Chapter 22 - Mistaken Assumtion

126 0 0
                                    

Pagi itu Bakura terlihat membuka

matanya perlahan-lahan. Sudah

tiga hari berlalu semenjak Yami

menerima kepingan puzzle dari

Kaiba. Kawan punknya itu terlihat

terus berusaha menyusun kepingan puzzle itu. bahkan Yami rela begadang hanya untuk

menyusunnya. Hal itu membuat

Bakura yang biasanya tidur di atas

lantai dengan alas selimut kini bisa

dengan leluasa tidur di atas

ranjang Yami. walaupun begitu

terkadang Bakura agak kasihan

dengan Yami yang hanya tidur satu

jam saja setiap harinya. Bahkan

kawan mantan sex godnya itu

sering menderita sakit perut

karena terlambat makan. Tapi

apapun omongan Bakura untuk

menasehati kawan punknya itu

tetap saja tidak dihiraukan oleh

Yami. kawan jabriknya itu akan

tetap keras kepala untuk

menyusun puzzle itu sampai

selesai.

"hei Yami...apa kau begadang lagi

kemarin huh?" Bakura mulai

bertanya dengan lemah. Yami yang

dari tadi masih terlihat duduk di

kursi dan menyusun puzzle hanya

bisa menganggukkan kepalanya

perlahan-lahan. Bakura lalu mulai

beranjak dari ranjang dan mulai

menghampiri kawan punknya itu.

di sana puzzle yang disusun Yami

masihlah belum tampak bentuknya.

Kawan punknya itu masih terlihat

menyusun bagian atasnya.

Walaupun begitu puzzle itu masih

jauh dari kata selesai. Semakin

lama kepingan puzzle itu terasa

semakin rumit dan kompleks.

Bakura sungguh takjub pada

kawannya itu karena ia bisa tahan

untuk mencoba memasang puzzle

serumit itu.

"sebaiknya kau beristirahat sejenak

Yami...sudah tiga hari ini kau

begadang terus. Kemarin saja kau

mencoba untuk menyelesaikan

puzzle itu 24 jam. Sebaiknya kau

beristirahat satu atau dua jam

untuk sekarang" Yami hanya

terdiam mendengar hal itu. ia lalu

mulai memejamkan matanya

sejenak sebelum pada akhirnya

menatap Bakura.

"aku tidak bisa beristirahat Bakura.

My Housemate Like A HellTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang