangguk 

foto pertama aku dan Juna sedang bermain air dengan tertawa bahagia lalu pose kedua Juna sedang menatapku yang sedang ber main pasir, pose ketiga Juna sedang menggendongku di punggung nya sambil tertawa, pose keempat Juna memelukku dari belakang sambil mencium puncak kepalaku pose terakhir siluet kami yang sedang berciuman. 

aku merasa malu sekaligus senang sekali ketika melihat siluet kami yang sedang berciuman mesra dengan backround laut tenang, dengan matahari terbenam sungguh indah, dengan cahaya orange yang mulai meredup menambah suasa keromantisan kami. apalagi kalimat Juna sebelum menciumku sungguh membuat hatiku menghangat bahkan sampai sekarang 

"aku berhasil mencintaimu Bel" 

aku tidak akan mencoba berfikir negatif kali ini. aku akan percaya apa yang Juna katakan padaku tentang perasaannya. 

TBC 

Word on MelodyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang