1. Najis Mugholadoh

83.8K 6.4K 180
                                    

Bertemu musuh itu diibaratkan bertemu mantan pacar yang berakhir dengan tragis. Tiap bertemu rasa ingin membuang begitu besar.

-----

Galang meneguk habis minuman kaleng yang baru saja ia buka, membuangnya asal lantaran malas mengangkat tubuh untuk membuang sampah. Berhubungan keadaan taman sepi, Galang berpikir tidak ada salahnya ia membuang sampah sembarangan. Toh, tidak ada yang menegurnya.

"Aw!" teriak seorang wanita, meringis kesakitan. Galang yang mendengar teriakan itu mengerutkan dahi, membalikkan tubuh ke arah sumber suara.

What the?

"Lo!" teriak dua orang itu kompak.
Wanita yang menjadi korban lemparan kaleng bekas minuman Galang menggeram. Matanya melotot tajam seakan siap memangsa pria yang bersikap seolah tidak melakukan kesalahan. Wanita itu mengusap kening yang sedikit membiru dan berdenyut nyeri.

Lala menggeram ketika tahu siapa tersangka yang membuat keningnya membiru, ia meraih kembali kaleng bekas yang tergeletak di depan matanya.

"Heh, galarong! Lo gila ya? Kalo buang sampah itu jangan sembarangan."
Galang menaikkan satu alisnya. "Apaan sih lo, dateng-dateng udah kayak nenek lampir."

"Hah? Dateng-dateng lo bilang? Gue dari tadi di sini!" Lala berteriak kesal.

Galang mengerutkan dahi. "Oh gitu, sorry gue nggak tahu. Lagian suruh siapa lo duduk di bebatuan, udah kayak gembel aja," sindir Galang.

Lala menatap Galang marah. "Gembel? Lo bilang gue gembel?" Lala memberi jeda dengan helaan napas gusar "Lo yang gembel. Buang sampah sembarangan, gembel ilmu banget lo! Nggak pernah sekolah ya?"

Galang membelalak, membalas tatapan tajam Lala. "Siapa yang gembel ilmu? Heh, lo tahu gue
lulusan Universitas mana, hah?"

Lala berdecih. "Bodo amat! Mau lo lulusan alam ghaib, mau lo lulusan rumah makan, gue nggak peduli. Percuma akademi lo bagus tapi atitude lo nol!" sembur Lala, melempar kembali kaleng bekas yang sedari tadi berada dalam genggamannya.

Kaleng bekas itu melayang dan sukses mendarat di lutut kanan Galang yang telanjang. Galang yang memang sedang menggunakan jeans selutut meringis merasakan benturan dari kaleng minuman. Lala cukup kuat melempar kaleng itu hingga lututnya terasa perih.

"Sialan lo!" umpat Galang, dia mengusap lututnya yang terasa nyeri.

"Mbak, Mas, jangan berantem di sini dong. Malu tahu. Kalo emang kalian ada masalah diselesaikan di rumah, jangan di sini. Nggak baik suami-istri berantem di tempat umum," celetuk wanita berhijab yang sedari tadi sedang bersama Lala.

"Suami-istri?" Galang dan Lala saling pandang, mengernyit jijik. "Najis mugholadoh!" teriak mereka kompak, saling memberi ekspresi ngeri.

"Ah, pengantin baru mah emang gitu malu-malu," lanjutnya.

Galang dan Lala meringis, ucapan wanita itu benar-benar membuat bulu kuduk mereka meremang. Pengantin? Najis banget! Batin keduanya.

Lala menggandeng tangan wanita yang sedari tadi terkekeh dibelakangnya. "Apaan sih, Mbak. Udahlah. Yuk, pergi. Lama-lama di sini nanti ketempelan setan lagi," sindir Lala. Sebelum pergi, ia sempat memberikan senyum sinis ke arah pria yang kini menggeram marah dibelakangnya.

Jodoh? (Hiu&Buaya)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang