I don't know

17 1 0
                                    

"Lama tak bertemu Shin." Kata orang itu sambil tersenyum hangat.

Angin berhembus membelai tubuh mereka berdua. Raito membeku mendengar perkataan pria didepannya.

"Apa maksudmu, Kak Reon?"

Sosok didepan Raito adalah Reon Hunter, sosok kakak dari teman sekelasnya.

"Dan, namaku Raito bukan Shin." Lanjut Raito.

Seulas senyum terpampang diwajah menawan Reon.

"Karna itu namamu."

"Apa maksudmu? Aku tidak mengerti." Raito menatap Reon penuh tanya.

"Untuk saat ini kau tidak perlu mengerti. Kau akan mengerti jika saatnya tiba." Reon melemparkan sebuah buku bersampul hitam polos tanpa judul.

"Buku itu akan membantumu menemukan jawabannya, Shin." Setelah mengatakan itu Reon segera berbalik tanpa mengatakan apapun lagi pada Raito.

Raito memandang buku pemberian Reon dengan pandangan yang sulit diartikan. Ia mengusap sampul buku tersebut perlahan. Sebuah perasaan aneh hinggap didiri Raito, ia merasa familiar dengan sensasi yang ditimbulkan oleh buku yang saat ini berada dalam genggaman tangannya.

.
.
.

"Kak, kapan kita akan menyerang dunia manusia? Aku sudak tak sabar untuk membinasahkan mereka." Ujar sosok pemuda berambut panjang dengan warna hijau rumput pada sosok pemuda bersurai raven pendek yang duduk di atas tahta.

"Envy benar kak, kita harus segera melenyapkan para manusia brengsek itu. Karna mereka kakak diusir dari surga." Setuju salah satu sosok wanita bersurai diruangan itu. Surai seqarna bunga sakura muliknya sedikit bergerak mengikuti gerakannya.

"Kalian bersabarlah, kita tunggu saat yang tepat, aku sudah mempersiapkan rencana untuk ini." Kata sosok yang dipanggil kakak tersebut, tenang.

"Tapi kak, kita sudah terlalu lama menunggu. Aku sudah tidak sabar lagi ingin menghancurkan mereka."

"Kemenangan akan menghampiri mereka yang mau bersabar." Kata sang kakak dengan seringai iblis, dan mata merah yang berkilat menjanjikan penderitaan.

.
.
.

Raito kembali mengelilingi Desa Doff, desa tempat ia dibesarkan sebelum tragedi penyerangan itu terjadi.

"Aku tak merasakn apapun disini..." Guman Raito, matanya memandang sekeling mengovserfasi lingkungan sekitarnya mencari-cari tanda-tanda makhluk kegelapa.

"Aku rasa informansi yang diterima papa sa-"

#DUARRR!!!

Sebuah ledakan yang cukup besar menghentikan kalimat Raito.

"Ohh, aku tarik ucapanku kembali."

.
.
.

"Akiraaa!!!"

Sebuah panggilan menghentikan laju Akira. Ia membalikan badannya mencari sosok tang tengah memanggilnya.

"Arch? Ada apa?" Tanya Akira begitu ia mengenali sang pemanggil.

"Penjaga gerbang menitipkan ini padaku." Arch memberikan kotak ditangannya pada Akira. "Penjaga itu bilang seorang pria yang menitipkan itu padanya."

"Baiklah trima kasih."

"Tak masalah sobat, aku pergi dulu, jaa."

Arch segera pergi berbalik dan pergi meninggalkan Akira yang tetap diam ditempat.

E.N.D : The Knight And Drak CreatureTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang