Episode 4

1K 156 10
                                    

"Shin Hye-ya, kau kenapa?" So Jung kaget sambil cepat diambilnya air mineral dari tasnya. "Ini minum!"
Shin Hye segera meneguk air mineral yang disodorkan So Jung. Baru ia dapat bernapas normal.
"Kau mimpi kecelakaan?" pandang So Jung, ia mengetahui Shin Hye selalu terserang gangguan pernapasan tiba-tiba jika melihat, mendengar bahkan bermimpi tentang kecelakaan lalu lintas.
"Ani. Aku baik-baik sekarang. Thank's, air minummu aku habiskan." Shin Hye menggeleng.
"Nde, gwenchana." So Jung sama sekali tidak keberatan. Shin Hye tampak telah tenang kembali.

Menurut So Jung, kepanikan dan ketakutan Shin Hye yang berlebihan terhadap kejadian kecelakaan lalu lintas itu adalah gangguan kejiwaan. Sudah 3 kali ia memergokinya, pertama Shin Hye terjatuh pingsan saat terjadi tabrakan di traficlight. Untung tidak sedang nyetir.
Kedua kali, waktu ia bercerita tentang kejadian kecelakaan lalu lintas saat hendak berangkat ke kampus, korbannya luka parah. Shin Hye hanya mendengarkan tiba-tiba sesak napas dan nyaris pingsan.
Ketiga kali, saat ia ketiduran di kampus, tiba-tiba ia membekap dadanya seperti kehabisan napas. Rupanya ia mimpi tentang kecelakaan.

Tapi Shin Hye selalu menolak untuk konsultasi dengan psikiater. Ia selalu mengatakan dirinya baik-baik saja. Padahal teman-teman sekelasnya tahu ia mengidap phobia kecelakaan lalu lintas. Mereka sangat mengkhawatirkan jika Shin Hye sedang membawa mobil, lalu terjadi kecelakaan di depan matanya. Sangat berbahaya. Tapi sejauh ini hal seperti itu tidak terjadi, dan pernah sekali-kalinya terjadi saat ia menumpang di mobil So Jung.

Dan Shin Hye tetap berani membawa mobil sendiri ke kampus, sebab yang membuatnya sesak napas hingga pingsan jika melihat kejadian kecelakaan dan korbannya berdarah-darah. Kepalanya seketika pusing dan napasnya sesak. Jika tidak terlihat korban, ia dapat menahan diri.
🐾

Mereka tiba di stasiun, dari stasiun dijemput oleh mobil dari perusahaan yang akan mereka kunjungi. Disana nanti mereka akan menggali informasi yang sedalam-dalamnya mengenai perusahaan tersebut. Duduk disamping supir adalah Jung Yong Hwa, kali ini Shin Hye tidak berhasil menghindar dari Wo Bin. Anak jangkung itu duduk persis disampingnya membuat tempat duduk mereka jadi sempit, sebab penuh oleh kakinya yang panjang. Di jok belakang Ha Neul, So Ra dan So Jung.

Jika biasa Shin Hye sangat sulit melihat senyum Yong Hwa, bahkan tidak pernah sekali pun melihat sejak mengenalnya, maka saat itu ia begitu murah senyum mengobrol dengan ajhussi sopir. Entah apa yang mereka perbincangkan membuat keduanya begitu bahagia.
Tidak lama mereka tiba di tempat tujuan, yakni pabrik pengepakan Ginseng. Tanaman khas Korea yang mengandung sejumlah khasiat untuk kesehatan.
Mereka diterima oleh direktur perusahaan itu yang dengan kedua belah tangan terbuka mempersilakan anak-anak mahasiswa itu mengorek tentang perusahaannya.

Sejak mulai mendatangkan bahan baku, kualifikasi yang ditetapkan, proses penyortiran dan pengepakan, proses penjualan atau pengiriman barang, hingga ke managerial.
Mereka membagi kelompoknya menjadi 3 kelompok kecil untuk mengumpulkan data sebanyak itu. Yang berarti setiap kelompok terdiri dari 2 orang. Dengan pembagian tugas : 2 orang ke bagian pabrik, 2 orang bagian produksi dan 2 orang lagi bagian manajemen atau administrasi.

Kembali terjadi keributan kecil saat pembagian kelompok. Wo Bin langsung memilih partner-an dengan Shin Hye, sebaliknya Shin Hye menolak berpasangan dengan pemuda yang merupakan penggemar beratnya itu.
"Kau ini punya masalah apa denganku? Selalu saja menolak untuk bersamaku." protes Wo Bin atas penolakannya itu.
"Dan kau kenapa selalu ingin denganku, padahal aku sudah kerap menolakmu?" balas Shin Hye.
"Karena aku akan merasa nyaman denganmu. Kecerdasanku timbul jika aku berpasangan denganmu." senyum Wo Bin.
"Dan aku kebalikannya darimu, aku suka jadi tambah bloon bila denganmu, Kim Wo Bin-ssi." sergah Shin Hye gemas.
"Lalu kau memilih berpasangan dengan siapa, Shin?" pandang Ha Neul sabar.
"Jika So Ra tidak mengijinkanmu pergi denganku, aku memilih So Jung saja."
"Kau juga tidak memilihku, Shin Hye-ya?" tatap So Ra tersinggung.
"Ha Neul pasti tidak mengijinkanmu denganku, makanya aku tidak memilihmu, chinggu-ya."
Baru Kang So Ra tersenyum manis.

"Jika terus berunding masalah pembagian kelompok, aku rasa kita tidak akan pernah mulai." Suara Yong Hwa membuat semua mulut terkatup. "Ini keputusan terakhir yang harus disepakati oleh semua orang, suka atau tidak. Dan ini pemilihan yang fair karena bukan atas penunjukan. Silakan para cewek yang ambil gulungan kertas yang tertulis nama anggota yang nanti akan menjadi teman kelompoknya. Aku putuskan kita berpasangan saja supaya memudahkan jika ada hal yang sulit diatasi berkaitan dengan gender." perintah Yong Hwa meletakan 3 gulungan kertas di atas meja. Tanpa ada yang membantah para cewek mengambil gulungan masing-masing satu, dan benar tidak ada lagi yang protes. Semua menerima keputusan yang jujur dan adil tersebut. Meski entah di dalam hati masing-masing, sebab Shin Hye pun mengutuk di dalam hatinya ketika ia berpasangan dengan yang memiliki ide itu.

"Oke, kita berpencar sekarang dan 1,5 jam kemudian berkumpul lagi disini. Kita diskusi sebentar baru sama-sama kita lihat setiap bagian perusahaan ini, setelah itu pamit." putus Ha Neul yang disetujui oleh semua anggota kelompoknya. Kemudian semua berpencar sesuai dengan tugas yang dibebankan kepada masing-masing anggota.

Shin Hye berjalan malas di belakang Yong Hwa menuju pabrik pengepakan. Dari sekitar 20 orang mahasiswa di kelasnya, mengapa harus cowok ini yang berpasangan dengannya dalam rangka mengerjakan tugas kelompok. Tak habis mengerti. Jika bertemu di kelas saja dia sudah enggan, apalagi hanya jalan berduaan begini. Pasti dia semakin ingin muntah dengan Shin Hye berada menempelinya.
Tapi ini adalah keputusannya juga. Sebenarnya dia punya peluang untuk tidak berpasangan dengan Shin Hye andai dia tidak punya ide brilliant. Ah, yang paling bahagia sepertinya Kang-Kang couple itu. Dengan cara apa pun pemilihan pasangan dilakukan, mereka selalu ditakdirkan bersama. Agaknya mereka memang jodoh yang sudah ditentukan langit. Shin Hye menggaruk kepalanya yang tidak gatal.

Berpasangan dengan Yong Hwa sebetulnya sama sekali tidak buruk. Pemuda itu tahu persis tugasnya, baik sebagai anggota kelompok yang memang berotak cerdas. Atau pun sebagai pria. Pada pengepakan Ginseng, seluruh proses lebih banyak dilakukan oleh karyawan pria sebab membutuhkan lebih banyak angkat berat. Karyawati di bagian itu hanya bertugas catat mencatat dan menyortir ginseng yang akan dikemas.

Yong Hwa menunjukan kualitasnya sebagai mahasiswa berotak cemerlang. Pertanyaannya cerdas dan merupakan point-point penting dari keseluruhan proses tersebut. Shin Hye terlihat seperti kambing congek dan wartawan amatir, yang hanya menulis tanpa ada keinginan untuk memperdalam informasi yang ditulisnya.
Benar lagi analisa Yong Hwa tentang memasangkan anggota cowok dan cewek, sebab di bagian mesin cewek tidak diperkenankan masuk. Sementara mereka butuh informasi akurat tentang proses pengepakan itu. Shin Hye semakin gemas sekaligus kagum dibuatnya.

Dan menjelang mereka berkumpul lagi untuk diskusi, setelah 1,5 jam berlalu untuk mengumpulkan data dari tiap bagian, Yong Hwa memeriksa catatan Shin Hye.
"Mana data yang kau kumpulkan?" tanyanya.
Shin Hye menyerahkan hasil orat-oretnya, dan Yong Hwa terbelalak.
"Apa ini? Apa yang kau dapatkan?"
"Ini adalah proses penyortiran ginseng."
"Mana data lainnya?" tatap Yong Hwa.
"Data apa lagi maksudmu di tempat penyortiran?" Shin Hye bingung.
"Kau tidak mencatat jenis ginseng apa saja yang lolos dari proses penyortiran?"
"Ini aku catat di bagian bahan baku. Jenis, ukuran dan kualitas ginseng yang masuk ke pabrik."
"Dan kau tidak menginformasikan jenis, ukuran dan kualitas ginseng yang lolos dari penyortiran?"
Shin Hye diam.
"Kau tidak bisa membuat laporan dengan data yang setengah-setengah seperti ini. Kau harus meyakinkan pembaca laporan jika tim sortir bekerja. Jika seperti ini datamu, tim sortir seperti tidak bekerja. Kau paham maksudku?"

Bersambung....

When The Drizzly EndedTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang