FLASHBACK ON
"Nih liat tulisan gue jadi jelek kan? Lo sih gangguin mulu" bentakku dengan menunjuk buku yang jadi korban kejahilan Revan.
dia tersenyum kecil
"hm. disengaja"
"iihh. Revaan" anak ini semakin membuatku kesal.
"apaaa??" Dia menaikkan sebelah alisnya dengan wajah tanpa dosa.."Zakia Putri Suryono.. Revan Aditya.. bisakah kalian diam" bentak ibu Lilis dengan tatapan tajamnya. Kami berdua refleks menunduk "Iya bu" ucap kami serempak.
"Baiklah, kita lanjutkan" lanjut bu Lilis masih dengan wajah kesalnya.Yah begitulah, Aku dan Revan selalu ribut dimana saja kami bertemu. Entah itu di kelas, ataupun dimana saja kami berpapasan.
Zakia Putri Suryono, Itulah namaku, diambil dari nama ayah dibelakangnya. Anak kedua dari dua bersaudara. Dan disinilah aku, telah duduk di kelas Xll. Oh yah, pasti penasaran kan dengan kakakku?? Namanya Arhan Suryono, dia ganteng banget mblo, dan sekarang tengah menggeluti kuliahnya di bidang arsitek. Tapi dia kakak yang menyebalkan bagiku.
Dan seseorang yang duduk disampingku ini adalah Revan Aditya, sosok yang menyebalkan setelah kakakku, muka cuek dan menyebalkan itu membuatku malas menatapnya, padahal kutahu jelas dia sosok yang digilai wanita, cowok ganteng, cuek, dan cerdas. Tapi mungkin para fans Revan tidak tau dari sikap cuek Revan ini tersembunyi sikap menyebalkan dan jahil.
Dan entah sejak kapan nama Revan Aditya ini tercantum dalam daftar sahabatku, bukan tercantum sih, karena cuma dia sahabat yang selalu mengerti aku."Tuh.. dengerin bu lilis jelasin Van, lo sih berisik" bisikku yang menyalahkan Revan.
"lo yang berisik" ucap Revan geram sambil mendelik dengan tatapan tajamnya.
"Salah siapa gangguin gue".. ucapku enteng..Teng..tong..teng..tong
"Yeehhh.. akhirnya kelar juga" ucapku penuh semangat saat bel istirahat berbunyi. Dan bu Lilispun keluar dari kelas dengan diikuti helaan nafas lega dari anak anak.
"Kekantin yuk Van!" Rengekku pada Revan dengan muka yang kubuat seimut-imutnya.. ieeww
"nggak ah. Males" balasnya singkat sambil memainkan handphonenya.
"ayook. Lu nggak kasihan apa sama perut gue, udah merengek ni" ucapku manja sambil menarik narik lengan Revan.
"Duh.. ni anak. Ayo" Revan langsung berdiri karena kesal melihat tingkahku.Dia tidak akan pernah menolak, karena segala cara akan kulakukan agar dia memenuhi kemauanku..
***
"Lo nggak pesen makanan apa gitu Van??" Tanyaku disela acara makan mie ayam dengan tangan yang mengaduk aduk mangkuk mie didepanku.
"Nggak. Masih kenyang"
"lo kenyang apa nggak punya duit?" Ledekku asal
"Eh, Zakia Putri Suryono, gini gini gue anak konglomerat. Lama lama gua pites ni anak"
"ya elah Van, lo marah marah mulu, ntar cepet tua baru tau rasa loh"
PUK....
"Ih Revan sakiitt.. lovapa apaan sih pake jitak kepala gue segala" protesku sambil mengelus kepalaku karena jitakan Revan.
"mulut lo tuh perlu di gembok, nyelonong aja" aku langsung memasang wajah cemberut sambil menghabiskan sisa mie ayamku yang sudah agak dingin.
Revan duduk menyender pada kursi kantin dengan kedua tangan dilipat didepan dadanya sambil melihatku makan dengan lahapnya dengan sesekali meminum jus yang dia pesan.. siapa saja yang melihat Revan saat ini pasti memujanya dengan kalimat "omg.. he's so cool"Mata sipit itu, kulit putihnya, hidung mancung, bibir pinknya yang alami, dan postur tubuh tinggi Revan. Siapa sih yang tidak kagum.. ditambah dengan sikap coolnya.. wooww. Perfect..
***
Tapi bagiku..
Revan itu menyebalkan, terkadang cuek terkadang argh.. entahlah..
Aku tengah serius menyalin tulisan dipapan tulis. Dan tanpa kusadari, Revan tengah tiduran diatas meja dengan kedua tangannya yang di korbankan menjadi bantal.Dan... dia menghadap kearahku.. "duuhh, kok jadi gugup gini sih.." pikiranku berbisik. aku masih melanjutkan aktivitasku.
Tapi dia masih saja melihat kearahku."Ngapain lo Iiat liat tulisan gue?" Bentakku kesal sambil menutup buku.
"Gue mau liat lo" katanya spontan .. aku terdiam
"gue harus jawab apa. Duh. Mati kutu nih gue " pikirku sambil menggigit ujung bibirku. Sebelum kulanjutkan dengan menulis lagi..To be continue
Haah.. akhirnya part 2 selesai.. susah tau
KAMU SEDANG MEMBACA
Aku Lelah Mencintaimu
Ficção AdolescenteKamu adalah salah satu alasanku untuk membenci akan Cinta