Akhirnya sampai juga dirumah. Aku cukup lelah dengan perjalanan jakarta-lombok. Karena hari ini tidak ada acara dan sekarang masih jam 4 dini hari aku berencana untuk tidur seharian.
Baru beberapa jam sepertinya aku tertidur kurasakan ponselku bergetar. Tapi aku mencoba untuk tidak menghiraukannya karena badanku lelah. Tapi ponselku tidak berhenti bergetar akhir nya aku mengangkat ponselku dengan kesal
"Siapa?" Ujarku ketus masih memejamkan mata
"Aku Azka, kamu lagi tidur ya Bel? Maaf ya ganggu tapi ini penting banget" ujarnya
"Ada apa?" Ujarku malas
"Kamu mau temenin aku ngga buat acara pembukaan cabang perusahaanku di daerah bogor nanti malam? tamu nya bakal banyak dari sesama perusahaan kontraktor, para designer interior dan pasti para arsitek. Kamu mungkin bisa sambil aku promosikan. Mau kan?"
Tanpa pikir panjang aku hanya bergumam menyetujuinya. Lalu memutuskan panggilan ponselku dan kembali tertidurAku mengerang pelan sambil mencoba membuka mata. Kulihat jam dinding kamarku jam 4 sore. Aku mencari ponselku lalu mengecek pesan-pesan yang masuk.
Ketika aku melihat ada dua pesan dari Azka, aku terkejut membacanya
'Kamu udah tidur lagi ya? Maaf ya ganggu banget, tapi kamu udah setuju kan Bel buat ikut? Jam 5 sore nanti aku jemput kerumah kamu'
Satu pesan lagi
'Bel, udah siap? Aku sebentar lagi kerumah kamu ya, oh iya jangan lupa bawa baju ganti karena sepertinya kita akan menginap dulu semalam di bogor'
Menginap? Dibogor? Setuju apa? Oh Tuhan! Aku baru ingat Azka menelfonku tadi pagi untuk mengajak ke acara pembukaan cabang kantornya!
Apa aku harus pergi? Tapi katanya dia akan mempromosikanku bukan? Sepertinya tidak ada salahnya juga aku ikutAku segera bersiap-siap. Baru saja aku selesai menggelung rambutku bel rumahku berbunyi, dan disusul suara Bi Nunu pembantuku terdengar. Aku segera keluar kamar dan menemui Azka yang memakai baju santai nya di ruang tamu.
"Hai, Bel. Udah siap kam? Baju ganti nya udah bawa juga? Ujar Azka sambil tersenyum padaku
"Iya aku udah bawa ko. Eh bentar ya aku mau nulis note dulu buat orang rumah" ujarku.
Ayah bunda memperpanjang waktu mereka untuk berlibur di Lombok jadi mereka belum pulang. Aku dirumah hanya dengan Ka Tiwi. Aku segera menulis di stick note untuk memberitahunya bahwa aku pergi
Setelah selesai kami menuju mobil Azka yang sudah terparkir di depan rumahku.
Diperjalanan aku lebih banyak diam, entah kenapa terselip rasa bersalah di hatiku. Aku pergi dengan Azka tanpa memberitahu Juna. Bagaimana jika Juna marah padaku? Memikirkannya membuat mood ku menurun dan otakku terus menyuruhku untuk kembali kerumah atau setidaknya memberi Juna kabar. Tapi aku tidak punya keberanian sama sekali untuk itu
"Bel? Bella? Kenapa? Ko ngelamun gitu?" Ujar Azka sambil menepuk tanganku pelan
Aku hanya mengerjap lalu berguman tidak apa-apaPonsel Azka bergetar, lalu Azka membaca pesan di ponselnya. Mimik wajah nya langsung berubah setelah membaca pesan itu, lalu tiba-tiba tenang kembali. Aku berusaha untuk tidak peduli. Tiba-tiba Azka berbicara
"Gausah mikirin Juna dulu. Kamu bahagia kan kalau ngga ada Juna, jadi malam ini sama besok kamu fokus sama aku aja, dan promosi dirimu nanti malam. Oke?" Ujar Azka dengan nada memerintah
Aku hanya menatap muka nya tanpa sedikitpun ingin menjawabnya. Apa maksudnya aku tidak bahagia jika dengan Juna? Aku sangat bahagia ada disampingnya.
Jangan manyun gitu Bel, nanti aku makin gatahan buat nyium kamu"
Aku hanya mendelik ke arahnya. Tiba-tiba mobil Azka merapat ke bahu jalan dan berhenti. Lalu tiba-tiba saja Azka menciumku perlahan lalu tiba-tiba memanas, lidah nya berusaha menerobos masuk ke mulutku. Aku berusaha menjauhkan wajahnya. Aku terus meronta, tapi Azka mengunci lenganku dengan lengannya. Aku tidak bisa bergerak lagi. Aku ingin menangis. Tapi aku menahannya. Kenapa Azka memperlakukanku sekasar ini. Aku menangis tertahan. Azka melepaskan panggutannya ketika kami sama-sama kehabisan nafas.
Aku menampar wajahnya keras.
