8. Kesalahan

35.3K 3.2K 67
                                    

Hubungan yang rumit, ketika kita harus melibatkan perasaan orang lain, dalam sebuah kesalahan.

---

LALA merebahkan tubuhnya di atas kasur. Rambutnya yang masih basah di biarkan di tutup dengan handuk kecil yang melilit di kepalanya.

Lala membuang pandangannya ke atas langit-langit kamar yang bernuansa putih. Sungguh tidak ada yang menarik di sana, selain sebuah lampu yang menerangi seisi kamarnya.

Pikiran Lala menerawang. Ucapan Oma masih saja terngiang di telinganya, bahkan berputar di dalam otaknya berkali-kali. Cobaan apa lagi kali ini, sebentar lagi ia akan menikah dengan Galang, pria sinting yang sekian lama ini selalu mengusik hidupnya sebagai musuh.

Dan bodohnya ia sendiri tidak menolak saat Oma bertanya kepadanya. Bukan tidak ingin, tapi suasana di sana terlihat hangat. Tidak mungkin jika Lala harus merusak momen berharga orang tuanya.

Terlebih Galang, pria sialan itu entah sinting atau memang sudah gila. Kenapa dia setuju ingin menikah dengannya dalam waktu dekat ini, Bagaimana perasaan Nadin jika tahu semuanya? Membayangkannya saja kepala Lala serasa ingin membeledak.

Lala membayangkan ketika menikah nanti, Nadin datang dan menghancurkan semuanya. Bukan! Bukan karena Lala tidak ingin pernikahannya nanti batal karena ulah Nadin. Lebih tepatnya Lala takut jika Nadin menyerangnya dan menjadikan itu ajang tarik menarik rambut seperti di sinetron yang sering ia tonton di televisi, dan itu semua terjadi karena si Buaya darat? Oh no!

"Argh!!" Lala menggeram, menarik handuk di kepalanya dan membanting kan ke sembarang arah. Membayangkannya saja membuat Lala bergidik ngeri, kenapa ia harus masuk ke dalam drama seperti ini.

Padahal, Lala membayangkan jika suatu hari nanti ada pria tampan datang membawa setangkai mawar merah dan melamarnya di depan umum, bukankah itu terlihat romantis? Apalagi jika yang melakukannya Taehyung oppa. Oh god, nikmat mana yang Lala dusta kan,

Tok Tok Tok!

Lala langsung menoleh ke arah pintu kamarnya, ketukan itu berhasil membuyarkan lamunan indahnya bersama V oppa.

"Teh, Teteh ada di dalem?" suara cempreng Dimas terdengar di luar pintu.

"Ada apaan?"

"Ada yang nyariin teteh di bawah." Dimas masih berteriak.

Dahi Lala berkerut, siapa yang malam-malam seperti ini ke rumahnya. Yah, meskipun baru jam 8 malam, tetap saja bagi Lala ini sudah malam.

"Siapa?"

"Teteh lihat aja sendiri." ketus Dimas.

Dasar adik kurang di hajar,

Lala berdecak lidah kesal, dengan malas beranjak dari tidurnya. Rambutnya di biarkan tergerai dan berantakan juga masih sedikit basah.

Lala berjalan gontai menuruni anak tangga. Ugh! Lala benar-benar malas. Rasanya masih ingin berguling-guling di atas kasur membayangkan biasnya yang tampan itu.

"Hi." suara seorang pria berhasil membuat Lala mendongak.

"Reza," pekik Lala tidak percaya, hampir saja kedua bola matanya keluar.

"Apaan sih, ngeliat gue kayak ngeliat setan." ujar Reza.

Lala mengerjap, mencoba menetralkan keterkejutannya "Ada apaan lo malem-malem ke rumah gue?"

"Jutek amat deh lo La, mentang-mentang mau nikah." cibir Reza.

Lala membelalak "Dari mana lo tahu kalo gue mau nikah?"

Jodoh? (Hiu&Buaya)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang