Gia pov
Kami tiba di rumah will, dan di sambut oleh seorang pembantu rumah tangganya, dia terlihat hangat menyambut will dan aku. Dia mempersilahkan kami masuk.
Megah, luas dan dingin! Kesan pertama ku memasuki rumah pria ini. Padahal rumah ini terlihat nyaman. tetapi hawa dingin nya bahkan menusuk ke tulangku, angin semilir meniup perlahan membuatku merinding. Seakan tercekat saat ku memandangi dinding penuh lukisan lukisan abstrak, dengan coretan sendu dan menyedihkan.
Terlihatan guratan tangan tersebut menyimpan rahasia kelam yg di torehkan nya ke kanvas putih itu. Karna hobiku membaca apa saja yang menurutku menarik, termasuk buku yang memperlihatkan karya seni, jadi sedikit banyak nya aku mengerti. Bagiku terlihat mengagumkan apapun bentuk lukisan tersebut saat kau mengerti akan makna guratan tangan sang pelukis, seakan kau masuk ke dalam lukisan itu, dan tenggelam di dalam nya.Lama gia terpaku memandangi sekeliling ruangan itu dari atas hingga ke bawah dinding nya. Lukisan yang menambah kesan kelam dan menyedihkan menurutnya. Hingga pada satu lukisan di dinding sebelah kanan, ada tiga lukisan, 2 lain nya hanya lukisan seperti sebuah pemandangan yang tampak tidak asing bagi gia, indah tetapi mendung, seharusnya saat pelukis itu melukisankan pemandangan yang indah dan cerah bukan? Tetapi ini berbeda, di tambah lagi lukisan kedua nya seperti menyatu, namun di tenga terselip lukisan abstrak. Masalahnya gia yakin, itu bukan sekedar lukisan abstrak biasa. Aneh! Kenapa posisinya berada di tengah dan di apit oleh lukisan yg seharusnya menyatu, bathin gia.
"Apa yg kau lihat? Apa menurutmu definisi lukisan ini?" Tanya will yg tiba tiba sudah berada di samping gia. Ia terlihat memandang ke arah tatapan yang sama dengan gia, terlihat santai dengan kancing jas nya yang sudah terbuka, dan kemeja putihnya yg 2 kancing atas nya terbuka juga, sambil memasukan ke dua tangan kekantong celananya. Dia memperhatikan pria itu dari sudut matanya, dan mengalihkan pandangan ke lukisan itu lagi. Lama mereka teridiam
Tik
Tok
Tik
Tok
Suara jarum jam saja seperti menggema takala mereka berdua terpaku menatap lukisan itu."Ini terlihat menyedihkan. Saat sesorang mencoba menutupinya, tetapi yang terlihat malah seperti luka yang ternganga, kosong dan hampa" akhirnya gia pun memecah keheningan, ia menjawab pertanyaan yg tanyakan oleh will tadi.
Will diam, sekilas tadi matanya terlihat membesar, dan badan nya bergidik kaget saat mendengar jawaban gia. "Maksud mu? Dari mana kau tau?" Tanya will kembali. Hati nya tiba tiba penasaran akan jawaban gia lagi, ia menunggu arti kata kata yg di ucapkan gia kembali.
"Lukisan tidak pernah bohong, saat kau melukis itu adalah alam bawah sadarmu yang menyuruh. Membuat gambaran di anganmu, dan tangan mu menterjemahkan nya ke dalan kanvas. Kau lihat, itu bukan hanya coretan yang aneh" jawab gia, dan sambil menggeser geraknya ke arah kirinya, sedikit di samping will tapi tetap menjaga jaraknya. " itu terlihat seperti seorang wanita, secara kasat mata kau takan menyadarinya, tapi saat kau perhatikan dari arah ini, wanita itu ada. Walau hanya punggung nya yang terlihat, dan kepala nya sedikit menyamping,dengan rambut hitam panjang, menunduk dan ia seperti memegang bola hitam berukuran sedang, matanya tidak terlihat, tetapi coretan warna di sekitarnya seperti menandakan aura sendu, sedih dan rapuh. Kau tau? Sekeras apapun sang pelukis menutupi nya, tapi ia tidak bisa membohongi. Aku merasa seperti perasaan rindu.mungkin" jawab gia dengan yakin.
Sakali lagi di rasakannya tubuh pria di sampinya ini kembali menegang, dia sudah tidak terlihat rilex lagi. ia menatap lekat lukisan itu, saat mendengar gia mendefenisikan artinya.
"Hm seakan kau yakin dengan jawaban mu! bahkam kau tidak tahu siapa yg melukis, bagaimana bisa mengatakan hal seaneh itu, dan kau baru melihatnya kali ini, lucu sekali defenisimu" will tersenyum meremehkan kata kata gia.
KAMU SEDANG MEMBACA
Touch me!
RomanceLudwigia spencer (gia) "Aku mencoba bertahan sendiri dan menjaga diriku, aku tak butuh apa apa lagi selain diriku" William stewart (will) "Jangan meminta lebih apa yang tak bisa aku berikan! Cinta? Huh..omong kosong! Kebencian, trauma mendalam yg su...