Episode 3

973 171 18
                                    

Tatapannya lembut saat tiba-tiba Shin Hye membuka mata, namun menit berikut sorot biasa yang diperlihatkannya. Adalah marah, kesal dan benci. Shin Hye membuang pandangannya keluar jendela. Ke hamparan hijau rerumputan. Sambil benaknya berpikir, ada apa sebenarnya dengan tatap benci dan marah pemuda itu terhadapnya?

Shin Hye mengingat-ingat, apa sebelum ini mereka pernah bertemu di suatu tempat? Atau adakah sikapnya sebelumnya tanpa disengaja pernah melukai dia? Shin Hye tidak ingat.
Lalu kenapa sorot mata itu begitu benci padanya? Begitu marah, jika dirinya tidak punya salah. Shin Hye tidak bisa lagi tidak peduli. Sebab mereka berada pada kelompok yang sama dan harus menjalin kerjasama. Jika seperti ini terus sikap mereka, akan menyulitkan anggota kelompok yang lain. Tapi harus bagaimana dirinya memulai, sementara lelaki itu tetap tidak mau membuka diri.

Duduk seperti ini sambil menatap keindahan alam, tanpa sengaja benaknya berjalan pada suatu waktu yang sangat indah dalam hidupnya.
Kala untuk pertama kalinya ia mengenal cinta pertama. Dulu, sekitar 3 tahun yang lalu, pria cinta pertamanya itu mengajaknya dalam perjalanan romantis dengan kereta api bawah tanah.
"Kita jemput kakakmu, dia pasti kaget aku membawamu!" ajaknya kala itu.
Shin Hye tidak mungkin menolak, tawaran yang teramat sangat menggiurkan.

Lelaki itu, lelaki cinta pertamanya sangat penuh perhatian padanya. Dia selalu menjemputnya ke sekolah setiap week end, mengantarnya ke toko buku, dan mengajaknya minum kopi di sebuah Cafe.
Dia juga sering bercerita tentang kampusnya, betapa ia bahagia menjadi seorang mahasiswa.

Shin Hye mengenalnya sebagai teman kakak perempuannya. Dia, pemuda tampan dan ramah itu bernama Jung Il Woo adalah teman Yun Eun Hye. Kakak perempuan Shin Hye dari ayah yang berbeda.
Ayah Eun Hye meninggal saat usia kakak satu-satunya itu masih balita, kemudian Eomma menikah lagi lantas lahirlah Shin Hye. Meski Eun Hye bukan anak kandung Appa, namun Appa menyayanginya seperti terhadap anak kandungnya sendiri. Appa tidak membedakan Eun Hye dengan Shin Hye. Shin Hye pun diajarkan untuk hormat kepada Eun Hye seperti terhadap kakak kandung.

Tapi ketika kuliah, Eun Hye diminta kakak ayahnya yang tinggal di Ansan dan melanjutkan kuliah di sana. Menemaninya sebab anak mereka yang hanya semata wayang melanjutkan pendidikan di luar negeri. Maka sejak jadi mahasiswi Eun Hye hanya pulang seminggu sekali ke rumah Eomma setiap week end.

Karena Eun Hye yang selalu ditemuinya pindah ke Ansan, Il Woo jadi menemuinya jika main ke rumah sambil menunggu kepulangan Eun Hye setiap akhir pekan. Dari intensitas pertemuan itulah, diam-diam Shin Hye menaruh hati pada sahabat kakaknya tersebut. Jung Il Woo adalah cinta pertama Shin Hye tanpa ia sadari. Sementara Il Woo cinta mati pada Eun Hye.
Cinta segitiga kemudian terjadi diantara kakak beradik itu. Shin Hye jatuh hati pada Il Woo, Il Woo yang cinta mati pada Eun Hye, lalu Eun Hye ternyata tidak mencintai Il Woo.
Itu semua terbongkar kala Il Woo mengajak Shin Hye ke Ansan, untuk diam-diam menemui Eun Hye.

Perjalanan dari Seoul ke Ansan dengan Subway berdua dengan Il Woo adalah hal terindah sepanjang hidup. Bibir Shin Hye tanpa sadar merekahkan senyuman.
Mereka duduk berhadapan, untuk membunuh bosan Il Woo membawa block note dan pencil. Sepanjang jalan, Il Woo melukis banyak hal. Melukisnya juga, yang sedang cemberut karena bosan, sedang terkantuk membuat tampangnya sangat jelek, saat Il Woo memperlihatkan mereka tertawa-tawa. Shin Hye berusaha merebut block note itu, ingin membuang gambarnya yang terlihat jelek tadi. Tapi Il Woo mempertahankannya. Alhasil kontak fisik mereka yang berebut block note di kereta api yang berlari cepat membuat jantung Shin Hye seakan mau lepas. Ia jatuh ke dalam pelukan Il Woo, dan untuk beberapa jenak Il Woo memeluknya agar Shin Hye tidak jatuh. Wajah dan tubuh mereka yang rapat membuat Shin Hye tak dapat bernapas.

Shin Hye berkeringat. Sejenak begitu dekat dengan tubuh pemuda yang telah mencuri hatinya, bahkan tercium bau tubuhnya perpaduan bau maskulin dan aroma parfume yang lembut membuat dadanya sesak karena bahagia. Ia jatuh cinta. Dadanya memekik-mekik kata itu tanpa henti. Sedang wajahnya memerah. Antara malu dan bahagia dan ingin kembali merasakan kehangatan serta aroma Il Woo.

Perutnya bergolak. Seperti ribuan kupu-kupu beterbangan di dalam lambungnya, membuatnya ingin muntah. Ia jatuh cinta. Tidak dapat disangkal lagi. Jatuh cinta terhadap Jung Il Woo.
Ia tidak ingin waktu beranjak, ia ingin sepanjang hari berada di dalam kereta api itu, kemana saja jangan bertepi jika bisa. Ia telah jatuh cinta.

Namun kebahagiaannya tidak berlangsung lama, ketika tiba di rumah paman Eun Hye, bukan Eun Hye yang terkejut melainkan Il Woo. Sebab memergoki Eun Hye yang jauh-jauh ia cari, sedang dengan pria lain yang lantas Eun Hye perkenalkan sebagai kekasihnya.
Jelas sekali perubahan air muka Il Woo yang kecewa di mata Shin Hye, lalu dengan tampang yang sangat terluka Il Woo mengajak Shin Hye kembali pulang. Sepanjang perjalanan Il Woo membisu, Shin Hye ingin menghibur namun tak mampu.
Mestinya Shin Hye bahagia mendapati kenyataan kakaknya memilih pria lain, dengan demikian Il Woo dapat ia miliki. Akan tetapi tidak seperti itu. Hatinya turut sakit melihat pria cinta pertamanya itu terluka karena terkhianat. Ia merasa bersalah karena Eun Hye adalah kakaknya.

Hari-hari yang terajut selanjutnya seperti tidak berarti. Il Woo hilang dari kehidupan Shin Hye. Il Woo mencoba mengobati luka hatinya seorang diri. Cinta Shin Hye yang baru saja tumbuh terhadap Il Woo seketika mati. Il Woo memang tidak pernah menganggapnya sebagai seseorang yang dapat menggantikan Eun Hye. Shin Hye dimata Il Woo hanya gadis kecil adik Eun Hye yang sangat ia cintai.

Namun, kepergian Il Woo dari hari-harinya karena kecewa oleh Eun Hye seribu kali lebih baik ketimbang kepergian Il Woo karena sebuah kecelakaan.
Senja itu tak kan Shin Hye lupakan seumur hidupnya, saat Il Woo datang ke rumahnya untuk mengembalikan barang-barang Eun Hye.
"Aku tidak bisa menyimpannya lagi, Shin Hye-ya. Aku terluka setiap melihat barang-barang ini ada di kamarku. Tolong kau kembalikan padanya." pinta Il Woo.
"Oppa, gwenchana?" Shin Hye amat sangat prihatin, wajah Il Woo tampak pucat.
"Nde, gwenchana. Jangan khawatirkan aku. Kita akan jarang bertemu sekarang, Shin Hye-ya. Maafkan aku!" tangan Il Woo menyentuh rahang Shin Hye membuat air mata Shin Hye tidak dapat dibendung.
Jemari Il Woo mengusapnya pelan. "Jangan menangis! Aku tidak suka gadis cengeng. Beberapa pekan terakhir ini kita telah menjadi teman. Terima kasih kau telah jadi teman baikku, Shin Hye-ya! Tetaplah kau jadi teman baikku!" harap Il Woo. Shin Hye semakin pilu menangis. Ia tidak ingin menjadi teman baik, sebab dirinya telah jatuh cinta kepada lelaki itu. Ia telah jatuh cinta kepada Jung Il Woo.
"Sampaikan terima kasih dan permohonan maafku pada kakakmu. Mungkin kita tidak akan bertemu lagi. Dan kau, tetaplah jadi gadis baik. Aku pergi!"
"Oppa..." hanya itu yang sanggup Shin Hye ucapkan. Ia tidak sanggup berkata-kata saat Il Woo kemudian berlalu. Pergi dari rumahnya. Ia hanya menangis, menangis dengan pedihnya...

Masih ditatapnya barang-barang Eun Hye yang dikembalikan Il Woo, saat kemudian terdengar kabar buruk itu. Shin Hye seketika jatuh saat mendengar kabar, motor yang Il Woo kemudi tergelincir karena jalanan yang licin selepas hujan. Lalu ada sebuah truk menghantam tubuhnya. Nyawa Il Woo tidak dapat diselamatkan. Shin Hye pingsan.

Kepalanya terantuk kaca jendela kereta api. Dadanya tiba-tiba nyeri. Ia menggapai tangan So Jung di sebelahnya.
"So Jung-ah, tolong minta air minummu!" wajah Shin Hye tampak pucat.

Bersambung....

Nah, kalau readers pernah nonton drama Fair Lady, sebenarnya Author ingin Il Woo yang dipilih Eun Hye bukan
Sang Hyun Oppa.
Khusus untuk drama itu lho ya!

Karena Author bukan fans Eun Hye apalagi Sang Hyun. Makanya Eun Hye cameo aja deh disini. Untuk Il Woo, next ff kalau Author masih napsu ngayal, dibuatkan ff dengan karakter utama Jung Il Woo.

When The Drizzly EndedTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang