Rey pov
Aku berjalan di rumah kakekku. Rumah itu ya lumayan lah kalo dibilang lumayan mewah.
Kakek menyuruh anak dan cucunya datang untuk tujuan ingin membagikan warisannya kepada penerusnya.
Kata daddy lepaskan saja harta itu kepada orang yg serakah(pamanku) karena orang yg ikhlas akan dikaruniakan banyak rezeki.
Dan mummy menyuruh ku untuk tidak mempersalahkan harta yg diwariskan ke siapa. Karna aku yakin walaupun aku ingin banyak harta orang tuaku kan udah jadi orang kaya ke 1 didunia bisnis maupun magazine.
"Silahkan tuan muda ini kamar anda" kata salah satu maid dirumah kakek.
Aku hanya mengangguk dan tersenyum paksa dan masuk kedalam kamar dan merebahkan diriku ke bed.
Keluargaku sedikit ada selisihan dengan pamanku.
Karena pamanku itu koruptor tapi masih juga bebas berkeliaran.
Aku sebenarnya kurang akrab dengan nya tapi tidak dengan sepupuku.Kak Ridwan. Ya dia orang yg paling baik dan tak pernah suka pada ketamakan orang tuanya.
Ketika aku berjalan keluar dari kamar ku aku tak sengaja mendengar percakapan paman, tante dan kak Ridwan.
"Rid. Kamu harus mendapatkan harta warisan itu ! Kalo tidak semua pasilitas kamu dan pekerjaan kamu akan papa sita. Buat situa bangka itu memilih mu!!" Kata paman dengan membentak.
"Dan jangan pernah kamu menolaknya ya. Kamu tau gak pasti rey akan tertawa kalo dia yg mendapatkan hartanya."kata tante.
"Ma, pa, aku itu gak mau harta yg penting pertalian persaudaraan tetap terjaga" kata kak Ridwan dengan nada melemas.
Dan aku malas lama lama mendengarkan perkataan tikus curut itu.
Aku terkadang heran melihat indonesia. Masa penghianat di bela orang yg benar ditindas.
Katanya negara indonesia adalah negara hukum. Ya itulah perkataan guruku ketika aku masih sekolah dulu tapi mana buktinya? Tinggal sogok guna uang dah bebas para bangsat dari hukum.
Orang kaya disayang orang miskin dibuang. Makanya aku malas jika harus belajar hukum disini.
Aku berjalan dan masuk keruangan kakek tapi aku tanpa sengaja aku mendengar suara jeritan yg ada di ruang tamu. Dan aku langsung lari kesana.
Dan apa yg aku liat belum tentu kalian berani menatap.
Aku melihat seorang dengan masker berbaju serba hitam dan menancapkan pisau diperut kakek.Aku berlari dan mengejarnya tapi sial dia sudah lari lewat jendela. Anjeng itu orang. Aku mencabut pisau di perut kakek yg telah berlumuran darah.
" kek bangun kek!??" Kata ku dengan wajah cemas walau gelisah aku masih ganteng loh.
"Ada apa ini!!??" Kata pamanku.
"Paman tolong kakek paman ! Tadi ada orang yg bunuh kakek dan dia sekarang sudah pergi!!" Kataku dengan nada cemas.Lalu setelah itu daddy dan mummy datang dan teriak histeris tante membuat semua maid datang dan daddy menelpon polisi.
Apa daya ternyata kakek sudah mati nada denyut dinadi nya sudah lenyap ini pasti salah ku.
Lalu polisi datang dan mengambil semua bukti yg ada setelah diselidiki ternyata pisau itu memiliki cap tangan ku.
Jujur memang aku yg mencabut pisau yg menancap diperut kakek ku. Dan para polisi menelusuri semua ruangan dirumah itu dan salah satu polisi melapor pada atasannya bahwa ada yg aneh didalam kamarku.
Sontak kamipun lari kekamarku dan betapa terkejutnya aku bahwa baju yg dikenakan pembunuh tadi ada di bawah kolong tempat tidurku.
Semua memandang ku termasuk daddy dan mummy seolah bertanya dari tatapannya"apakah kamu yg melakukan ini" mungkin seperti itu lah pertanyaannya.
Aku menggeleng dengan mantap dan seumur hidupku aku gak pernah bohong pada siapapun tapi ini tuduhan yg aaaaarrrggghh entahlah.
Polisi pun akhirnya meringkusku. Aku tak cuma pasrah aku melawan polisi itu dan lari dari kejadian itu karna kepalaku dan pikiranku gak bisa berfikir dengan jernih sekarang.
Hingga sejauh mungkin aku harus bersembunyi selama beberapa bulan kedepan.
YOU ARE READING
idiot lovers (Alasan Mencintaimu)
RomanceKau bilang setelah dua bulan kau akan pergi dari hidupku tapi apa ? Kenapa kau malah membuatku semakin sengsara? Kau tau? Semua orang pasti tak akan mau menikah dengan gadis tapi sudah tak perawan lagi. Kenapa aku menjadi korban dalam masalah yg kal...