Introducing Me

17.9K 515 15
                                    

Jika dari awal sudah banyak gadis rupawan dekat denganya, mengapa masih ada upik abu seburuk diriku untuknya?

Tidak bisakah kau melihat sisi tersembunyi dari diriku? Sisi yang mengatakan bahwa aku mengharapkanmu?

Bagaimana bisa kau tak malu berdiri untuku. Gadis jelek dengan tubuh kurus,wajah kusam dan rambut yang selalu terikat satu. Bahkan aku selalu diam saja saat semua menatapku hina dengan cibiran simpang siur pedas untuku.

Kalau memang kita hanya bersahabat? Mengapa mataku tak bisa berhenti melihatmu dengan pandangan memuja? Salah? Sepertinya iya. Apalagi hanya aku yang berharap. Kau tak perlu membalas atau bahkan mengetahuinya.

***

"Dava kamu nanti pulang sama aku ya? Tapi aku gak mau Deva ikut sama kita "Ujar Angela sarkatic tanpa takut menyakiti Deva yang jelas-jelas berdiri disebelah Dava. Mendengarnya aku hanya berani melihat sepatu hitamku yang sepertinya sudah sedikit butut.

"Maaf Angela,aku gak bisa kalau gitu"Sangkal Dava Cepat.

Deva menatap dua pasang kekasih itu lemah, lebih tepatnya tidak enak. dia mendesah pelan, tak mau kembali membuat Dava hancur dalam kisah-kasih nya lagi. Cukup yang lalu biarlah berlalu namun yang baru tidak mengandung haru.

"Dav gue ada mapel tambahan. Nanti biar gue dijemput Ayah"Ucap Deva mengelak,Dava menatap Deva dengan mata menyipit, meneliti lebih dalam kebohongan apa lagi yang digunakan sahabatnya itu untuk menghindar. Tapi baru saja Dava ingin menyangkal, Deva sudah berlari menjauh dengan melambaikan tanganya.

***

Deva dan Dava

hampir sama namun tak serupa.

Dari zaman sekaleng susu sampai berganti pada kaleng soda , dua sahabat itu selalu bersama.

Dari kecil Dava memang sering kesepian. Ayah nya selalu pergi pagi dan pulang petang. Dan mama nya yang sudah lama meninggal, hal ini membuat laki laki tampan itu menjadi tertutup.

Davandro lesnant atau Dava anak salah satu orang tersohor.  Keluarga pengusaha tambang yang bibit bebet dan bobot nya wajib diakui jempol.

Dava bertemu Deva di sore menjelang senja, di belakang rumahnya. Dia menemukan Deva yang menangis. Dava kecil mencoba menghibur Deva hingga kembali tersenyum. Sesimple itu sampai Mereka semakin dekat. Bahkan mereka seakan sulit dipisahkan  setelah Dava menyadari bahwa Deva adalah anak dari salah satu Asisten rumah tangga di rumahnya.

Dava juga tidak segan meminta pada Ayah nya agar Deva selalu masuk sekolah yang sama denganya, Ayah nya pun hanya mengiyakan. apa yang tidak tuan besar lalukan untuk melihat putra mahkota nya kembali bersemangat? Sekiranya tak ada. Karena walaupun Materi menggunung,kebahagiaan putra nya yang utama.

Devalia awalnya malu untuk bersahabat atau hanya sekedar kenal dengan Pemuda kaya raya seperti Putra tuan besar Lesnant. Namun pada akhirnya, sorot mata tajam dan teduh milik Dava membuatnya akhirnya luluh dan menerima Pria berdarah campuran irlandia-indonesia tersebut untuk menjadi sahabat nya.

***
Hujan tiba tiba turun dengan begiu deras, mengunci Gadis manis itu untuk tidak pergi dari tempatnya berpijak. Suhu dingin hujan pun berhasil membuat  Bibir  nya bergemeletuk pelan.

Sekolah. Benar dia masih terjebak di Sekolah. Di sebuah joglo depan yang sepi dan hanya ada dirinya disana. Tapi walaupun demikian, Deva tak berharap Dava datang untuk menjemputnya. karena dia tak mungkin menelan ludah nya kembali setelah berbohong kepada Dava. dan setelah bibirnya hanya terkunci  melihat Dava pergi dengan mobil sport hitamnya meninggalkan sekolah.

Awalnya Deva ingin memakai uang bulanan dari Dava yang jarang atau bahkan tak pernah disentuhnya itu untuk bergegas pulang. Namun, dia sadar bahwa tak seharusnya Dava menanggung kebohonganya. Uang bulanan memang selalu didapatkanya dari Dava, tapi Dava juga sepertinya sadar uang itu pada akhirnya akan kembali juga pada dirinya. Entah dalam bentuk semula atau bahkan beraneka ragam barang yang disamarkan Deva untuknya. Misalnya Pakaian,Makanan atau kebutuhan sekunder lainya.

Deva hampir saja limbung saat dia mengambil pijakan yang salah. Dia mengutuk kaki nya karena sudah menginjak pijakan licin yang tergenang dan tersamar air. Dia terkejut. Hampir saja dia jatuh dan semakin basah tergeletak di tengah lapangan parkir sekolahnya, Jika saja  tidak ada tangan kekar dan kokoh yang berhasil menangkap tubuh mungilnya.

"Udah les nya? Gue tungguin lama bener sih?"

Mata Deva membulat mendapati Dava, orang  yang lagi-lagi menyelamatkanya. Ya walaupun kakinya tetap terkilir dan sedikit membiru karena lebam.

"Lo belum pulang? Terus tadi mobil-terus lo-terus Angel?"Tanya Deva dengan bibir yang kembali bergetar kedinginan. Bodoh! Batin Dava dalam hati, entah untuk siapa.

Tanpa banyak bicara, Dava memapah Deva pelan menuju mobil. membiarkan tubuh mereka semakin kuyup karena deras nya hujan. Sedangkan Deva hanya diam karena tau sahabatnya itu pasti marah kepadanya. Karena jika Dava marah,seribu pertanyaanpun tak akan terjawab.

"Gue sadar kalau gak seharusnya gue tinggalin lo. Secara rumah Angel itu deketnya naujibillah dari sekolah. Sedangkan rumah lo harus naik-turun bis dua kali. Jadi Mana tega gue biarin lo pulang sendirian"

I love My BestFriendTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang