BAGIAN 2

1.1K 116 55
                                    

2. Kehidupan Senja

Angin bergemuruh. Gumpalan awan hitam menutupi cakrawala. Semua orang bisa menebak, kalau sebentar lagi, hujan segera akan turun dengan deras.

Beberapa orang yang ada di dalam ruangan memilih berdiam diri dan melakukan pekerjaannya. Seperti yang sedang dilakukan gadis pekerja paruh waktu itu.

Hari ini hari sabtu. Sekolahnya libur. Dan sekarang adalah jadwalnya untuk bekerja paruh waktu disalah satu restoran burger.

"Senja! Gue pesen double cheese burger ya!"

Namanya Senja Ghania. Cewek yang harus bekerja disaat sekolahnya libur. Weekend, yang seharusnya dihabiskan jalan kesana kesini oleh anak SMA, dihabiskannya dengan bekerja.

Senja tersenyum, kemudian membawakan nampan berisi dua buah burger besar ke meja nomor 8. Meja yang sedang diduduki oleh kedua sahabatnya.

"Tumben kesini." Senja mengambil tempat duduk disamping Rena, cewek berkacamata yang hobinya menulis Fanfiction di Wattpad.

Ika tersenyum miring, "Lo jangan kegeeran ya. Kita kesini karena mendung, dan kayaknya bakalan badai. Makanya nyari tempat berteduh."

Senja tertawa kecil menanggapinya. Ia berdiri, hendak melayani pelanggan yang baru saja datang. "Mendung bukan berarti hujan loh Ka. Kayak doi, ngelikes foto kita bukan berarti dia suka," ujarnya sebelum benar-benar meninggalkan meja nomor 8.

Rena menatap Ika. Kemudian ia berteriak kecil, "Dih si Mbak masih baperan aja. Hujan itu ngasih kabar lewat mendung kalau dia bakal datang. Gak kayak rindu tuh, datang aja terus. Ngasih kabar enggak, diundang juga enggak."

Sekarang giliran Ika yang terbelalak, dan Senja tertawa kecil di sudut sana. "Lah itu kamu yang baperan, Ren," Ika memutar bola matanya.

Sedetik kemudian, hujan turun dengan derasnya. Bulir-bulir airnya menabrak atap restoran sehingga menimbulkan bunyi berisik. Kaca jendela besar yang menghadap ke jalanan, juga sudah mulai basah. Yang tadinya Senja hendak menurunkan suhu pendingin ruangannya, tidak jadi. Karena angin dingin bercampur bau hujan sudah menerobos masuk melalui ventilasi.

Senja memilih duduk bergabung bersama kedua sahabatnya. Meminum secangkir cokelat hangat. Pelanggan yang baru datang akan dilayani oleh pegawai lain. Ini sudah jam Senja untuk istirahat.

"Tuh kan, hujan. Kalian pada baperan kenapa sih," Ika menggerutu kemudian menyeruput cokelat hangatnya.

Rena menghela napas. Ia memperhatikan bulir-bulir air yang menempel dijendela besar itu. Kemudian, pandangannya beralih kepada Senja. Ia menatap mata Senja dalam, sampai sang pemilik mata itu risih olehnya.

"Apaan sih, Ren? Ada pelangi dimata gue?"

Rena memutar bola matanya kesal, "Geer banget lo."

Tawa Senja pecah disusul tawa lainnya milik Ika. Mereka berdua memang suka menertawakan kekonyolan Rena, walaupun Senja lebih konyol dari siapapun di bumi ini. Sampai akhirnya tawa itu reda, ketika Rena mendengus kesal.

"Iya iya maaf. Gue ketawa diajakin sama Senja tuh, Ren." Ika menepuk pundak Rena pelan. Ika takut melihat Rena yang berwajah merah marah seperti ini. Bukan hanya Ika, Senja juga. Siapapun melihatnya juga. Rena menyeramkan kalau sedang marah.

Langit SenjaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang