BAGIAN 5

961 51 17
                                    

5. Tugas Libur Pak Inyong

Setelah empat hari berlibur, murid kelas X dan XI diharuskan turun sekolah hari ini. Tidak ada yang senang mendengar pemberitahuan ini. Apalagi mengingat kalau sekarang giliran mereka yang akan menghadapi ulangan kenaikan kelas.

Hari ini tanpa disangka, kegiatan belajar-mengajar di SMA Garuda Nusantara memang aktif seperti apa yang telah diberitahukan.

Langit, cowok itu malah ketinggalan banyak sekali buku. Ia kira semua orang hanya bercanda soal aktifnya belajar, tapi rupanya, bahkan Pak Inyong yang tidak pernah masuk pun hadir hari ini.

"Aneh gak sih, hari ini gak ada jamkos sama sekali. Gue lihat tadi pas izin ke toilet, sekolah tu sepi. Gak ada yang main bola pas yang lain masuk," Okuta menyuruput kuah mie nya.

Langit memakan sisa keripik kentang yang dibelinya istirahat pertama tadi, "Sebentar lagi kan UKK*, Ta. Wajar lah guru-guru pada masuk. Lagian gue denger mulai tahun depan, sekolah kan serentak fullday."

Tiba-tiba seseorang menepuk pundak Langit dengan keras sampai-sampai ia tersedak. Setelah berbalik, Langit menemukan Hesty, teman sekelasnya yang tomboi banget.

"Lang, lo disuruh Pak Inyong ngumpulin tugas libur yang beliau kasih dari kelas sebelas ipa satu sampai sebelas ipa enam," Hesty mencomot siomay Langit tanpa aba-aba.

Langit masih kebingungan. Pertama, ia bingung; mengapa Hesty yang tomboi ini tiba-tiba datang menepuk pundaknya sampai ia tersedak? Kedua, ia bingung; mengapa Pak Inyong menyuruhnya mengumpulkan tugas libur, padahal ia bukan siapa-siapa Pak Inyong? Ketiga, ia semakin bingung; mengapa Hesty mencomot makanannya tanpa izin terlebih dahulu?

Hesty menghentikan aktivitas makannya. Ia menatap Langit dengan tatapan, 'ngapain lo masih disini? Buruan pergi sana, sebelum Pak Inyong mengeluarkan gigi-gigi beserta air liur berbisanya.'

Langit hampir saja mengumpat ke arah Hesty kalau saja Okuta tidak menahannya, dengan menyodorkan segelas es jeruk.

Langit mendelik kearah Hesty, "Awas lo," kemudian ia berjalan menjauh menuju koridor kelas sebelas.

Hesty berteriak kecil sebelum Langit benar-benar hilang, "Bilangin masukkin ke dalam satu flashdisk, paling lambat sebelum bel pulang!"

Tersisa Hesty dan Okuta, makan dengan canggung.

PLAK

"Nih, uang siomaynya. Bayarin ya, gue cabut dulu. Bye maksimal."

Sekarang, hanya Si Jomblo Okuta, makan mie kuah sendirian.. dengan ngenesnya.

Langit berjalan malas di koridor. Ia harus melewati kelasnya untuk pergi ke kelas Sebelas IPA Satu yang berada diujung koridor. Langkahnya terasa berat, apalagi memikirkan; kalau nanti ia sudah mengumpulkan semua tugas, ia harus turun ke Ruang Guru.

Untungnya, Langit adalah spesies tersabar didunia. Faktanya, ia masih saja berteman dengan Okuta yang menyebalkan se Indonesia Raya.

Langit sampai didepan kelas Sebelas IPA Satu, kelas unggulan yang isinya para the next Einstein. Dilihat dari jendela luar saja, Langit bergidik ngeri sekaligus merinding melihatnya. Ia melihat pemandangan, dimana tiga puluhan siswa sedang membaca buku cetak, dengan serius. Padahal, jam istirahat masih belum habis, tapi mereka sudah rapi duduk dibangku masing-masing.

Langit SenjaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang