Fire pov
Kuletakkan kantong plastik yang berisi obat obatan di meja makan,lalu aku melangkah menuju kulkas untuk mengambil susu.Malas rasanya makan disaat tenggorokan sedang tidak bersahabat, jadi aku cukup puas hanya dengan meminum susu.
Susu segar kutuang didalam gelas,dan aku mereguknya dengan sedikit mengernyit merasakan aliran susu dingin di tenggorokanku,membuatku sedikit merasakan sakit.
Kududukan bokongku di kursi,dan membuka kantong plastik meraih obat yang tadi kutebus di apotek.Sampai suara bel menghentikan tanganku menyuap sebuah pil,lalu kuletakkan kembali pilnya dengan asal dan bergegas membukakan pintu.
+Ceklek+
Seorang pria tampan dengan baju cassual berwarna putih gading,dan juga memakai celana jeans berwarna senada dengan bajunya.Berdiri didepanku dengan kedua tangan berada disaku celananya.
Ku akui dia sekarang tampak jauh lebih tampan,tapi sebelumnya bukanya dia tidak tampan namun sekarang dia tampak trendy dan macho.
"Vean!"ucapku pelan.
"Hai Firela,bagaimana kabarmu?"sapanya ramah,aku mengerjap memastikan bahwa pria tampan didepanku ini benar benar Vean lelaki yang sudah kucintai selama bertahun tahun,namun tak terbalas.
"Vean benarkah ini dirimu."kataku sambil meraba raba wajahnya,dia terkikik geli dan menangkap tanganku yang sedang bergerilya di pipinya.
"Ini benar benar aku Firella."secara spontan aku memeluknya dengan erat,menumpahkan semua kerinduan dan cintaku yang selama ini terpendam.
Sungguh perasaanku saat ini benar benar campur aduk,antara bahagia,sedih,dan sakit.Bahagia karena setelah bertahun tahun lamanya akhirnya aku bisa berjumpa lagi denganya.
Sedih karena Vean membalas pelukanku sama erat nya, seperti aku memeluknya.
Dan sakit karena saat ini aku sedang melakukan proses melupakan rasa cintaku padanya,namun sekarang dia muncul lagi membuka kembali hatiku yang sudah mulai menutup.
Kuhirup aroma tubuh Vean yang lembut,dan menyimpannya di indra penciumanku agar aku dapat selalu mengingat aroma badanya yang memabuk kanku.
Dia menjauhkan tubuhku dan menangkup pipiku lembut,membuatku merinding seketika.Aku hanya bisa terpejam menikmati setiap sentuhannya, yang selama ini aku rindukan dan aku inginkan.
"Firella sebenarnya aku ingin mengatakan sesuatu padamu,tapi kumohon jangan marah setelah ini."kubuka mataku dan mentapnya penuh tanda tanya.
Apa yang ingin Vean katakan? Apa dia ingin menyatakan perasaanya?
Kurasakan pipiku memanas dan Vean mengusap pipiku lembut.Jantungku kembali berdegup hebat,memikirkan segala sesuatu yang mungkin terjadi.
"Ap-apa i-tu Vean."ucapku terbatas bata.
"Sebenarnya.."kata Vean menggantung,membuatku memelototkan mata penasaran."Sebenarnya aku lapar,apakah kau punya makanan?"mataku semakin melebar dibuatnya, sialan aku tertipu.
Aku menjauhkan badanku selangkah dari badan Vean,yang tadinya hanya berjarak satu centi.
"Ah maafkan aku Vean,aku tidak memiliki makanan apapun."aku menunduk merasa bersalah,namun Vean mengangkat daguku untuk menatap mata birunya.
"Tidak apa apa Firella,kita makan diluar saja aku nanti akan menjemputmu jam 8 malam."
"Kita?"tanyaku terkejut,apakah ini ajakan kencan.
"Iya kita."ucapnya tegas,untuk memastikanku.
"Tapi..."
"Oh ayolah Firella,ini hanya makan malam biasa.Bukan kencan atau candle light dinner."ucapnya seakan tau apa yang sedang ada dipikiranku, tiba tiba saja aku merasa kecewa.
"Baiklah aku ikut!"raut wajahnya seketika berubah berbinar binar,dan senyuman mengembang sempurna di bibirnya seperti bunga dimusim semi.
"Yes!!aku nanti akan menjemputmu tepat waktu,dandan yang cantik sayang."
What!!! Apa aku tak salah mendengar,Vean memanggilku dengan sebutan 'sayang' oh god cobaan apa lagi ini.Aku ingin melupakannya,tapi mengapa dia jadi seperti ini.
"Ih Vean jangan memanggilku seperti itu."
"Mengapa sayang? Apa kau tidak suka."aku menggeleng cepat.
"Tidak..bukanya aku tidak suka.Tapi aku tidak biasa Vean."Vean menangkap kedua tanganku,mengangkatnya tepat didepan wajahnya dan mencium tanganku seringan bulu.
Satu....dua....tiga....hitungan bom yang sudah siap meledak merayapi jantung ku,aku menatapnya shock,dan dengan entengnya dia hanya mengendikkan bahu dan menyunggingkan sebuah senyum jahil.
"Lama lama kau akan terbiasa Firella."kutarik paksa tanganku yang masih berada di genggamanya,membuat Vean mengerucutkan bibir.Lucu sekali seperti mulut donald bebek.
"Ah baiklah pemaksa!"
"Hei aku tidak pemaksa."kujulurkan lidahku mengejeknya.
"Wlee..sana pulang aku ingin mandi."aku mendorong tubuhnya menjauh dari pintu apertemenku.
"Baiklah aku pulang,dan ingat Firella dandan yang cantik ya sampai aku tak bisa memalingkan wajahku dari wajahmu."
"Kau terlalu banyak bicara Vean,hus hus cepat sana pulang."sekali kagi kulihat dia mencebikkan bibir kesal,membuatku terkikik geli.
"Sebelum aku pulang apakah tidak ada ciuman perpisahan."
Aku melotot dan Vean malah tertawa, hei aku sedang tidak bercanda.
"Tidak ada cepat pulang,tak enak dilihat tetangga."Vean mengangkat tangan menyerah dan menempelkan telapak tangan ke bibirnya,dan melakukan cium jauh.
Senyuman samar aku tujukan padanya,dan akupun masuk kedalam apartemen setelah Vean hilang dibalik pintu lift.
💗💗💗
Pendek ya??
Maafkanlah autors readers
Aurors sedang tidak bersemangat buatnya
Tapi tetep vote and coment ya
Aku juga menerima kritikan dan saran dari kalian ko.
Salam manis
Michael_Barawati

KAMU SEDANG MEMBACA
FIRE
Romance(18++) Cinta datang tak terduga,namun jika cinta itu sudah datang cinta akan berubah seperti api yang merusak dan mengancurkan apa saja yang menjadi Penghalang. Firella Alexander Graham