Am I Jealous? Ya I Guess So

5.6K 339 4
                                    

Pagi ini Melihat Ayah sibuk dengan pekerjaan nya membuatku tak tega dan dengan rela membantu beliau menyelesaikan beberapa pekerjaanya meng koordinir beberapa Pembantu untuk berkebun di taman belakang.

Kebun terlihat sangat rancu dengan bebarapa rumput perdu yang berantakan, beberapa juga terlihat kering dan membutuhkan asupan air ataupun pupuk, belum lagi kolam ikan besar yang perlu dikuras karena sudah banyak lumut liar yang menghiasi setiap sisi bebatuanya.

Hari minggu memang selalu kulalui dengan kegiatan bermanfaat seperti mengikuti beberapa organisasi peduli masyarakat atau hanya sekedar membantu meringankan tugas Ayah, Seperti saat ini.

Jangan tanyakan Dava! Aku berani bilang jika dia pasti sudah berpesta atau sekedar menghabiskan beberapa nominal rupiah dari papa nya. Pernah sekali dia mengajak ku untuk ikut dalam ritual pemuda itu, pulangnya aku marah padanya sampai sebulan karena satu dari kartu atm nya begitu saja dia berikan pada perempuan jalang.

Jangan tanyakan nominal di dalam kartu itu, jika tak mampu kalian bisa mendapatkan serangan jantung secara mendadak.

Aku ingin untuk kali ini merubah beberapa penataan dan  hiasan, Melihat semua orang sibuk dengan pekerjaanya dan tinggal satu vas putih besar merusak pemandangan, mau tidak mau aku harus memindahkanya.

Demi Neptunus! Berat vas ini berapa kilo sih? Aku yakin sudah menggunakan seluruh tenaga ku, tapi bodohnya tak ada sejengkalpun vas putih batu ini berpindah.

"Apa susah nya minta tolong kalau emang gak bisa?"tegur suatu suara yang memiliki bau mint menyegarkan

Ya dia Dava! Pemuda yang kemarin melarangku dekat dengan Angga, Oh ayolah pria itu hanya membantuku. Tak lebih! Kita bahkan baru saling mengenal.

Dia mengangkat vas itu dengan muda nya, dengan senyum di wajah tampan nya dia bertanya

"Ini mau ditaruh mana Deva!"tegur Dava kembali ketiga kalinya saat aku tak sedikitpun menggubris.

"Sini saja, Terimakasih"gumamku datar lalu melangkah pergi. Namun namanya Dava si raja jahil,dia tak semudah itu membiarkanku untuk pergi. Jadi aku hanya melipat tanganku di depan dada lantas menatap nya datar.

"Gue minta maaf. Jangan marah lagi Dev! Iya gue percaya sama lo, Lo bebas berteman sama siapa aja"gumamnya dengan malu-malu. Percayalah seberapa marah nya aku pada Dava,aku tak pernah akan tega saat dia mulai memohon.

"Iyadeh, Lo dimaafin "Seruku riang, yang dibalasnya dengan senyum yang semakin merekah.

Aku terkekeh melihat nya. mata ku menyipit melihatnya tampak sudah rapi dan tampan dengan dandanan santai namun terkesan casual nya saat ini.

"Gue gak pergi kemanapun hari ini. Anggela akan berkunjung"gumamnya menjawab pertanyaanku yang bahkan belum terlontar.

"Yasudah Dev! Kerja yang rajin ya. Gue mau ke depan sebentar,kayak nya ratu gue udah datang"Seru nya riang sambil mengacak rambutku gemas lalu berhambur pergi. Bahkan  hanya kubalas dengan senyum miris.

***

Kesabaranku habis aku merasa benar-benar terusik,bukan karena peraduan suara dari peralatan berkebun yang digunakan

melainkan karena dua orang yang sedari tadi berhasil membuat hatiku yang panas, menjadi mendidih.

Jangan katakan aku cemburu atau apa!

Mereka memetik tangkai bunga yang sudah tertata, berlari kesana-kemari seperti opera colombia. Oh ayolah! Jika mereka tak membuat daun yang telah tersapu itu kembali berhamburan,aku tak akan semarah ini.

Bagaimanapun aku ikut menata, dan asal kalian tau butuh tenaga untuk melakukanya. Dibalik letih kami para pekerja, mereka dengan seenaknya merusak dan mengkacaukanya.

Dava benar-benar keterlaluan.

Aku berjalan kearah mereka dengan membawa sapu lidi,bermaksut memberi perhitungan pada mereka. Tapi tunggu dimana mereka? Bukanya tadi mereka berdiri disini?

Aku berbalik untuk mengedarkan pandanganku keseluruh penjuru. Oh shit!

Hatiku remuk dan hancur, rasanya mencintai di satu sisi tanpa terbalaskan semakin terasa tak semudah yang kubayangkan.

Melihat pria yang terkasih sedang berciuman dan memadu kasih dengan orang lain ternyata tak semudah melihat serial Mickey Mouse di Disney Channel, lupakan!

Yang aku inginkan saat ini hanya pergi. Menjauh untuk mencoba menata hatiku yang saat ini sudah menjadi berkeping-keping. Entahlah butuh berapa lama untuk kembali menata hatiku. Yang jelas jatuh cinta itu indah namun sebelum kau mendapatkan seperangkat hadiah dan beberapa bonus dalam satu paketnya.

Apakah Iya aku cemburu?! Kalian bisa menerka sesuka kalian. Terserah,karena itu kenyataanya.

A.N: Guys sorry for typo. maaf jug kalau alay. this is my first story on wattpad, well jangan lupa vote sama comment. setidaknya kalian bisa kasih saran biar lebih baik untuk kedepan. thank you xx

I love My BestFriendTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang