Part 2

3.2K 313 24
                                    



Sudah tiga hari setelah Galih mengantarkan Asta pulang dan sudah tiga hari juga Galih jadi banyak tebar senyum kesana-sini. Miko, Bayu dan Angga cuma bisa ketawa-ketawa melihat sahabat mereka lagi senang-senangnya. Sudah lama Galih tidak sebahagia ini, setidaknya karena perempuan. Paling bahagianya Galih selama ini kan tidak jauh dari menang main PES atau kalau AC Milan lagi menang. Jadi, ketiga sahabatnya ini memilih untuk ikut berbahagia untuk Galih.

Sayang tiga hari ini Galih tidak sempat untuk mampir di kafe tempat Asta bekerja, The Moffee's (kalau kata Andira The Moffee's itu singkatan dari Modern Coffee Shop). Pekerjaannya yang sedang banyak-banyaknya membuat Galih tidak ada waktu buat leha-leha. Pernah sekali, esoknya setelah mengantar Asta pulang, ia mampir ke The Moffee's. Niatnya mau melihat Asta, bagus kalau bisa mengantar Asta pulang lagi. Sayang seribu sayang Asta sedang tidak bertugas hari itu. Libur kata salah satu temannya. Setelah itu Galih sama sekali tidak sempat mampir lagi.

"The Moffee's yuk, Gal!" ajak Bayu tiba-tiba waktu mereka berdua sedang makan di warteg yang letaknya tidak jauh dari kantor. Miko dan Angga tidak ikut bersama mereka karena sedang punya urusan masing-masing. Ya, pastinya tidak jauh dari urusan gebet-menggebet perempuan-perempuan diluar sana.

"Kan yang lagi modus gue, Bay. Kenapa jadi lo yang heboh ngajak gue kesana?"

Bayu salah tingkah. Belum ada yang tahu kalau Bayu tertarik dengan Cilla.

"Wah! Jangan laper dong lo, Bay! Masa iya lo tega makan gebetan sahabat lo sendiri!" seru Galih heboh.

Bayu buru-buru menggeleng sambil mengibaskan tangannya. "Heh! Ya nggaklah! Bukan Asta, bego!"

Ups! Keceplosan!

Kening Galih berkerut-kerut, menandakan kalau ia saat ini sedang bingung. "Terus siapa?" tanyanya.

Bayu cengengesan. Kadung ketahuan, Bayu malah diam minta ditebak. Alisnya naik turun dengan genitnya.

"Siapa sih? Cilla?"

Mata Bayu membulat tidak percaya. Kok Galih mudah banget nebaknya? Galih terkekeh geli melihat ekspresi Bayu.

"Berkarisma banget itu perempuan satu, Gal. Duh, nggak kuat gue! Biasanya yang poni-poni manja-manja gitu kan centil gemes doang, nah dia malah keliatan wonder woman gitu kan! Cara dia ngomong tuh bikin kuping sama mata gue adem!" ocehan Bayu tentang Cilla membuat Galih jadi kepikiran soal Asta. Galih mendadak mellow, kangen juga sudah berapa hari ini tidak melihat lesung pipi si manis Asta.

"Eh kutu! Ngelamun jorok lo ye!" Bayu menyenggol lengan Galih saat Galih bengong.

"Ngelamunin yang manis-manislah ngapain yang jorok-jorok! Dosa!"

"Eh ayo dong, Gal, ke The Moffee's! Tapi nggak usah ajak dua cecunguk itu ya, nanti rusuh jadi males gue! Malah buyar semua nanti khayalan indah gue!"

"Boleh, tapi jam 7an ya. Gue ada meeting dulu sore jam 4an."

"Sip. Yuk naik, gue udah dicariin Nabila nih minta di empok-empok katanya ngantuk! Hehe nggak deng. Dia nyuruh gue selesain laporan nih."

"Si bego! Jadi mau Cilla apa Nabila?"

"Kalo kata Ahmad Dhani mah senangnya dalam hati, kalau beristri dua~"

"Sok ganteng anjir! Makan masih warteg sama nasi padang sepuluh ribu aja belaga mengkhayal mau punya istri dua! Mau dikasih makan batu itu bini-bini lo?"

"Yaelah, bawel amat! Biarin sih. Di khayal-khayalin aja dulu, Gal."

"Iye hidup lo emang kebanyakan khayal, Bay. Udah ah, ayo naik!"

Falling In Love At a Coffee ShopTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang