"Untuk seluruh siswa siswi kelas XII, persiapkanlah bekal kalian untuk menghadapi ujian bulan depan. Semoga diberi kemudahan......" Lantang suara kepala sekolah didepan semua murid yang di kumpulkan di halaman sekolah, beliau mengumumkan jadwal ujian untuk siswa kelas XII.
"Rasanya baru kemaren deh kita MOS, kok udah mau ujian ada sih. Jadi baper kan" Gerutuku di barisan nomor 3
"Hn. Berarti kita bakal pisah Zah" bisik seseorang di telinga kananku. aku sangat mengenal suara ini, aku menoleh ke barisan samping kananku.. Revan menyeringai padaku.
Aku menyipitkan mataku tak mengerti dengan perkataannya."Apaan sih Van??" Ketusku bingung.
"Setelah UN kita akan menghabiskan banyak waktu. Dan untuk sekarang.. selamat belajar yah" Revan berkata disampingku yang seakan berbisik. Dia kembali tersenyum misterius padaku..
Aku tau aku sering bersikap jutek atau terkadang seperti orang yang tak peka, tapi sebenarnya aku hanya ingin menyembunyikan rasa ini. Aku tak ingin Revan mengetahuinya..
Aku ingin kami seperti ini seterusnya.
Walaupun rasa ini begitu menggangguku..***
Di kelas
"Van, bantu gue ngerjain yang ini dong" pintaku pada Revan sambil menunjukkan soal MTK yang bagiku sangat rumit itu."Makanya kalau guru jelasin tu di perhatiin Zakia.." nasehatnya kesal.
"Siap pak guru" jawabku tegas sambil mengangkat tanganku seperti orang hormat.
Revan hanya geleng geleng kepala melihat kelakuanku.Aku hanya mangut-mangut tak jelas mendengar penjelasan Revan tentang soal MTK yang ia jelaskan. Paling tidak bisa jawabnyalah walaupun nggak ngerti.. hehe
Tiba tiba mataku terpaku melihat sosoknya yang begitu tampan saat sedang serius. Bibirnya terus berbicara sambil sesekali matanya melihat kearahku. Jantungku semakin aneh tak karuan. Duuhh.. Revan keren banget sih, pekikku dalam hati.
"Mau sampe kapan lo liatin gue??" Tiba tiba dia bersuara dan menatapku dengan tatapan tajamnya..
duh malu banget sih. Segera ku alihkan pandanganku darinya."Nih.. udah selesai"
pukk..
"Aww.. Revaaann.. apa apaan sih?? Lo kira ini tembok??" Teriakku kesal. Dia kira mukaku tembok apa pake di pukul pake buku segala lagi.."Salah sendiri lo nggak merhatiin penjelasan gue, udah nih." Dia memberikan buku tadi padaku.
Aku tidak ingin cerita kita berakhir hanya karena alasan yang sederhana. Baru kusadari rasa nyaman ini menyelimutiku saat bersamamu. Aku ingin selalu seperti ini.
Aku bahagia dengan semua sifat menyebalkanmu.To Be Continue
Zakia jangan baperr dong. Author jadi ikutin sedih nih.. hehe
Ok. Next...
KAMU SEDANG MEMBACA
Aku Lelah Mencintaimu
Teen FictionKamu adalah salah satu alasanku untuk membenci akan Cinta