Episode 5

1K 154 17
                                    

"Apa aku harus ke bagian pernyortiran lagi?" tanya Shin Hye merasa bodoh.
"Apa kau percaya diri dengan laporanmu yang seperti ini?" Yong Hwa menatap tajam.
Shin Hye tanpa suara memgambil catatannya lalu melangkah pergi. Yong Hwa mengusap kasar wajahnya.
🐾

Shin Hye terlambat, baru datang saat semua sudah berkumpul dan diskusi setengah jalan.
"Apa harus selama itu kau pergi hanya untuk menambahkan sedikit data yang kau lewatkan tadi?" protes Yong Hwa atas kehadirannya yang dirasa sangat terlambat.
"Aku tertahan karena terpotong waktu istirahat mereka." jawab Shin Hye merasa paling bodoh dengan sikap Yong Hwa memperlakukannya.
"Harusnya kau lekas kembali bukan menunggu orang istirahat, sungguh lamban!" sungut Yong Hwa.
"Dan kalau kau merasa sangat jenius mengapa tidak kau saja yang pergi, Yong Hwa-ssi?" Wo Bin merasa emosi dengan isi dan cara bicara Yong Hwa yang sangat arogan itu.
"Tentu saja harus dia yang pergi sebab itu adalah tugasnya. Dia melewatkan data penting dari sedikit saja tugas yang diberikan padanya, Kim Wo Bin-ssi." balas Yong Hwa tak kalah kesal.
"Jika kau sangat berkemampuan mengapa harus ada partner bersamamu. Kau bisa pergi sendiri kalau ternyata kau tidak bisa bekerjasama dengan salah satu diantara kami."
"Ya, tentu saja, jika ini bukan tugas kelompok. Aku memang lebih suka mengerjakannya sendiri dari pada ditemani orang yang tidak mampu bekerja."
"Kau sombong sekali! Baru kali ini aku bertemu orang sepertimu." Wo Bin tak dapat menahan emosinya.
"Aku juga baru kali ini berkerjasama dengan orang-orang yang sulit diajak kerjasama."
"Siapa yang kau maksudkan itu?" Wo Bin melangkah dan hampir menyambar kerah baju Yong Hwa begitu kesal, tapi Ha Neul segera menangkap tangannya sambil melerai.
"Sudah, cukup! Waktu kita hampir habis. Jika kalian bertengkar seperti ini, kita tidak akan mendapatkan apa yang kita cari." ucap Ha Neul.
"Dari awal aku sudah tidak suka satu kelompok dengannya." tandas Wo Bin masih belum padam kemarahannya.
Yong Hwa tidak menyahut kali ini.
"Kita sudahi saja diskusinya, langsung lihat ke semua lokasi dan pulang." Ha Neul tidak ambil resiko dengan melanjutkan diskusi. Semua tanpa ada yang bicara, setuju.

Suasana menjadi tidak menyenangkan. So Ra dan So Jung merasa kasihan pada Shin Hye dipermalukan di depan mereka. Yang semula merasa kagum terhadap Yong Hwa, mereka kecewa dengan kata-kata pedas dan sikap kasarnya terhadap Shin Hye. Ha Neul pun tak kalah heran, ada apa sebetulnya dengan anak baru itu? Mengapa dia begitu membenci Shin Hye? Apa karena dia pun sama seperti Wo Bin bertepuk sebelah tangan?

Jika masalahnya itu, tidak ada yang bisa dilakukan. Shin Hye memang tidak pernah membuka hati untuk cowok mana pun di kampus mereka itu. Dia tidak pernah menanggapi perasaan cinta siapa pun yang terpesona padanya. Hatinya seperti membeku.
Ha Neul tentu tahu hal itu, sebab mereka sudah saling mengenal semenjak SMA. Ketika SMA ada seseorang yang berhasil mencuri hatinya, namun sebuah kecelakaan merenggut pria itu dari kehidupannya. Maka inilah Shin Hye yang ia kenal sekarang. Gadis dengan hati yang tertutup rapat bagi setiap pria yang datang padanya. Ia menjadi sangat gagu terhadap cinta. Dia hidup dengan hatinya yang seperti mati.

Saat pulang, mereka duduk berpencar di kereta. Hanya Shin Hye, So Ra dan So Jung yang tidak berpisah. Kang So Ra bahkan mengusap-usap punggung Shin Hye saat duduk di kereta. Mereka duduk bersebelahan. So Ra rela tidak duduk bersisian dengan Ha Neul kali itu.
"Sabar, oke? Omongan Yong Hwa tidak harus ditanggapi, anggap saja mobil rusak." hibur So Ra.
Shin Hye menyeringai perih.
"Kenapa dia begitu benci padaku? Aku merasakan sorot kebenciannya itu sejak hari pertama dia memasuki kelas kita. Dan aku tidak tahu apa penyebabnya." keluh Shin Hye.
"Yang kupikirkan dia sebetulnya menaruh hati padamu, hanya dia tidak tahu cara untuk mendekatimu. Kau tahu, aku dan Ha Neul sering pergoki dia sedang mencuri pandang padamu. Tatapannya sangat dalam dan penuh cinta."
"Menurutku juga begitu. Dia jatuh hati padamu hanya tidak tahu cara mengekspresikannya." sambar So Jung setuju.
"Aku tidak merasakan itu saat kami berdua. Dia sangat menakutkan dan menyebalkan." tandas Shin Hye membantah analisa kedua temannya.
"Tapi kita sepakat jika dia memang cerdas. Dia sudah menyanggupi yang akan mem-presentasikan hasil kelompok kita di kelas." terang So Ra.
Shin Hye diam.
🐾

