Yugi's POV
Sebuah perpisahan. Disaat yang
sama merupakan simbolisasi dari
sebuah misi penantian. Semenjak
partner hatiku pergi untuk
mewujudkan harapannya, akupun
mulai belajar banyak hal. Aku
belajar untuk tegar. Aku belajar
untuk bersabar. Akupun belajar
untuk menanti. Semua pelajaran
itu tidaklah semulus yang aku kira.
Aku harus tenggelam dalam
kerinduan. Aku harus terhanyut
dalam kesedihan. Bahkan aku
harus terombang-ambing di dalam
kebimbangan.
Seluruh kenangan indah yang ia
buat untukku selalu saja tersimpan
dihatiku dan tak akan sirna
sedikitpun. Seluruh kasih sayang,
dekapan, sentuhan, ciuman,
cintanya, semua kenangan itu
melebur ke dalam otakku. Aku
selalu menantinya dengan segenap
rasa rindu yang menyiksa. Di saat
para sahabatku bersenang-senang
dengan pujaan hati mereka
masing-masing, aku harus
menahan diri untuk tidak bersedih
dengan bersembunyi dibalik
sebuah senyuman tipis. Aku sangat
merindukanmu. Aku bahkan begitu
mencintaimu sama seperti rasa
cinta mereka terhadap pasangan
mereka masing-masing. Aku tahu
bahwa kau disana sedang
berjuang. Sedang berjuang untuk
membawa negaramu menjadi
sebuah utopia yang kau idamkan.
Aku tahu bahwa kau adalah orang
yang kuat. Orang yang tegar. Dan
tentu saja pantang menyerah.
Sebuah keberhasilan sudah pasti
berada di genggamanmu
seutuhnya.
Untuk itu, sebuah keputusan pun
mulai terangkai di benakku. aku
akan menjadi orang yang kuat. aku
akan menjadi orang yang tegar.
Dan aku tak akan pernah
menyerah. Agar aku bisa selalu
menjadi Aiboumu selamanya.
-Wisma Sennen 3 Tahun Kemudian-
(warning : lemon start here, jika
tidak kuat, lewati saja. tenang,
lemonnya singkat, soft dan tidak
terlalu graphic/eksplisit secara
KAMU SEDANG MEMBACA
My Housemate Like A Hell
RomansIni cerita COPAS dari fanfiction My Housemate Like A Hell bukan punyaku. Tapi punya Reviero Messiah. Aku sudah izin, tapi ntah Reviero-san baca atau nggak. Aku harap Reviero-san tidak keberatan Gomen nasai ...