"Apa yang kau lakukan?" Jeritku sambil menahan air mata yang terus turun
"Aku mencintaimu Bella. Tolong tinggalkan Juna untukku" ujar nya dingin dengan tatapan penuh nafsu
"Aku ingin pulang" ujarku sambil menghapus air mata
"Tidak. Bella maafkan aku, aku seharus nya tidak sekasar it tadi" ujar Azka dengan tatapan yang sudah berganti dengan tatapan penuh sesal.
Aku tidak menghiraukannya. Aku segera membuka pintu mobil lalu keluar.Azka mengejarku lalu menarik lenganku. Aku berusaha melepaskan jeratannya di lenganku. Tapi dia terlalu kuat aku diseret masuk ke mobil nya dan di dudukan di jok belakang. Azka segera mengendarai mobil nya kencang. Aku terus berteriak ingin keluar dari mobil. Tapi Azka tidak menghiraukannya. Mobil terus mengarah ke daerah yang semakin banyak pohon dan sangat gelap. Alarm di otakku segera menjerit. Aku hanya bisa menangis dan berdoa semoga Azka tidak melakukan apapun padaku. Aku segera membuka ponsel lalu menghubungi Juna. Aku tidak tahu lagi harus mengubungi siapa.
Telfonku belum diangkat tiba-tiba saja Azka menepikan mobilnya. Lalu melihat kearahku dengan ekspresi yang tidak bisa dijelaskan
Aku segera menyembunyikan ponselku.
Azka lalu duduk di jok belakang sambil memegang tangan ku
"Aku mencintaimu Bella sungguh, menikahlah denganku"
"Apakah kau gila? Aku akan menikah dengan Juna. Kami sudah sama-sama mencintai dan akan segera menikah. Lepaskan tangan kotormu itu dariku!" Aku berteriak histeris
"Juna tidak pernah mencintaimu" ujar azka dingin.
"Kita lihat apa Juna masih mencintaimu setelah ini" ujar Azka. Tiba-tiba saja semua bayangan burukku terjadi. Mahkotaku, kehormatanku diambil paksa oleh Azka. Aku meronta sambil menjerit minta tolong. Tapi sepertinya memang daerah ini sangat sepi karena tidak ada yang mendengarku. Aku terus meronta, menangis dan berteriak.
"Diam dan nikmati Bella" ujar Azka terus menekanku
Aku berteriak minta tolong sampai aku kelelahan dan semua menjadi gelap tiba-tibaAku terbangun dengan rasa nyeri dikepalakdan dibagian bawah tubuhku. Aku mengerjapkan mataku. Aku tidak mengenal tempat ini. Aku berusaha untuk bangun. Tapi bagian bawahku sungguh perih sampai aku tidak tahan duduk dan kembali berbaring. Ulasan kejadian Azka yang merenggut kehormatanku membuatku terisak lagi. Aku bukan seorang gadis lagi sekarang. Hatiku sakit dengan kenyataanku saat ini. Bahkan aku merasa sangat kotor.
Tiba-tiba Juna masuk ke kamar yang entah milik siapa ini, dengan wajah lega
Juna memelukku hangat. Ingatan kejadian dengan Azka yang memelukku dengan kasar membuatku tegang berada dipelukan Juna. Aku takut Juna akan memperlakukanku seperti Azka. Lagipula aku kotor sekarang. Aku mendorong tubuh
Juna. Ada luka di mata Juna ketika aku mendorong nya.Tatapannya membuatku merasa bersalah. Aku menghianatinya, bahkan aku sudah sangat buruk untuk dimilikinya. Tanpa terasa aku terisak lagi. Kenapa semua ini harus terjadi padaku? Kenapa Azka tega melakukannya padaku?
"Bella" ujar Juna hangat walaupun sangat jelas suara nya mengandung nada kecewa disana
Aku tidak berani mengeluarkan suaraku, bahkan untuk melihat wajahnya aku terlalu malu
"Bel" ujar juna lagi, kali ini sambil mengangkat daguku.
Aku hanya menangis. Aku tidak tahan melihat wajahnya. Aku malu, aku merasa bersalah. Apakah Juna tahu apa yang sudah kualami?
"Kita dimana?" Ujarku pelan
"Kita masih di bogor. Di salah satu penginapan. Kita akan menginap dulu disini karena sudah terlalu malam untuk pulang" ujar Juna
"Apa kau tahu yang terjadi padaku?" Ujarku lebih pelan lagi. Akhirnya pertanyaan itu bisa keluar juga dari tenggorokanku
"Aku tahu. Ketika aku mengangkat ponselku, suara keparat itu dan kau yang berteriak histeris membuatku sangat khawatir. Aku segera melacak keberadaanmu. Aku segera menyusulmu sambil terus melacak lewat ponselmu. Sampai aku menemukan mobil itu terparkir dan kau yang sudah tidak sadarkan diri. Maafkan aku karena tidak bisa menjagamu Bella. Aku minta maaf" ujar Juna dengan tatapan penuh sesal
Aku hanya menangis lagi. Kenapa Juna harus meminta maaf padaku? Juna tahu semuanya. Apa mungkin Juna masih akan mencintaiku? Mungkin aku terlalu kurang ajar untuk berharap seperti itu. Mungkin hanya dengan Juna masih mau menatapku saja aku harus sudah bersyukur.TBC