Part 1

7.3K 464 24
                                    


Hola!
Kali ini aku balik dengan kisah baru, judul mainstream dan cerita sederhana yang sesederhana judulnya.
Ini sedikit terinspirasi dari lagu yang ada di multi media dan request dari seseorang, jadi biar baper baper gitu coba deh bacanya sambil dengerin lagu diatas hehe
Semoga cerita ini bisa bikin kalian mesam mesem, baper dan yang jomblo jadi pengen cepet-cepet ketemu jodohnya biar bisa malem mingguan sambil ngopi-ngopi cantik kayak Mz Galih haha
Kalo ada salah-salah kata, typo typo gengges mohon dimaapkeun.
Aku nulis di hp soalnya 😂
Okelah, readers....
See you at The Moffee's yaaaa!



"Woy! Jangan diliatin mulu! Juling tuh mata lama-lama!"

Galih terkekeh lalu memalingkan pandangannya pada tiga orang sahabatnya di kantor yang dari tadi sibuk mengobrol soal anak marketing baru yang cantiknya persis Tara Basro versi warna kulit lebih putih.

"Bosen gue denger lo pada ngomongin Flo. Mending liatin itu, nggak mainstream. Kemungkinan ditikung sama lo bertiga tipis!"

"Ya elah, kayak berani aja deketinnya! Lagian cakep gitu ya kali belum ada 'guguk'nya!" ceplos Angga salah satu sahabat Galih disusul tawa kedua sahabatnya yang lain, Miko dan Bayu.

"Tapi ini justru kemajuan, Ngga! Biasanya kalo ditawarin cewek kan nolak mulu!" tambah Bayu.

"Sikat udeh, Gal! Keburu disikat yang lain nanti susah lagi lo!" kali ini Miko yang bersuara memanas-manasi Galih.

Galih diam aja. Tiga tahun berstatus jomblo bikin Galih lupa caranya kenalan dan basa-basi sama perempuan yang menarik perhatiannya. Jadi giliran ada perempuan yang menarik perhatiannya begini, Galih malah diam saking gugupnya dan yaaa bingung harus bersikap seperti apa.

Tapi apa kata ketiga temannya itu memang fakta. Selama tiga tahun ini, Galih sama sekali tidak tertarik untuk mempunyai hubungan dengan perempuan manapun. Bukannya terkena arus urbanisasi lelaki masa kini alias lebih tertarik pada sesama jenis, tetapi lebih pada karena Galih memang belum bisa membuka hatinya. Bukannya dia kehilangan selera waktu melihat perempuan cantik, pintar dan menarik. Galih masih suka lirik sana-sini, masih mengiyakan ocehan teman-temannya soal perempuan cantik walaupun Galih tidak banyak bicara. Hanya saja Galih lebih memilih untuk memfokuskan diri pada pekerjaannya daripada mengurusi masalah hati. Tidak ada trauma jatuh hati atau semacamnya, hanya belum ada yang mampu mengalihkan perhatiannya dari dunia pekerjaannya. Galih cukup bahagia dengan kehidupannya saat ini, yang biarpun tanpa pendamping tapi ia tetap masih bisa bersyukur dan menikmati kehidupannya yang berjalan baik-baik saja selama ini.

Tapi semua mendadak berubah semenjak Galih tanpa sengaja menemukan kafe yang tidak terlalu besar tapi nyaman ini. Semua fokusnya beralih pada perempuan manis yang memiliki lesung pipi, yang terlihat semakin cantik saat meracik kopi dibelakang meja besar tempat ia menyembunyikan kecantikannya.

Perempuan yang sedang meracik kopi itu memiliki wajah khas Indonesia yang manis. Kulitnya bersih berwarna kuning langsat. Tubuhnya tidak terlalu tinggi, sedang-sedang saja dan cenderung kurus. Tapi yang paling menarik perhatian Galih adalah senyumnya. Adanya lekukan dalam dan cantik dikedua sisi pipinya! Lesung pipi yang dimiliki perempuan itu maniiiiiiiiis banget!

Ini bukan pertama kalinya Galih ke kafe ini hanya untuk sekedar memperhatikan gerak-gerik barista cantik yang menurut hasil intip-intip name tag nya, bernama Asta. Pertama kali Galih datang ke kafe ini adalah waktu ia sedang pusing dengan pekerjaannya. Ia memilih untuk melarikan diri sejenak dari kesibukannya untuk sekedar minum kopi. Kebetulan kafe ini jaraknya tidak terlalu jauh dari kantornya, tapi Galih memang sama sekali belum pernah ke kafe ini.

Falling In Love At a Coffee ShopTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang