Unknown

4.6K 267 6
                                    

Dua Line masuk dalam notif di ponselku. Aku tersenyum saat tertulis pesan Dava memintaku mengaktifkan obrolan dalam skype. Aku menurutinya,dan saat itu pula ada permintaan video chat dari akun yang bernama prince_Lesnant

"Deeevvvvvaaaaaa"pekik pemilik suara di sebrang layar

"Daaaaavvvvaaaa"pekiku balik tak kalah histeris

"Ih cengeng haha. Habis nangis ya lo? Seriusan deh gausah nangis"ledeknya di sebrang sana. Aku mencebikan bibirku lalu  meletakan ponselku diatas tempat tidur lalu beranjak membereskan beberapa buku pelajaran sekolah hari ini

"Woyy sialan gue dikacangin"pekik Dava berlebihan,dalam artian suaranya melebihi suara gadis remaja yang histeris menghadiri konser justin bieber.

"Najis"rutuku mengikuti nada nya. Dia tertawa di sebrang sana membuatku mau tak mau ikut tersenyum dalam diam

"Lo lagi apa disana? Berisik amat"tanya nya

"Siap-siap mau kesekolah. Emang lo yang kebanyakan bolos"ledeku

"Gue gak bolos monyong. Lagian kemarin yang bolos kan lo gegara mau nganterin prince lesnant yang kece ini"ujar nya membanggakan diri. Aku hanya diam tak berani membantah,rasanya aku takut salah bicara dan jadi salah tingkah.

"Woy gempaa. Jangan bilang molor lagi ya lo?"geram nya saat tak ku hiraukan

"Berisik Dava! gue lagi pakai sepatu odong"

"Dava gue mau bilang sesuatu  sama lo"sambungku halus

"apa?"tanya nya

"Gue boleh berangkat sama Angga gak kesekolah?"tanyaku hati-hati. hening sesaat. Aku menghampiri letak ponselku berada dan mendapati Dava dengan wajah menunduk. Aku mengangkat alis ku sebelah. Apa aku salah bicara lagi?

"Jangan marah dong. Iyadeh gue berangkat naik sepeda aja"ralatku cepat dia menatapku dalam, lantas menggeleng tak terima.

"Gue udah bilang Mr.Kristoff buat anterin kemana yang lo minta selama gue gak ada"gumamnya halus namun pandanganya tetap memerintah

"Jadi bener apa yang gue lihat selama ini?"tanyaku pelan. Dia mengernyit tanda tak mengerti

"Apa yang lo lihat?"

"Jadi selama ini lo gak bener-bener menjauh dari gue? Lo tetep ikutin gue kemanapun kan? Ada apa sih sama lo Dava. Kalau emang lo malu temenan sama gue kenapa harus tetep khawatirin gue"gumamku parau. Entahlah di satu sisi aku suka caranya yang selalu khawatir. tapi sisi lainya

Aku kecewa karena dia masuk dalam deretan orang yang juga malu berteman denganku.

"Deva lo temenan sama gue dari kecil. Untuk kali ini aja lo percaya sama gue bahwa apa yang ada di otak lo semuanya salah"gumamnya meyakinkan. Semuanya salah? Jadi tentang dia yang malu jadi temanku sudah fix salah, Aku bahagia mengetahuinya.

"Jadi lo gak khawatir sama gue? Jadi janji lo yang selalu khawatir dan janji buat jagain gue itu salah? Atau cuma bohong?"cacarku memandangnya sayu. Dia tertegun mendengar semua penjelasanku.

Bodoh!! apa yang sudah aku katakan?

"Huahahaha jelek lo. Udah lupain apa yang gue bilang, gue ngelantur tadi"tawaku palsu

"Dev-"

"Haha lo jelek kalau manyun. Maafin gue yang nuntut lebih atas lo ya Dava.. yaudah bye"potongku cepat sebelum mendengar penjelasanya yang mungkin akan menyayat hatiku.

"Devaa"bentak nya dengan pandangan bersalah

"Ape?"gumamku pada akhirnya menjawab perkataanya dengan jenaka.

I love My BestFriendTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang