7. Terbongkar

36.2K 3.5K 79
                                    

Ketika rahasia yang di simpan dengan rapat harus terbongkar.

---

LALA berjalan gontai di loby kantor, sesekali ia membuang napas lelahnya. Sekarang sudah pukul 8 malam, lagi-lagi Lala harus lembur karena pekerjaan yang menumpuk dan harus segera di selesaikan besok pagi untuk rapat dengan direktur.

Linda pulang awal karena sudah di jemput oleh suaminya. Sementara Lala masih sibuk berkutat dengan tugasnya, meski Linda sudah melarangnya untuk lembur.

Linda mengatakan lebih baik di bawa ke rumah tugasnya, bisa di bereskan di rumah dari pada di kantor malam-malam sendiri, bahaya. Lala langsung menggeleng mendengar ide cemerlang Linda.

Bukan Lala tidak mau atau betah lama-lama di kantor. Tapi, jika sudah sampai rumah, bukannya di kerjakan justru di tugas itu semakin di abaikan. Kenapa? Karena, jika Lala sudah menghirup udara kamar itu membuatnya ingin segera menempel di tempat tidur dan melupakan semua tugas yang melelahkan itu. Jadi itu alasan kenapa Lala lebih milih lembur di kantor meski pekerjaannya bisa di bawa pulang.

"Lembur lagi Mbak?" tanya security bertubuh tambun yang tengah duduk di pos.

"Iya nih Pak! Lagi jaga Pak? Bukannya mau cuti?"

"Iya nih mbak. Si Dinunya izin sakit, jadi saya gantiin tugas dia."

"Oh." Lala manggut-manggut.

"Ya sudah, saya duluan ya Pak." ujar Lala sopan.

"Hati-hati mbak."

Lala hanya tersenyum lalu kembali melangkahkan kakinya yang terasa lemas. Seandainya ia punya sayap, pasti ia sudah terbang dan mendarat di kasur tercinta nya.

"Duh...capek," rengek Lala, membungkuk mengurut kakinya yang terasa pegal.

"Lo gak apa-apa?"

Lala mendongak, mendapati pria yang juga ikut membungkuk di hadapannya.

"Lo," pekik Lala terkejut.

"Ck! Gak usah teriak juga, gue gak budeg." umpatnya kesal, menutup kedua telinga dengan tangannya.

Lala langsung menegakan tubuhnya "Ngapain lo di sini?"

Galang mengusap kedua telinganya yang terasa berdenging karena teriakan Lala.

"Ya jemput lo lah." jawab Galang datar.

"Hah?" dahi Lala berkerut.

"Jemput gue? Lo gak lagi kesambet setan kan, Buaya?" lanjutnya sinis.

Galang memutarkan kedua bola matanya malas "Berisik lo! Gue juga di suruh sama Oma buat jemput lo."

"Oma?" ulang Lala.

"Ya Oma, Oma nyuruh gue jemput lo buat ikut makan malam di rumah. Orang tua lo juga ada di rumah dan Ibu lo bilang, lo masih di kantor, makanya gue suruh jemput lo ke sini." jelas Galang.

Lala manggut-manggut, paham dengan apa yang Galang jelaskan. Tapi, ada apa ini? Tumben sekali orang tuanya makan malam dengan keluarga Galang,

"Ck! Malah bengong, cepetan masuk." perintah Galang yang sudah membuka pintu mobilnya.

Lala tersadar lalu mendengus "Sabar sih! Sewot terus, mulut lo kayak cewek." umpatnya kesal.

***

Suara sendok dan piring yang beradu di atas meja makan terdengar di dalam kesunyian. Semuanya sedang makan malam di rumah Oma Galang. Ada kedua orang tua Lala, kedua orang tua Galang juga Bang Andre dan Istrinya.

Jodoh? (Hiu&Buaya)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang