Pagi itu Bakura terlihat membuka
matanya perlahan-lahan. Sudah
tiga hari berlalu semenjak Yami
menerima kepingan puzzle dari
Kaiba. Kawan punknya itu terlihat
terus berusaha menyusun kepingan puzzle itu. bahkan Yami rela begadang hanya untuk
menyusunnya. Hal itu membuat
Bakura yang biasanya tidur di atas
lantai dengan alas selimut kini bisa
dengan leluasa tidur di atas
ranjang Yami. walaupun begitu
terkadang Bakura agak kasihan
dengan Yami yang hanya tidur satu
jam saja setiap harinya. Bahkan
kawan mantan sex godnya itu
sering menderita sakit perut
karena terlambat makan. Tapi
apapun omongan Bakura untuk
menasehati kawan punknya itu
tetap saja tidak dihiraukan oleh
Yami. kawan jabriknya itu akan
tetap keras kepala untuk
menyusun puzzle itu sampai
selesai.
"hei Yami...apa kau begadang lagi
kemarin huh?" Bakura mulai
bertanya dengan lemah. Yami yang
dari tadi masih terlihat duduk di
kursi dan menyusun puzzle hanya
bisa menganggukkan kepalanya
perlahan-lahan. Bakura lalu mulai
beranjak dari ranjang dan mulai
menghampiri kawan punknya itu.
di sana puzzle yang disusun Yami
masihlah belum tampak bentuknya.
Kawan punknya itu masih terlihat
menyusun bagian atasnya.
Walaupun begitu puzzle itu masih
jauh dari kata selesai. Semakin
lama kepingan puzzle itu terasa
semakin rumit dan kompleks.
Bakura sungguh takjub pada
kawannya itu karena ia bisa tahan
untuk mencoba memasang puzzle
serumit itu.
"sebaiknya kau beristirahat sejenak
Yami...sudah tiga hari ini kau
begadang terus. Kemarin saja kau
mencoba untuk menyelesaikan
puzzle itu 24 jam. Sebaiknya kau
beristirahat satu atau dua jam
untuk sekarang" Yami hanya
terdiam mendengar hal itu. ia lalu
mulai memejamkan matanya
sejenak sebelum pada akhirnya
menatap Bakura.
"aku tidak bisa beristirahat Bakura.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Housemate Like A Hell
Любовные романыIni cerita COPAS dari fanfiction My Housemate Like A Hell bukan punyaku. Tapi punya Reviero Messiah. Aku sudah izin, tapi ntah Reviero-san baca atau nggak. Aku harap Reviero-san tidak keberatan Gomen nasai ...