Di rumah, di dalam kamarnya, Shin Hye jadi memikirkan semua yang dikatakan So Ra. Benarkah Yong Hwa begitu sering mencuri pandang padanya dengan tatapan dalam? Lalu apa maksudnya itu? Apa memang seperti itu sikap seseorang yang menaruh hati? Jika benar, bagaimana mungkin gadis yang ditaksirnya akan mau menerima. Sorot mata yang sangat menakutkan. Penuh kebencian dan amarah.
Shin Hye sama sekali tidak berpikir demikian. Melainkan Yong Hwa sangat membencinya.

Ada pun alasannya, ia sama sekali tidak tahu. Dan menjadi pertanyaan besar di benaknya. Namun jika benar, kini hatinya tidak untuk siapa pun. Hatinya telah memilih Il Woo dan ketika Il Woo pergi keharibaan Tuhan, maka hatinya mati. Sejauh ini tidak ada yang dapat membuat hati itu bergetar sebagaimana Il Woo membuatnya bahkan berhenti berdetak sesaat. Lelaki itu cinta matinya. Il Woo membuat hatinya tidak pernah memikirkan lelaki mana pun bahkan sejak kepergiannya. Jung Il Woo adalah pemilik hatinya meski dia sudah tidak ada di dunia.

Tanpa terasa air matanya membasahi pipi. Ia merindukannya, teramat sangat. Sudah 3 tahun sejak kepergiaannya, namun tidak sedikit pun ada yang berubah di hatinya. Yang sangat ia sesalkan Il Woo tidak sempat mengetahui semua yang terjadi di hatinya. Il Woo tidak tahu jika Shin Hye mencintainya hingga di akhir hayatnya.
Bantalnya membasah karena air yang deras mengalir dari matanya.
"Bogoshipeoyo, Oppa...!!!" jeritnya di dalam hati.
🐾

Hasil fieldtrip tersebut dipresentasikan setiap kelompok di depan kelas. Seperti kesepakatan yang telah mereka buat tanpa Shin Hye, kelompok mereka akan diwakili oleh Yong Hwa untuk tampil mempresentasikan hasil pengamatan kelompok tersebut.
Dimulai oleh kelompok yang lain, Yong Hwa belum datang. Dia mengatakan terjebak macet saat Ha Neul menghubunginya lewat telepon. Namun hingga kelompok 1 selesai dengan presentasinya, dia masih belum juga datang. Kelompok 2 sekarang yang maju, Ha Neul meneleponnya lagi, tapi tidak ada jawaban. Sambungan teleponnya tidak disahuti. Mereka adalah urutan ketiga. Ha Neul tidak akan cemas jika semua laporan ada padanya, namun laporan dan media presentasi semua ada pada Yong Hwa. Itu yang membuatnya panik.

Dan ditengah kepanikannya, ia menerima informasi dari yang mengambil telepon Yong Hwa, jika pemilik telepon seluler itu mengalami kecelakaan dan saat ini sedang berada di UGD sebuah RS. Kondisinya serius. Ha Neul langsung menyampaikan berita buruk itu kepada anggota kelompoknya terlebih dahulu.
"Mobil Yong Hwa tergelincir di tikungan akibat dia ngebut, dan dia tidak melihat mobil lain dari arah berlawanan. Mobilnya terseret oleh mobil yang menabraknya, dia sekarang berada di UGD. Kondisinya serius." jelas Ha Neul sehati-hati mungkin. Namun kabar itu langsung membuat Shin Hye terjatuh pingsan.

Kepalanya terantuk bibir meja, ia terkapar di lantai kelas tidak sadarkan diri. Suasana kelas jadi panik. Presentasi yang sedang dilakukan kelompok 2, kacau sudah. Berita kecelakaan yang menimpa salah satu mahasiswa di kelas mereka adalah benar-benar kabar duka bagi kelas mereka. Pak Yoon menghentikannya. Ha Neul dan beberapa temannya segera berlari ke RS, mengecek kabar duka itu. Beberapa mahasiswi segera pula mengurus Shin Hye. So Jung yang paling tahu kondisi phobia Shin Hye, orang pertama yang membawa Shin Hye ke klinik mahasiswa.

Bersambung....

When The Drizzly EndedTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang