Bad Day

47 11 5
                                    

''Selamat pagi semua'' sapa Bu Elis. ''Pagi Bu" jawab semua murid.
"Oke semuanya buka buku lks nya ya" Suruh Bu Elis sambil mengambil spidol untuk mulai menerangkan pelajaran.

-Bu Elis adalah guru terbaik menurut para siswa, tetapi pelajaran nya yang tidak mereka suka karena Bu Elis guru yang sangat menyenangkan ini mengajar pelajaran Fisika.-

"Eh Vi!" Gio yang sejak tadi sibuk menjahili teman sebangku nya menepuk pundak Arvi dari belakang.

"Emmm." jawab Arvi tanpa menoleh ke belakang.

"Balik dulu napa, gua mau ngomong."

"Apaan sih yo?!" jawab Arvi seraya membalikan tubuhnya.

"Vi, tadi Revon nyariin lo." Guruh teman sebangku Arvi sontak ikut berbalik.

"Ngapain Revon nyariin Arvi." sahut Guruh ikut dalam pembicaraan.

"Ya kagak tau gua, dia cuman nanyain Arvi doang kagak ngomong apa-apa lagi." jawab Gio.

"Tapi kayak nya sih penting." lanjut Gio.

Arvi hanya angguk-angguk santai dan berbalik lagi untuk memperhatikan pelajaran yang sedang di jelaskan Bu Elis. Begitulah Arvi lelaki yang tidak terlalu menanggapi apa yang orang bilang.

"Ah elah lu mah gitu mulu Vi" jawab Gio sambil menyenderkan badan nya ke kursi.

Pelajaran Bu Elis berlangsung sangat lama, padahal hanya 2 jam pelajaran tapi menurut murid-murid itu waktu yang cukup lama untuk mempelajari pelajaran Fisika. Di sisi lain Gio terus menjahili teman sebangku nya Rio. Guruh yang ada di depan Gio tertawa melihat teman nya yang jahil itu. Arvi hanya geleng-geleng kepala melihat kelakuan temannya itu.
"Ada yang bisa jawab soal ini?" Bu Elis kemudian bertanya setelah dari tadi menjelaskan.

Hening seketika.

"Rio Bu!" teriak Gio dari bangku belakang. Sontak semua anak kelas berbalik ke belakang. Dan Rio dengan wajah kaget dan masih muka bantal -karena dari tadi dia hanya tidur- sontak terbangun. Respond Rio tersebut membuat gelak tawa seisi kelas.

"Ya, Rio silahkan kerjakan soal ini" Lanjut Bu Elis sambil agak sedikit tertawa melihat Rio yang kaget seperti itu.

"I-iiya Bu bentar, nyawa saya belum kumpul semua" jawab Rio dengan mengusap muka nya.

Semua murid kelas tertawa. Di sisi lain Arvi memperhatikan Silva yang juga ikut tertawa melihat Rio.

Arvi tersenyum melihat Silva.

"Kau nih dari tadi tidur mulu, yaudah ayo sini kerjain soal ini" jawab Bu Elis sambil masih tertawa karena melihat ekspresi Rio.

Rio berjalan ke depan dan mencoba mengerjakan soal yang diberikan Bu Elis. Rio hanya garuk-garuk kepala melihat soal yang diberikan Bu Elis.

"Kenapa Rio? Apa nyawa mu belum kembali juga?" Pertanyaan Bu Elis membuat gelak tawa seisi kelas. Rio terlihat malu dan garuk-garuk kepala.
"Yaudah sana duduk" suruh Bu Elis
"Makasih Ibu Elis yang cantik" puji Rio sambil kembali ke tempat duduk nya.
"Lagi gini aja kau bilang Ibu cantik"
"Yasudah, kau Arvi. Kerjakan soal ini".

Arvi yang sedari tadi memperhatikan Silva sontak terkejut.

"Kenapa Arvi, kau dari tadi bengong terus. Mikirin apa sih? Cewek?" Sindir Bu Elis
"A-pa bu? E-ngga ko Bu." Jawab Arvi terbata-bata.
"Haha yaudah cepat sini kerjakan soal ini"
"Siap capten!" Jawab Arvi bak hormat pada komandan.

Arvi berjalan ke depan kelas dan mulai mengerjakan soal. Arvi mulai mengerjakan soal itu. Mungkin ini soal yang mudah buat Arvi, karena ternyata dia berhasil menjawab soal itu. Entah memang Arvi mengerti atau mungkin hari ini Arvi sedang pintar. Arvi memberikan spidol nya kepada Bu Elis.

PenantianTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang