SATU

40K 2.6K 199
                                    

Cerita sudah ending dan hanya repost. Babnya memang sedikit karena ini hanya sekelumit humor. Terima kasih sudah mampir!

❤❤❤

Aku melirik jam di layar monitor-ku. Ini sudah pukul lima kurang dua puluh menit sore. Syukurlah sudah hampir jam pulang karyawan. Akupun membenahi pekerjaanku.

Sebenarnya aku bukan pengeluh, tetapi profesi sekretaris pribadi yang kujabat saat ini sangat melelahkan raga bahkan menguras emosi jiwa seperti episode telenovela. Di sini tak hanya menuntut kepiawaianku dalam bekerja, tetapi juga penampilan fisik menarik, pengendalian jiwa yang luar biasa dan kerelaan hati untuk tersakiti.

Awalnya aku mengira sekretaris itu selain cantik, nantinya akan bertanggung jawab atas jadwal atasan dan menemaninya meeting bersama beberapa klien. Namun, pekerjaanku lebih dari itu. Salah satunya, aku harus berangkat pagi-pagi untuk membuat kopi dan menyiapkan sarapannya atasan. See, aku sekretaris yang merangkap jadi office girl.

Aku sudah dua tahun bekerja di perusahaan pengimpor berlian ini. Pada tahun pertama, sempat kutanyakan kenapa atasanku selalu sarapan pagi di tempat kerja. Katanya, itu sarapan kedua. Sarapan pertama sudah dilakukan bersama istrinya di rumah. Aku sampai hafal ketika atasanku itu ingin sarapan di kantor. Yaitu ketika atasanku datang dengan rambut setengah basah, wajah tampannya segar, matanya berbinar, nanti dia akan berhenti di depan mejaku dan berkata, 'lapar'. Mungkin pak Jaja di rumah hanya sarapan nasi kucing.

Jangan bayangkan atasanku itu gendut, botak dan tua! Karena dia adalah pria dewasa usia tiga puluh lima, ketampanannya seakan tak pernah sirna, dan tubuhnya ideal seperti aktor film laga, serta kekayaaan dari warisan keluarga yang selalu menaungi hidupnya.

"Ju? Juju?" Terdengar suara bos dari interkom di mejaku setelah bunyi peringtan.

Namaku Julia Taslim, tetapi bosku selalu memanggil dengan nama Juju. Aku merasa seperti pemain Srimulat dengan panggilan itu. Gantian, atasanku yang bernama lengkap Wijaya Tirta itu kadang kupanggil pak Jaja seperti nama penyanyi dangdut.

Aku menyaut, "Ya, Pak?"

"Ke sini, Ju!"

"Saya lagi selesein purchase order tadi siang, Pak. Sebentar lagi, ya?"

"Sekarang, Ju."

"Ya, Pak Ja." Aku beranjak dan melangkah ke arah meja yang ada di hadapanku. Aku dan pak Jaja satu ruangan dan meja kami hanya berjarak satu meter.

Seperti kata pepatah bahwa nobody's perfect, di balik kesempurnaan pak Jaja pun ada keabsurdannya. Jelas-jelas meja kami berhadapan dengan jarak tiga langkah sampai, masih saja memanggilku pakai interkom. Biar antimainstream, katanya. Kenapa tidak sekalian saja pakai dua kaleng bekas yang dihubungkan dengan benang jagung? Punya bosman seperti pak Jaja memang harus punya stok air mineral yang banyak biar tidak zonk.

"Ju? Kamu udah pesen jewelry dari Calvin Hutagalung? Aku ditelepon lho tadi."

"Saya tidak punya data estimasi selling out enam bulan yang lalu. Jadi bingung mau order berapa."

"Ya tanya dong ke pak Aji," sarannya.

"Sudah, Pak. Katanya data itu Bapak yang simpan."

"Elhoh." Pak Jaja terlihat berpikir sebentar lalu senyumnya merekah hingga dia tertawa kegelian. Padahal tidak ada yang lucu. "Ya sudah, tho. Kamu pake saja laptop saya. Cari sendiri, ya."

"Pak, besok hari Sabtu. Kita Sabtu-Minggu libur, Pak. Senin saja saya kerjakan. Lagipula, lima belas menit lagi pulang."

"Justru karena mau libur, kamu selesaikan sekarang. Kalo perlu kamu lembur!" perintahnya bagai titah raja--Fir'aun.

Pak Jaja memang selalu memberiku uang lembur. Tetapi, karena lembur itu aku jadi tidak bisa pulang ikut mobil kantor. Sama saja aku membuang ongkos untuk taksi.

"Sudah, kerjakan sini! Saya mau pulang," katanya sambil memberikan cengiran menyebalkan meski pak Jaja berwajah tampan.

Dia membimbingku yang berwajah cemberut untuk duduk di kursi dan menyodorkan laptop-nya. "Kamu masih muda, harus giat bekerja. Time is money, you know ndak?!" nasihatnya.

Aku tahu seorang bos itu punya banyak uang dan kuasa untuk meminta siapapun bekerja untuknya. Namun, aku tidak habis pikir jika pak Jaja hampir tak melakukan apapun untuk pekerjaannya. Ikut meeting, yang presentasi pegawai. Hasil setelah meeting, diserahkan kepada supervisor dan pak Jaja tinggal acc saja. Sementara urusan tetek bengek lainnya tiada lain dan tiada bukan diserahkan kepadaku.

Jam sudah menunjukkan pukul enam sore. Aku mulai lapar sehingga kesulitan mencari form order-an di laptop pak Jaja. Dengan terpaksa kubuka satu per satu file yang tersimpan di sana. Aku mendapat angin segar ketika membaca folder berjudul wp_work. Setelah aku klik, ada beberapa file dalam microsoft word. Aku bingung dengan judul file-file itu. Ada Paradisy, The Legend, Stuck in Memories, Trish, dan lain-lain.

Aku mencoba membuka file yang berjudul Paradisy. Alisku mengernyit. Aku memincingkan mata, memajukan badan dan membaca pelan-pelan kata demi kata di file itu. Awalnya aku mengira contoh sinopsis iklan berlian, tetapi setelah kubaca ternyata itu naskah sebuah cerita.

Tak sadar aku terhanyut dalam untaian kata. Ikut merasakan situasi yang ada dalam cerita, hingga akhirnya sampai di bab yang menegangkan. Tokohnya mulai melakukan aktivitas erotis. Detak jantungku mulai berdegup kencang. Aku mengusap tengkuk yang telah keringat. Napasku tertahan saat membaca adegan inti dan tawa kecil keluar saat kubaca interaksi kedua tokohnya yang sedang memadu kasih.

"Apa yang kamu lakukan?" Suara berat pak Jaja memenuhi ruangan. Pria itu sudah berdiri menempel pada tembok dan mata elangnya menatapku tajam.

Aku terkejut dan segera berdiri. "Ma ... maaf, Pak. Saya hanya ingin mencari estimasi orderan. Ta ... tapi ... ehm, saya tidak sengaja membuka file pribadi Bapak." Tubuhku gemetaran dan aku gelagapan seperti pencuri yang ketahuan.

Pak Jaja melonggarkan dasinya dan berjalan mendekatiku hingga kudengar deru napasnya. "Nakal," geram pria itu. "Kamu harus dihukum!" tegasnya.

Aku hampir pingsan ketika pak Jaja membuka kancing dan menanggalkan jasnya. "Pak Jaja ... Bapak mau apa!?" tanyaku dengan sedikit berteriak karena panik.

***

Repost 18/2/21

Mari hamburkan vote dan hujani dengan komentar-komentar. Thank you!

2 Peb 2017

Rahasia BossTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang