Jung Yong Hwa tidak mengubah sikapnya terhadap Shin Hye, tetap dingin dan beku. Meski ia telah merasa bersalah. Begitu pula Shin Hye sama tidak peduli setelah itu. Tidak seperti sebelumnya yang merasa sangat terusik dengan sikap Yong Hwa tersebut. Jika tidak mau disebut Shin Hye pun balas membenci Yong Hwa setelah kejadian itu.
Namun kemudian Yong Hwa menghilang tanpa kabar berita, anehnya Shin Hye merasa sesuatu yang penting telah meninggalkannya. Tidak ada yang mengetahui kemana dia pergi dan untuk alasan apa? Yong Hwa datang dan pergi teramat misterius. Sekali lagi Shin Hye merasa kehilangan yang cukup menyakitkan.
Anehnya ia merasa terpukul dengan kepergian Yong Hwa, ia mengutuki mulutnya yang asal bicara. Harusnya ia tidak nyinyir membicarakan dosa Yong Hwa sehingga ia nekat mabuk sampai koma. Jika ingin berterima kasih, berterima kasihlah dengan baik. Sekarang Shin Hye merasa kepergian Yong Hwa tanpa alasan itu merupakan kesalahannya.
Hari-harinya tanpa pemuda itu membuat semangatnya meredup. Tak pernah ia mengerti. Jika memang membencinya kenapa hatinya demikian sedih saat Yong Hwa menghilang dari hidupnya. Tidak pernah ada hari-hari indah yang dilewatinya bersama pemuda itu, ia hanya merasa senang melihatnya ada di kelas. Merasa senang karena alasan apa, juga tidak tahu.
Hanya semenjak koma, semenjak bertemu Il Woo dalam mimpinya dikala koma, ia tidak pernah lagi merindukannya. Hatinya menerima dengan ikhlas Il Woo sudah berada pada dimensi yang berbeda dengannya. Ia rela Tuhan telah mengambilnya kembali. Sekarang ia lebih sering memikirkan Yong Hwa, entah kenapa disaat orangnya sudah pergi tidak tahu kemana.
Shin Hye terus memikirkannya hingga akhirnya pendidikannya selesai. Yong Hwa betul-betul menghilang tanpa jejak.Hari itu Shin Hye tampil cantik mengikuti acara wisudanya. Padahal Yong Hwa pergi hanya 6 bulan saja menjelang akhir pendidikannya. Yang lain sama-sama hadir dengan tampilan terbaiknya dan begitu bahagia.
Jika Yong Hwa ada, turut jadi bagian acara itu, mungkin dia akan tampil di podium menyampaikan pidato sebagai lulusan terbaik. Sayangnya ia pergi di saat-saat akhir. Dan Shin Hye merasa jadi penyebab kepergiannya itu.
🐾3 tahun kemudian
Udara kota Seoul terasa membakar di musim panas. Shin Hye melepas sepatu fantovel dari kakinya. Ia berjalan tanpa alas kaki. Stelan jasnya sudah tak karuan. Kusut dan rambutnya yang diikat asal pun awut-awutan.
Ketika tiba di pintu FO, ia memutar-mutar tasnya menggoda security yang turut berjaga di sana."Awas, Ajhussi!" teriaknya.
"Nn. Shin Hye, hentikan!" pelotot security takut tas itu mengenai jidatnya lagi. Shin Hye senyum sambil menghentikan aksi kekanak-kanakannya.
"Ini permen untuk Ajhussi. Jangan dibagi-bagi! Aku beli khusus untuk Kim Ajhussi dari Pohang." tangannya menyelipkan sebungkus permen di tangan lelaki bertampang seram itu.
"Anda dari Pohang? Gojimall... 2 jam yang lalu Anda pamit mau ke Myongdong" protesnya.
"Ah, memang sulit membohongi Ajhussi. Kau terlalu cerdas, Ajhussi." keluhnya.
"Pakai sepatunya, diatas ada Bapak Deputy." beritahunya.
"Benarkah?" Shin Hye terburu-buru menurunkan sepatu yang dijinjingnya ke lantai, lalu segera memakainya.
"Aku harus buru-buru ke ruanganku, Ajhussi."
"Jangan lupa rapikan dulu rambutmu, Nona!"
"Nde, gomowoyo Ajhussi!" Shin Hye berteriak seraya berlari pergi.Saat ini ia bekerja sebagai pegawai negeri di Departemen Pariwisata. Ia sebagai tenaga fungsional di Direktorat Promosi Pariwisata Korea. Bidangnya membawahi bentuk-bentuk promosi tempat-tempat wisata, kuliner, kesenian, budaya dan segala hal tentang negara Korea. Pekerjaannya sendiri setiap hari menulis surat, translate dokumen, kadang-kadang menyelenggarakan pameran yang berkaitan dengan kepariwisataan. Dan dia tampak enjoy dengan tugasnya.
Ruangannya adalah kamar yang berpetak-petak. Sesuai dengan sub bidang dan seksi-seksi. Yang disebut Kepala Deputy adalah jabatan setingkat di bawah Menteri. Atau bos para kepala bidang. Maka orang yang datang itu adalah orang penting. Atasan bosnya. Tapi beliau ramah dan sangat menyukai kerapihan dan keindahan. Dalam upaya untuk menyenangkan pandangannya ia memperbaiki tatanan rambut dan memoles lagi sedikit pewarna bibir. Kalau-kalau dia akan berkeliling mendatangi setiap ruangan. Kalau tidak, ya selamat dengan tampilan yang kucel dan kusut masai.
Minggu depan seksi perencanaan, tempatnya bernaung akan menyelenggarakan pameran bunga di pulau Jeju. Ya, jangan aneh.... Tempat-tempat wisata nomer satu di negaranya adalah tempat mainnya. Dalam seminggu bisa bolak-balik beberapa kali untuk kepentingan tugasnya. Dan dirinya sebagai salah satu yang ditunjuk sebagai penanggung jawab untuk perhelatan skala regional itu untuk kali ini.
Ia berangkat dengan penerbangan pagi. Tiba di tempat tujuan langsung menyelenggarakan rapat dengan pihak-pihak terkait. Sebab dalam perhelatan ini pihak swasta sangat terlibat. Beberapa manager dan direktur perusahaan besar turut ambil bagian, kemudian kepala daerah dan jajarannya. Direktur Hotel tempat akan dilangsungkannya acara, semua ada. Mereka membahas banyak hal mengenai teknik pelaksanaan. Rapat itu tak ayal memakan waktu dari pagi hingga sore. Shin Hye mengurut dahinya yang terasa pening seusai pertemuan. Semalam kurang tidur makanya kepalanya terasa berat sekarang.
Ia memutuskan untuk mengisi perut sebelum beristirahat di kamar. Sebab ia berencana untuk langsung tidur begitu memasuki kamar.
Ia tengah menekuni daftar menu kala pelayan membawakannya sepiring pudding dan Teh hitam hangat.
"Seseorang meminta saya untuk memberikan ini kepada Anda, Son-nim. Ini pudding rumput laut, akan sangat baik untuk lambung Anda sebelum diisi makanan berat. Sebab beliau melihat Anda sejak tadi hanya makan permen dan minum air mineral." oceh peramusaji itu rinci.
Shin Hye ragu sejenak. Lalu ditatapnya pramusaji yang tengah meletakan piring di hadapannya.
"Siapa yang Ajhussi maksud?" tanya Shin Hye.
"Beliau tamu kami sejak seminggu ini dan beliau sudah memperhatikan Anda sejak Anda datang tadi."
"Boleh aku tahu beliau itu siapa?" Shin Hye penasaran.
Dia menggeleng. "Beliau tidak mengijinkan. Permisi, Nona!" dia berlalu. Shin Hye masih menatap hingga punggungnya hilang di balik ruangan sana. Shin Hye menatap pudding yang tampak lezat, tapi tidak segera ia nikmati. Matanya memendar, memindai seluruh ruang makan itu. Bahkan hingga ke halaman luar. Siapa tahu dia memperhatikan dari balik pintu. Tapi nihin. Tidak ada yang bisa dicurigai.Ditatapnya lagi apertizer itu, ia mulai menyendoknya. Namun tetap ragu saat memasukannya ke dalam mulut. Sekali lagi diliriknya sekelilingnya. Siapa sebetulnya dia? Kenapa tahu ia yang hanya makan permen dan minum air mineral? Mungkinkah salah satu yang ikut terlibat dalam rapat tadi? Namun rasanya tidak seorang pun ada yang kenal atau tampak peduli pada apa yang dikonsumsinya.
Sambil menikmati pudding sambil benaknya berpikir tentang orang yang berbaik hati padanya itu. Tapi ya sudahlah... jangan dipikirkan. Bisa jadi memang salah satu peserta yang akan turut ambil bagian di pameran nanti. Ia mulai menyantap hidangan yang dipesannya. Khas daerah pantai, yakni : sop kepiting dengan nasi putih.
Pagi itu Shin Hye mengadakan technical meeting dengan seluruh anggota panitia. Ditengah-tengah acara seluruh peserta disuguhi secangkir kopi yang masih mengepulkan asap dengan makanan kecil, kecuali Shin Hye. Untuknya pelayan memberikan juice lidah buaya dengan apple pie.
"Ini khusus untuk Anda, Nona. Seseorang meminta kepada saya untuk memberikan minuman ini untuk Anda. Juice lidah buaya sangat baik untuk lambung Nona." jabarnya.
"Apa dia masih orang yang kemarin?" tatap Shin Hye. Pelayan itu mengangguk.
"Ya, baiklah. Sampaikan padanya terima kasih."
"Nde, aguesmidha!"
Sambil mulai menghirup juice itu Shin Hye berpikir, kira-kira siapa dia?
Tapi sekali lagi Shin Hye tidak ingin membuang waktu hanya untuk memikirkannya.Namun selesai makan malam, pelayan menghampirinya lagi dengan membawa Teh ginseng madu.
"Minuman ini sangat baik Nona konsumsi sebelum tidur, supaya Nona dapat beristirahat dengan optimal."
"Pasti ini dari orang yang sama kan, Ajhussi?"
"Betul, Nona. Beliau sangat memperhatikan Anda."Bersambung...

KAMU SEDANG MEMBACA
When The Drizzly Ended
RomancePark Shin Hye selalu berpikir, kebekuan dan sikap Jung Yong Hwa yang dingin kepadanya tanpa sebab, sangat menyebalkan. Namun ia terhenyak ketika mengetahui hal yang sebenarnya terjadi. Dan selanjutnya ia merasa sikap Yong Hwa tersebut tidak berlebih...