"Non, bangun non." suara ketukan pintu membuat Silva sontak terbangun. Dilihatnya jam sudah menunjukkan pukul 5.30.
"Ah sial! Udah setengah 6." gerutu Silva.
"Bangun non bangun..." teriak Bi Entin diluar kamar.
"Iya bi iya ini udah bangun ko" Silva beranjak dari tempat tidur dan segera mandi. Hanya butuh waktu 20 menit untuk Silva bersiap-siap.
"Bi, Silva berangkat ya" Seru Silva sambil memakai jaketnya.
"Eh non makan dulu non, ini bibi udah siapin"
"Udah siang bi ga bakal keburu, yang ada tar Silva malah kesiangan" Sahut Silva sambil berjalan keluar rumah.
"Tapi non bibi kan-"
"Aduh, bibi ku yang cantik. Ini udah siang bi, entar Silva makan di sekolah aja" Gerutu Silva sambil mengeluarkan motor nya. Setidaknya alasan itu membuat Bi Entin sedikit tenang.
Tidak butuh waktu lama untuk Silva mengeluarkan motornya. 15 detik kemudian, motor Silva sudah membelah jalan perumahan rumahnya. Membelah jalanan ibu kota yang macet ditemani angin pagi yang berhembus.
Silva sampai di gerbang sekolah dan langsung memarkirkan motornya.
"Woi, Sil!" Silva menoleh ke belakang. Ternyata itu Hani dan Sindy.
"Eh lu berdua. Lo berdua baru dateng juga?" Tanya Silva sambil membuka jaket nya.
"Iya nih gua barusan jemput dulu orang ini nih" Tunjuk Sindy ke Hani.
"Ngeselin banget kan, lama lagi" jawab Sindy sambil memutarkan bola matanya.
"Jangan marah dong, kan kita sahabat. Ye ga Sil?" jawab Hani sambil nyengir.
"Udah udah ah buruan masuk entar telat lagi" Ajak Silva sambil sedikit senyum karena melihat dua temannya itu.
"Gua mau langsung ke kelas. Kalian mau ke kantin dulu?"
"Kagak deh Sil, kita juga mau langsung ke kelas aja"
"Oke, gua duluan" Jawab Silva sambil melambaikan tangan dan menaiki tangga untuk ke kelas.
"Hei"
Seseorang menghampiri Silva saat masuk kelas."Hei" Silva balas sambil tersenyum.
"Lu Silva kan? Yang dulu sekolah di Bina Bangsa? Inget gua ga? Yang dulu lu hajar sampe K.O dipertandingan Taekwondo?" Tanya perempuan berambut panjang pirang itu.
Silva mengerutkan kening nya mencoba untuk mengingat siapa orang itu.
"Ah iya" Silva sedikit bersorak sambil mengacungkan telunjuk nya.
"Lu Bella kan. Ah iya gua baru inget. Eh, ko waktu kemarin gua ga liat lo? Lo baru masuk?" Tanya Silva sambil duduk di bangku nya.
"Iya Sil, gua kemarin baru pulang dari Bandung. Eh lu duduk sendiri?"
"Iya nih, lu duduk sama gua aja gimana? Bosen gua duduk sendiri ga ada yang bisa di ajak ngobrol" Celoteh Silva sambil menekukkan mukanya.
"Boleh boleh, asal jangan nonjok gua kaya waktu itu lagi aja hahaha" Jawab Bella sambil menyenggol bahu Silva.
"Hahaha. Siap kapten!" Lanjut Silva bak hormat pada ketua.
Hening seketika saat terdengar suara langkah seorang guru berbadan tinggi dengan tatapan garang bak harimau yang ingin menerkam mangsanya. Keheningan yang cukup lama dan terpecahkan oleh salam seseorang.
"Assalamualaikum, Bu" seorang lelaki berbadan tinggi putih dengan rambut agak berantakan memasuki kelas. Semua murid sontak mengalihkan pandangan kepada cowok itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Penantian
RomanceSetelah beberapa kali Silva berusaha tersenyum dihadapan Arvi, tetap saja lelaki itu masih belum bisa menerima senyuman nya. Hingga akhirnya Arvi berdiri dari duduk nya dan mengeluarkan foto perempuan sedang tersenyum. Senyuman yang sangat bahagia...