6-Candle Light Dinner With Bad Boys(1)

3.8K 73 0
                                    

Astaga ini sudah jam tujuh malam,dan aku belum melakukan persiapan apa apa.Bodoh mengapa aku tadi ketiduran, Vean akan mejemputku satu jam lagi dan apa yang harus aku lakukan dengan waktu hanya satu jam.

Aku segera menyambar handuk yang tergantung rapi dipintu kamarku,dan sedikit berlari kekamar mandi.

Kunyalakan shower yang mengalirkan air sedingin es,ahh dinginya mengapa disaat saat seperti ini air panasnya rusak.Menyebalkan.

Aku mulai menggosok seluruh bagian tubuhku, tak ada yang terlewatkan.Hari ini aku harus wangi dan juga segar,dihadapan Vean.

Kurang lebih lima belas menit aku berada di kamar mandi,setelah itu aku melilitkan handuk dengan asal untuk menutupi tubuhku,toh tidak ada siapa siapa disini.

Aku keluar dengan membuat jejak-jejak tetesan air yang bersumber dari rambutku,dengan cepat aku berlari kekamar dan langsung membuka lemari pakaian tanpa repot repot untuk menutup pintu.

Mataku jeli menekuri setiap pakaian yang ada didalam lemari kecilku, aku memiliki banyak gaun yang indah.Tapi entah mengapa disaat genting seperti ini, aku merasa seperti tak mempunyai baju yang bagus.

"Arghh!!" aku menggeram frustasi, karena tak kunjung mendapatkan baju yang cocok untuk ku kenakan.

Mana sedari tadi handuk yang aku kenakan ingin melorot,sehingga aku mencari baju dengan tangan satu.Dan tangan lainya sibuk memegangi handuk yang sudah melorot memperlihatkan belahan dadaku.

"Perlu bantuan?!" tanya suara berat di belakangku.

Spontan aku membalik badanku dan hatiku menjerit histeris melihat seorang pria tampan berdiri diambang pintu kamarku,sambil bersedekap dada.

Damn it!!! Mengapa dia disini? Sekarang masih jam setengah delapan,lagipula aku belum siap.Dan apa yang kukenakan saat ini,handuk kecil lima belas centi diatas lutut,dan hampir memperlihatkan buah dadaku.

Namun dia sama sekali tidak merasa sungkan melihat tubuhku yang sedikit terekspos,dia malah mengulas sebuah senyum jahil.

"Ve-vean mengapa kamu ada disini? Ini masih jam setengah delapan,kau bilang akan menjemputku jam delapan?" dia hanya mengangkat bahu acuh mendengar pertanyaanku.

"Well siapa tau kau butuh bantuan untuk bersiap-siap!" aku menggeleng cepat.

"Tidak aku tidak perlu bantuan,kau tunggu diruang tamu saja.Aku ingin memakai pakaian." kataku memerintah.

Bukanya keluar Vean malah mendekat kearahku,sontak aku langsung menyilangkan tanganku didepan dada.Untuk menutupi belahan dadaku yang sedikit terekspos,Vean tersenyum geli melihat perlakuanku.

"Ve-Vean ap-apa yang kau lakukan,keluar dari sini.Apa kau tidak lihat,aku memakai apa sekarang." kataku gugup,karena Vean hanya berjarak satu langkah denganku.Dan aku yakin Vean bisa melihat seluruh tubuhku,aku malu sekali.od kill me now,please!!

"Kau terlihat sangat cantik,malam ini." puji Vean,sambil selangkah mendekat kearahku mengikis jarak diantara kami.

Mataku membulat penuh,apa yang harus aku lakukan. Apa aku harus lari sekarang,tapi itu membuat aku terlihat konyol.

"Vean pergilah,aku malu sekali!" ucapku sambil menatap lurus manik mata Vean,yang sudah berkabut menahan gairah.

What gairah? Mampus aku harus segera mengusirnya sebelum dia bertindak melewati batas,bukanya aku berpikiran buruk pada Vean.

Tapi setauhuku dan aku sangat yakin Vean adalah pria normal,dan pria normal mana yang tak bergairah.Saat melihat seorang wanita hanya memakai handuk lima belas centi diatas lutut,dan hampir memperlihatkan belahan dadanya.

Vean semakin mengikis jarak diantara kita,kepalanya mendekat kekupingku dan bibirnya membisikkan kata kata sensual,yang membuat bulu kudukku meremang.

"You know,you look sexy tonight." mataku membulat sempurna mendengar pernyataan yang begitu vulgar,dari Vean.

Baru saja mulutku terbuka ingin membalas ucapan Vean,Vean melanjutkan kembali kata katanya.

"I'll wait for you outside, do not be a long time.Or I would be back here,dan menerkam mu saat ini juga." katanya sambil meniupkan nafas hangatnya ke lipatan leherku,sontak aku langsung meremang geli.

Sekuat tenaga aku menggigit bibirku, agar tak keluar suara desahan.Yang mungkin akan membuat Vean semakin menjadi jadi,dengan sekuat tenaga aku mendorong bahu Vean menjauh.

"Udah ah Vean,sana keluar!!" teriakku,kurasakan pipiku memanas karena pernyataan Vean tadi.

Vean menuruti perkataanku dan melangkah menjauh,disertai tawa geli yang terus berderai dari mulutnya.

Apa aku konyol? Sehingga Vean menertawaiku.Ah entahlah yang terpenting sekarang aku harus bersiap siap, sebelum Vean kembali kesini dan habislah aku.

***

Kupoleskan lipstick berwarna pink muda ke bibirku,untuk sentuhan terakhir juga mempermanis wajahku.

Aku mematut diriku didepan cermin seraya tersenyum puas.Tak mewah memang dandananku hari ini,tapi cukup pantas untuk bersanding dengan Vean.

Aku memakai sebuah dress berwarna pink tua yang berpotongan rendah selutut,dan juga tanpa lengan sehingga kulit mulus nan putihku ter-ekspos sempurna.

Rambut hitam panjangku kugerai begitu saja,tanpa penghias apapun hanya kuselipkan dibelakang telinga namun terlihat elegan.

Aksesoris yang tidak terlalu mencolok,namun terlihat sangat anggun.Setelah semuanya siap aku berjalan ketempat dimana aku menyimpan sepatu,di rak sepatu tak ada satupun sepatu high heels jadi pilihanku jatuh kepada sepatu flat berwarna senada dengan bajuku.

Aku kembali barlari kecil ke meja rias,dan sekali lagi mematut diriku didepan cermin.Oh iya satu lagi yang terlewat.

Kuraih botol parfum beraroma lavender,dan menyemprotkanya keseluruh tubuh tanpa terkecuali.Perfect!

"Firella apa sudah selesai." teriak Vean dari luar.

"Sudah sebentar lagi aku keluar." jawabku sambil melangkah menghampiri Vean yang berdiri didepan pintu.

Kutarik kenop pintu dan membukanya lebar lebar,Vean yang tadinya berdiri memunggungiku membalikan badanya setelah mencium aroma lavender yang menguar dari tubuhku.

Vean hanya terdiam sambil menatapku sampai tak berkedip,sehingga aku menundukkan kepalaku menghindari tatapan nya.

"Wow!! Firella you are so beautiful." puji Vean.

Aku mengangkat kepalaku seraya mengulas senyum lembut."Thanks Vean."

"Kamu nggak mau bilang aku tampan hari ini." kugelengkan kepalaku."Ah terserah yang penting aku merasa tampan." ucapnya percaya diri.

"Percaya diri sekali." bukanya menjawab Vean malah menggenggam tanganku,dan membawaku keluar dari apartemen.

💝💝💝

Wah kayaknya Vean badboys ni

Dia bener bener suka Firella ato cuman

Dijadikan pelampiasan ah entahlah

Ikuti aja terus ders















FIRETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang