7-Candle Light Dinner With The Bad Boy (2)

5.2K 102 8
                                    

Vean membawa ku turun dari apartemen,menuju mobil  Lamborghini Huracan yang sudah menunggu dipelataran gedung apartemen.

Mataku dimanjakan dengan pemandangan mobil sport mewah milik Vean,dari yang kutahu mobil sport sejenis ini sangat langka di Jakarta.Hanya orang-orang yang memiliki kekayaan berlimpah yang sanggup membelinya.

Dan juga dari yang kutahu,Vean adalah anak dari pengusaha terkaya di jakarta,maka tak heran jika ia sanggup membeli mobil Lamborghini Huracan yang harganya sangat fantastis.

Vean membukakan pintu mobil untukku,aku tersenyum dan masuk kedalam. Lalu Vean berlari mengitari mobil,dan membuka pintu yang berada disisi lain.Dia duduk tepat disebelahku, Vean menatapku lekat dan menggenggam tanganku erat.

"Kamu hari ini sangat cantik Firella." pujinya.

"Terima kasih atas pujianmu Mr.Vean." jawabku sambil menyelipkan anak rambut kebelakang telinga yang menjuntai di pelipisku.

Namun,sepertinya rambutku tidak mau berkompromi.Rambutku tetap turun dan menjuntai,menutupi sebagian wajahku.

Lalu tangan Vean terulur menyentuh rambutku,menyelipkanya dibalik telinga.Ajaib! Setelah Vean yang menyelipkannya rambutku tidak menjuntai kembali.

Tidak adil!

"Sehelai rambut pun tak akan kubiarkan menutupi wajah cantikmu pada malam hari ini sayang." ucapnya penuh penekanan.

"Vean jangan memanggilku seperti itu,aku merasa geli." protes ku sambil mencebikkan bibir kesal.

Tiba-tiba 'Cup' bibir lembut Vean sudah mendarat sempurna di bibirku.Vean memagut bibir ku lembut,membuatku meremang geli.

Ciuman Vean semakin menggila, saat aku tak merespon ciumanya.Lidahnya memaksa masuk dan meminta lebih,ya namanya baru pertama kali melakukan french kiss jadi aku tidak tau apa yang harus aku lakukan.

Sedikit aku membuka mulutku untuk mencari oksigen yang mulai menipis,namun Vean memanfaatkanya untuk menelisik lebih dalam menjelajah mulutku.Mengajak lidah ku menari-nari dengan lidahnya,mencecap rasa manis yang tersedia didalam bibirku.Sedikit demi sedikit aku sudah mengetahui tekniknya,dan mulai terbuai dalam ciuman Vean yang panas dan basah.Tanpa kusadari tanganku sudah melingkari leher Vean,Vean memegang tengkuk ku dan menekanya untuk memperdalam ciuman kami.

Kurasakan Vean tersenyum disela-sela ciumanya,saat aku bernar-benar kehabisan nafas.Kudorong dada Vean yang masih memagut bibirku,akhirnya bibir kami pun terpisah satu sama lain.

Aku menatapnya kesal,bibirnya membengkak dan rambutnya acak-acakan karena aku tadi mengacak dan menjambak rambutnya.Namun,Vean malah mengulas senyum nakal,sembari mengedipkan sebelah matanya.

"Lebih geli dipanggil sayang, atau  lebih geli kucium." katanya dengan seringaian nakal.

"Keduanya sama-sama menggelikan." ucapku sambil menatap kesal kearah Vean.

"Tapi kau menikmatinya kan sayang,bahkan tadi kau lebih agresif." ujarnya sambil mencolek ujung hidungku.

Aku menunduk,menyembunyikan rona merah yang sudah tercetak jelas dikedua pipi ku.

Namun, Vean mengangkat daguku untuk mensejajarkan wajahnya dengan wajahku.Dia mengecup hidungku gemas,turun kebibir dan dikecupnya singkat.

"Jangan menyembunyikan wajahmu sayang,kau terlihat cantik jika sedang malu-malu."

Kupukul lenganya pelan,tawa lantas berderai dari mulutnya.Lalu,tanganya terulur merengkuh ku kedalam pelukanya,Vean mengecupi puncak kepalaku dalam.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Feb 05, 2017 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

FIRETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang