Adi

16 7 1
                                    

"Assalamualaikum,Bi." Sahut Silva sambil memasuki rumah.

"Walaikumsalam, eh non udah pulang." Jawab Bi Entin yang sedang menyapu di halaman depan rumah.

"Iya nih Bi hehe. Yaudah Silva ke kamar dulu ya Bi." Jawab Silva sambil masuk ke dalam rumah.

"Iya Non." Sambung Bi Entin sambil kembali menyapu halaman depan rumah.

Silva berjalan menuju kamar nya di atas. Setelah sampai kamar Silva melemparkan tas nya di atas meja belajar dan langsung berganti baju.

Silva membaringkan tubuhnya di tempat tidur sambil memikirkan kejadian dalam satu hari tadi.

"Tadi itu siapa ya? Ko gua baru liat." Ucap Silva.

"Eh eh apaan sih, ko gua jadi mikirin dia sih. Udah ah gua mau cabut latihan dulu." Sahut Silva sambil beranjak dari tempat tidur nya.

Silva mengambil tas dan perlengkapan latihan nya, dia melihat jam kemudian segera bergegas berangkat.

"Bi, Silva berangkat latihan dulu ya." Sahut Silva sambil menuruni tangga.

"Eh, iya Non. Hati-hati jangan pulang malem-malem." Ucap Bisa Entin dari ruang tamu.

Silva mengangguk dan bergegas menaiki motornya.

Angin sore kali ini menemani nya di perjalanan. Silva memacu kencang motornya, sesekali dia melihat jam di pergelangan tangan nya. Silva akhirnya sampai di Gor Kertajaya.

"Maaf Sabem, saya telat." Ucap Silva pada Sabem Adi.

"Gapapa kok, latihan juga baru mau mulai." Jawab Sabem Adi sambil senyum ramah.

Sabem Adi adalah pelatih taekwondo nya Silva, sekaligus teman dekat nya. Umur Adi memang masih muda hanya berbeda satu tahun dengan Silva. Tetapi tingkatan nya sudah diatas Silva.

"Charyot!" Ucap Adi memimpin latihan.

"Ya!!" Teriak semua.

"Kyongrye." Lanjut Adi. Semua merengkuh hormat.

15 kemudian mereka semua istirahat dahulu. Silva duduk di bangku tribun dekat lapang. Adi menghampiri nya dengan membawa dua botol minum.

"Nih minum dulu." Tawar Adi sambil duduk di sebelah Silva.

"Thanks Di." Jawab Silva sambil mengambil botol minuman yang di tawarkan Adi.

"Lo kenapa Sil? Dari tadi gua perhatiin lo kaya ga fokus gitu. Ada masalah Sil?" Tanya Adi sambil membuka botol minuman nya.

"Kagak ko Di, gua kagak apa-apa."

"Yaelah Sil, lo tuh kaya nganggep gue orang yang baru kenal lo tau ga." Adi tertawa sejenak.

"Udah deh, gausah bohong. Kenapa? Lo disakitin sama cowok? Hajar aja kali Sil." Jawab Adi seraya meragakan gerakan tinju.

Silva menyenggol bahu Adi.

"Ih, apaan sih lo Di. Kagak lah. Masa gua disakitin cowok. Lagi pula kalo gua disakitin cowok gua tinggal bilang aja sama lo. Iya kan?" Jawab Silva sambil tersenyum kepada Adi.

"Haha iya iya apa sih yang engga buat lo." Jawab Adi sambil mengusap rambut nya.

"Yaudah ayo latihan lagi." Ajak Adi.

Silva mengangguk dan berjalan ke lapang.

30 menit berlalu, Silva dan yang lain nya bersiap untuk pulang.

"Sil tunggu."

Silva menoleh.

"Kenapa Di?" Jawab Silva.

"Lo pulang sama siapa?"

"Sama siapa lagi dah, lo kaya baru kenal gua aja." Jawab Silva sambil menepuk pundak Adi.

Adi menggaruk kepalanya malu.

"Kenapa emang nya Di?"

"Kagak, tadi nya gua mau ajak lo ke cafe. Gua mau kenalin temen gua ke lo."

"Tapi, ga usah deh nanti lagi aja. Lagian sekarang juga kan udah malem. Yaudah sono pulang. Hati-hati." Lanjut Adi.

"Oh gitu, yaudah gua pulang ya. Iya lo juga hati-hati." Jawab Silva.

Adi mengangguk dan menaiki mobil nya. Silva menaiki motornya dan memacu motornya.

Silva memakirkan motornya di garasi rumah nya.

"Assalamualaikum Bi."

"Waalaikumsalam Non." Jawab Bi Entin dari dalam dapur.

"Ini Non, bibi sudah siapin makan malam dan susu hangat buat Non." Jawab Bi Entin.

"Ihhh Bibi ini emang paling mengerti banget deh." Jawab Silva sambil mencubit pipi Bi Entin.

"Ih si Non nih kebiasaan cubit-cubit pipi Bibi."

      Silva hanya tertawa dan langsung memasuki kamar nya untuk mandi dan berganti pakaian.


----------

PenantianTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang