Walking on the Moon

45 6 21
                                    

Dear diary...

My mind is blown with every single thing you do

Lose all control like I'm walkin' on the moon

You got me sprung and I'm trippin' over you

Baby boy, your love got me walkin' on the moon

(Karmin – Walking On The Moon)

***

Perkemahan Sabtu-Minggu mulai diadakan. Kegiatan ini memang rutin diadakan setiap tahunnya, dan perkemahan seperti ini bukanlah yang pertama untuk Aline.

Aline membawa tas ransel berisi pakaian dan beberapa keperluan lainnya, juga sebuah ember berisi perkakas untuk memasak. Meski terlihat ringan, tetapi karena barang-barang yang diletakkan di dalam ember cukup banyak, ember tersebut pun menjadi terasa berat.

Dengan langkah pelan, Aline berjalan pelan menuju ke tendanya sambil membawa embernya itu, tetapi tiba-tiba tangannya terasa ringan—karena beban yang membuat tangannya mengeluarkan tenaga ekstra itu telah berpindah ke tangan lain.

"Eh! Mau dibawa kemana barang gue?!" Aline pun berusaha mengejar orang tersebut yang telah membawa barang bawaannya itu dengan langkah cepat.

Seperti biasa, masih dengan wajah datar dan sikap diamnya, orang tersebut semena-mena membawa barang Aline tanpa izin dari Aline sendiri.

Langkah seseorang tersebut berhenti di depan tenda Aline, lalu orang tersebut menaruh ember bawaan Aline tadi begitu saja, kemudian tanpa mengucapkan sepatah kata pun, orang itu pergi meninggalkan Aline. Benar-benar orang yang aneh.

Aline menatap punggung orang tersebut yang menjauh dari deretan tenda putri. Aline heran sekaligus bingung dengan tingkah laku orang tersebut yang tidak dapat diprediksi. Namun, satu hal yang mulai Aline ketahui, orang tersebut adalah orang yang baik di balik sikap dinginnya itu.

"Line! Ngapain bengong aja disitu?! Ayo, masuk! Bantuin beres-beres di dalem." Shafa mengintip keluar dari dalam tenda.

"E-eh... iya.. gue masuk, deh." Aline yang tersadar dari lamunannya karena suara dari teman sebangkunya itu pun segera melupakan seseorang yang beberapa saat lalu telah membantunya itu.

Shafa bertanya kepada Aline ketika Aline sedang membungkukkan badan memasuki tenda. "Tadi di depan tenda kayaknya ada orang selain lo, deh. Siapa? Adrian, ya?" Aline hanya mengangguk mengiyakan.

"Wah! Dia ngapain ke sini?" Tanya Shafa penasaran.

"Enggak tau. Dia memang enggak jelas. Tau-tau dia bawa barang gue tanpa izin, udah gitu barang gue ditaruh gitu aja di depan tenda. Apa coba maunya?"

"Berarti, dia mau bantuin lo! Duh, enak banget yang dibawain barangnyaaa..." Sahut Amira yang tiba-tiba ikut nimbrung obrolan Aline dan Shafa.

"Ya... kalo mau bantuin, bilang-bilang, dong. Baik-baik, jangan tau-tau ngambil barang orang seenaknya terus diem aja enggak ngomong apa-apa. Gue kan jadi bingung maksudnya dia itu apa. Gue kira malah barang gue mau dicuri." Jawab Aline sambil menaruh tasnya di sebelah tas teman-temannya yang lain.

"Ya... kalo ngebantuin tapi bilang-bilang nanti jadinya pamer dong, Line." Balas Amira lagi.

Aline diam saja tak berniat memperpanjang bahasan mengenai sosok misterius tersebut. Ia lebih memilih untuk menyibukkan diri menyusun barang-barang yang dibawanya tadi. 

***

Sehari melelahkan telah dilewatinya. Entah apa saja kegiatan yang diselenggarakan di tempat ini, semuanya telah dilewatinya. Sekarang, yang ia rasakan hanya lelah.

Dear SeattleWhere stories live. Discover now