Ajakan Revon

70 21 9
                                    

Arvi sampai di rumah. Tidak lama kemudian handphone Arvi berdering.

Arvi, malam ini gua tunggu lu di cafe. Gua harap lu bisa datang. -Revon.

Revon? Mau ngapain dia?.

Arvi tidak membalas pesan itu dia langsung pergi ke kamarnya. Arvi melempar tas nya dan langsung menjatuhkan diri di tempat tidur. Arvi membalikan badan dan menyimpan tangan nya di belakang kepala sebagai sandaran.

"Ngapain Revon ngajak gua?" seraya bertanya kepada diri sendiri.

'Datang? Kagak? Datang? Kagak?'

Pikir Arvi sambil menghitung jari tangan nya. Arvi mengambil handphone nya.

Kirim alamat cafe nya. Gua kesitu sekarang.

Send.

Tidak lama kemudian handphone Arvi berbunyi. Kemudian Arvi langsung ganti baju dan pergi.
"Bi, Arvi keluar bentar ya" Sahut Arvi sambil menuruni tangga. "Jangan lama-lama den, entar tuan marah" sahut Bi Juju yang keluar dari dapur. "Siap Bi!" Arvi langsung keluar rumah dan mengeluarkan motornya.

Motor ninja merah itu membelah jalanan kota. Tidak lama kemudian Arvi sampai di cafe yang Revon kirim alamatnya. Arvi memarkirkan motornya dan membuka jaketnya. Arvi memasuki cafe sambil mencari Revon.

"Arvi..!"

Teriakan seseorang di meja dekat bill. Arvi menengok dan ternyata itu Revon. Disana tidak hanya ada Revon, tetapi teman-teman Revon pun ikut. Dan aneh nya lagi Guruh dan Gio pun ada disana. Tidak banyak berpikir Arvi pun menghampiri mereka.

"Ada apaan Von?" tanya Arvi saat sampai di meja mereka.

"Gua mau ngajak lo masuk komunitas gua" jawab Revon

"Oh, dan satu lagi" Revon berhenti sebentar kemudian berdiri menghampiri Arvi

"Gua mau ajak lo ikut team futsal di sekolah dan kalo lo nerima tawaran gua" Revon memegang bahu Arvi

"Lo bisa gantiin gua jadi capten team di sekolah" Kemudian Revon kembali duduk.

"Gimana? Lo mau?" tanya Revon sambil meminum minuman nya.

Arvi terdiam beberapa saat dan kemudian Arvi menyetujui tawaran Revon.

"Oke, gua mau" jawab Arvi masih tetap berdiri menghadap Revon yang sedang minum.

"Bagus! Jawaban yang sangat tepat!" sahut Revon sambil bertepuk tangan.

"Oke, kalo gitu mulai sekarang capten kalian bukan gua lagi, tapi Arvi" sahut Revon kepada teman-teman nya.

Semua bertepuk tangan.

Arvi tersenyum.

"Rokok Vi" tawar Guruh. Arvi menggeleng "Gua ga ngerokok".

"Gila capten kita kali ini anak nya baik banget" Seru Guruh.
"Baik gimana maksud lo?" Tanya Revon.
"Ini ka, capten kita nih, Arvi. Masa dia gak suka rokok" Seru Guruh sambil tertawa.
"Eh serius Vi? Lo ga ngerokok?" Tanya Revon tidak menyangka.

Arvi mengangguk.

"Iya gua kagak ngerokok"
"Mantap!" seru Revon sambil tepuk tangan.

Arvi geleng-geleng kepala dan tertawa melihat tingkah laku mereka.

Malam itu Arvi seperti menemukan kembali teman yang bisa dia ajak bercanda, seneng-seneng dan lainnya. Karena 3 tahun yang lalu, Arvi hanya menghabiskan waktu untuk karier nya dan ikut belajar usaha di kantor Papah nya. Karena sungguh, 3 tahun yang lalu adalah masa dimana Arvi merasakan kepedihan yang belum pernah ia rasakan. Dan malam ini, menjadi awal untuk Arvi melupakan semua kejadian itu.

Arvi melirik jam ditangan nya. Ternyata sudah pukul 22.00.

"Von, gua balik duluan ya" sahut Arvi. Revon melirik jam tangan nya.
"Oke Vi, kita juga bentar lagi mau pada balik ko, duluan aja Vi" Jawab Revon sambil mengisap rokok nya.

Arvi mengangguk "Gua duluan ya" sahut Arvi pada semua nya.
"Oke Vi, hati-hati" Sahut mereka.

Arvi mengambil jaketnya dan berjalan keluar cafe.

Arvi menaiki motor nya dan langsung pergi meninggalkan cafe. Setelah 3 tahun lama nya, baru kali ini Arvi merasakan kembali dingin nya jalanan Ibu Kota saat malam hari.

Arvi teringat saat dulu ia masih tinggal dipinggiran kota. Saat dimana dia masih sering bermain sampai larut malam. Saat dimana dia masih sering melihat cewek yang dia sukai dari sela-sela pagar rumah nya. Saat dimana dia kabur dari sekolah karena hanya ingin meyakinkan kalo cewek yang dia suka baik-baik saja di sekolah nya.

Sungguh, kejadian itu sangat susah untuk Arvi lupakan. Dan sekarang, cewek itu hadir lagi dalam kehidupan Arvi.

"Untuk semua orang, mungkin hidup gua udah banyak berubah" Ucap Arvi dalam hati.

"Tapi, cuman gua yang tahu bahwa hidup gua hilang 3 tahun yang lalu. Karena dialah dunia gua, tapi dia ngga ada di depan gua. Dan hari ini, dia ada di depan gua lagi. Dan hari ini juga hidup gua dimulai dari sekarang."

Arvi tersenyum dan memacu motornya dengan cepat.

----------

PenantianTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang