2

8.7K 91 0
                                    

Will pov

"Okee..jujur aku tidak percaya pada wanita ini. Tingkahnya terlihat mencurigakan" bathin will sambil mengikuti gia yang terlihat keluar dari kamarnya.

Aku hanya tak sengaja melihatnya keluar dari kamar, saat aku ingin membuat kopi yang ke tiga. Karna aku tak enak membangunkan bibi martha saat waktu sudah menujukan pukul 2 pagi hanya untuk membuatkan ku kopi.
Aku pun melihat gia keluar dari kamarnya menuruni tangga. Karna  penasaran akupun mengikuti nya.
"Buat apa dia keluar malam-malam menuju parkiran mobil?" Gumam will dengan penuh curiga.


"Oh shit!" Akupun menelan ludah ku saat bokong yang indah itu tepat berada di wajahku. Untuk beberapa saat will pun seperti terhipnotis saat melihat pemandangan di depan nya, yang terpampang dengan jelas bentuk indahnya.

"Apa kau mencoba mencuri mobilku?" Will pun akhirnya bersuara, karna sudah tidak tahan melihat pemandangan di depan nya. Ia harus mengalihkan pikiran kotornya.

Buuukkkk! "Ouch, kepalaku!" Teriak gia meringis sambil memegang pelipis nya yang terbentur dengan atas pinggiran pintu mobil yang memang keras.
"Heh! Kenapa kau mengagetkan ku?! Kau ingin membunuhku ha?!". Teriak gia masih tetap memegang pelipis nya, karna saat di kejutkan oleh will tadi posisi gia sedang akan memabalik kan badan ke arah kiri.

Will pun meringis melihat gia terbentur. sesaat ia merasa kasihan, tetapi rasa curiga nya tak bisa ia hindari.
"Apa yang kau lakukan pada mobilku? Kau akan melarikan nya?" Tanya will dengan posisi berdiri dan menatap penuh selidik pada gia

"Apa kau waras menuduhku mencuri mobil mu saat aku aku sedang menginap dirumahmu?!" Jawab gia masih tetap meringis memegang pelipis nya yang kian berdenyut.

"Kamari kau!" Will pun menggenggam tangan gia sambil menyeretnya masuk ke dalam rumah, tapi detik itu juga gia langsung menarik kasar tangan nya dari gengaman will,"aku bisa jalan sendiri!" Tegas gia.
Will sempat terkejut akan reaksi gia lagi, tetapi akhirnya ia pasrah dan menyuruh gia mengikuti nya menuju ruang makan, dan menarik kursi untuk gia duduki. Will pun pergi, lalu kembali dengan membawa sebuah kotak p3k.

"Apa yang kau lakukan?!" Tanya gia dengan marah karna menahan sakit.

Will pun duduk di sebelah gia, dan menggeser kursi gia agar menghadap nya.
"Sini aku lihat pelipismu. Berdarah. Aku bersihkan dulu" will pun mengambil kapas dan menuangkan alcohol untuk mensterilkan luka gia.

"Awww! Bisa tidak kau pelan-pelan!sakit!" Tanpa sadar gia meneteskan sedikit air mata nya karna masih tidak tahan rasa perih luka nya. Gia merasa lukanya tidaklah parah,tetapi kenapa rasanya seperti di sayat sayat.  Gia pun memejamkan matanya, mencoba menahan rasa sakit.

Will terdiam sesaat saat ia menatap dari dekat wajah gadis ini.
"Cantik. Benar-benar cantik" gumam will dalam hati.
Will pun kembali terpana, saat mata nya mengamati dari wajah gia lalu turun ke belahan dada nya yang benar-benar menonjol akibat atasan kimono gia yang terbuka dan bra yang kekecilan.
"Shit! Bahkan dengan memandang dada nya yang berharap lepas dari bra nya itu saja membuat ku berhasrat sekarang juga!" Wanita ini benar-benar membuatku gila maki will dalam hati.

"Heh! Kenapa kau diam saja? Apakah kau sudah membersihkan luka ku?" Tanya gia

"Ck! Kau memang tidak tahu diri! Sudah untung aku mau membantu mu membersihkan luka ini! Bikin repot saja tengah malam begini" ucap will sambil sedikit menekan luka gia agar gadis ini bisa diam

"Sakit willllllll!!!!!!!" Gia pun berteriak sambil memukul will yang ada di depan nya dengan mata masih terpejam.

Will pun hanya tertawa sambil menangkap tangan gia dan menahan nya dengan satu tangan,lalu kembali menarik kepala gia ke hadapan nya.gia pun sedikit terkesiap saat tangan will menyentuhkan tangan nya,  "will..aku mohon lepaskan tanganmu.jangan sentuh aku" kata gia penuh penekanan dengan menahan amarah.

will pun langsung melepaskan tangan nya dari tangan gia. Ia pun merasa terheran heran dengan reaksi tubuh gia saat di sentuh. Gerak geriknya terlihat ketakutan,ada apa dengan wanita ini? Tanya will dalam hati dengan sangat penasaran

Setelah selesai membersihkan luka gia dan menempelkan plaster. Gia pun membuka mata dan ingin segera beranjak dari hadapan will,ia sudah tidak tahan dengan jarak dekat yang di ciptakan will, membuat jantung dan aliran darah nya berpacu.
"Kalau lama-lama aku berdekatan dengan si mulut sampah ini, bisa bisa aku pingsan" ucap gia dalam hati dan baru akan mulai melangkah, will dengan sigap langsung menarik tangan gia lagi dan menduduk kan gia.

"Aww! Lepas will! Jangan menyentuhku brengsek!" Tatap gia dengan penuh rasa benci

"Hei! Ada apa denganmu ha? Kenapa kau begitu jijik saat bersentuhan dengan ku?!" Tanya will mulai terpancing emosi melihat gia yang mulai memaki dirinya

"Bukan urusanmu! Aku hanya tidak suka di sentuh! Jadi jaga jarak lah denganku!" Gia pun langsung beranjak dengan cepat. Tetapi secepat itu juga will mengejar gia dan menarik nya , lalu mendorong nya ke dinding. Dan menahan kedua tangan gia ke dinding.

"Lepaskan aku brengsek!!! Aku bilang jangan menyentuhku! Apa kau sudah gila!!!aku mohon lepaskan aku.." Teriak gia dengan badan yang gemetar dan mulai meneteskan air mata nya sambil memohon.

Will pun terkejut melihat reaksi gia yang di luar kendalinya. Ia tak menyangka gia akan menangis dan memohon. Will pun mulai melepaskan genggaman nya. "Maafkan aku gia..aku.. aku hanya ingin tau, kenapa sikap mu aneh? Aku..."
belum sempat will melanjut kan permintaan maafnya gia langsung menampar nya , plaaakk!

"Sudah berkali kali aku katakan! Sedikit pun kau jangan menyentuhku brengsek!" Ucap gia sambil menahan amarah dan berlari ke kamar nya.

Touch me!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang